Jumat, 28 Oktober 2011

40 Hari Terakhir ...Bersamanya

Postingan ini adalah bagian penutup atau part 3 dari yang sudah kelar part 1 & part 2 nya. Tulisan ini juga merupakan bagian dari cerita pribadi gw mengenai mengenang 2 tahun Almarhum Mama. Ini adalah bagian dari kenangan manis terakhir gw dimana selama lebih kurang sebulan annual leave gw habiskan bersama Mama. Selama masa cuti ini gw selalu bersama mama, ketika kami juga jalan2 ke pontianak dan sambas mama juga senantiasa ikut dengan kami. dan ketika kami pulang, Mama juga mengantarkan kami sampai ke airport Supadio. Kalau di hitung secara detail dan cermat maka masa 40 hari terakhir beliau di dunia adalah lebih kurang masa kami annual leave di tambah 10 hari setelah kami pulang kembali ke Sarawak.

Ramadhan 1430 H.. lokasinya Mega Mall Pontianak.... selesai shopping... Zahia kelaperan.. jadi Bunda pesan plain  porridge padahal belum buka puasa lagi.
Ini adalah kali terakhir Mama mengunjungi Mega Mall dan menemani cucu pertamanya shopping. Pada saat foto ini diambil kondisi mama tidak terlalu sehat karena beliau agak demam, tetapi karena ingin sekali selalu mendampingi Zahia maka beliau memaksakan diri juga.
Mengunjungi adik Bapak di Sambas sekitar 90 km ke utara Singkawang semasa lebaran Idul Fitri 1430 H
Foto bersama keluarga yang berada di Sambas Kalbar
Mama maen bersama Zahia. Intan & Ikhsan adalah adik sepupu gw
Mengunjungi rumah almarhum kakek di Setapuk Kecil. Yang di tengah adalah istri almarhum kakek alias nenek tiri gw. Kakek gw menikah lagi setelah istri pertamanya wafat dan sebagai informasi tambahan kedua2 istri almarhum kakek gw adalah gadis china yang masuk islam (muallaf)
Mama walaupun kurang begitu sehat masih terus berusaha untuk tampil dengan baik di hari 01 Syawal 1430H. Salah satu menu favorit mama adalah sup ceker. Di kasur inilah Mama menghembuskan nafas terakhirnya tanpa di dampingi oleh siapapun. Mama berbaring seperti kebiasaannya dan sambil menonton TV kemudian gak lama Jamilah adik gw mulai curiga karena bagian perut Mama tidak bergerak sama sekali alias gak ada lagi pergerakan nafas.
Bunda & Zahia di hari Lebaran
Maen bersama cucu tersayang.... Zahia Shahmin Najla
Kiri - Kanan : Mama mertua gw alias Ibu Noortje Hadiningsih - Almarhumah Mama - Almarhumah Mak Cik (wafat beberapa bulan yang lalu) - Ibu Mertua  Adik gw nomer 3
Foto keluarga terakhir bersama Mama
Syuhada & Ummy bersama Bapak & Mama (adik gw nomer 2 dan istrinya berasal dari Boyolali)
Indra Gunawan & Sri wahyuni bersama Bapak & Mama (adik gw nomer 3 yang ketika foto ini di ambil sedang hamil 8 bulan)
Jamilah (nomer 5) & Eni Kartini (nomer 4) bersama Bapak & Mama.... Jamilah adalah orang pertama yang menemukan Mama sudah wafat di depan tv ketika sedang menonton pada pukul sekitar 05.00 pm 
Foto terakhir kami bersama alhmarhumah Mama. Ketika ini Ummy & Sri sedang hamil dan Mama ketika itu berujar Lebaran tahun depan pasti sangat ramai karena anak Ummy & Sri sudah ada maka ada teman Zahia
Di pagi hari Zahia udah di culik oleh tante2nya. Gw & susan ada di dalam rumah dan gak tahu bahwa Zahia udah dikerjaain oleh tante2nya
Udah kayak orang Bali.....
Berbuka puasa bersama Mama di salah satu Cafe di Pontianak.
Eni Kartini sangat dekat dengan Mama dan paling di sayang oleh Mama. Walau begitu hal tersebut tidak sama sekali membuat kami jealous
Mama Mertua eeehmmm sangat modis kan.... kalo Mama gw... eeehmmm sangat sederhana dan apa adanya
Ini adalah foto tertanggal 01 October 2009 ketika kami harus pulang kembali ke Sarawak dan Mama ikut serta mengantarkan sampai ke Supadio Airport Pontianak. Lamaaaaa sekali beliau mencium Zahia di airport ini.
Mertau dan mama bergaya sambil menunggu gw menyelesaikan berbagai dokumen yang di perlukan
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan & meridhoi semua amal ibadahmu Mama. Doa kami semua selalu akan kami panjatkan kehadirat Allah SWT. 


Ya Allah... ampunilah segala kesalahan dan dosa mamaku
Ya Allah... curahkanlah segalah kasiih sayang-Mu kepada mamaku
Ya Allah... sayangilah mamaku seperti beliau sangat menyayangiku
Ya Allah... jauhkanlah segala siksa kubur dan siksa neraka kepada mamaku
Ya Allah... hanya kepada-Mu lah tempat kami memohon dan kabulkanlah do'a kami ini.






Marudi - Sarawak
... Ayah Double Zee ...

Selasa, 18 Oktober 2011

Akhirnya Nongol Juga (Episode Melahirkan Normal)

Jeng Allisa : “Raja udah masuk sekolah San. Dia kekeuh minta sekolah sampe nekad berhenti nenen”

Jeng Motik : “Kenzie tanggal 1 Oktober kemaren ditimbang udah 6,4 kilo. ASInya cucok boo”

Teh Vera : “Saaaann, blogku pindah domain jadi www.veraazka.com”

Mamake Angs : “Jeng Soes, ekye tiba2 kangen dirimyu. Dan taraaaa, membuka blog dirimu dan membaca ulang tulisan dikau”

Neng Orin : “Teh, diriku bikin kuis. Sayang dikau lagi hiatus jadi ga bisa ikutan. Hiks!”

Jeng IyHa : “Udah seger belom Say setelah berojolan??”

… de-el-el … de-ka-ka … de-es-be …

Apdet kabar terbaru dari teman2 blogger, via sms, secara ekye selama 2 bulan teramat sangat susye sekalee untuk bermesraan dengan benda berudul laptop dan modem. Untung ada makhluk jenius yang berhasil menciptakan handphone di muka bumi ini sehingga meski gw vakum untuk ber-BW ria tapi silaturahmi masih teteup terjaga

------------------------------------------------------------------------------------

Holaaaaa epribodi, piye kabare? Sehat2 semua kan Cyiiinnn?? Dooohhh 2 bulan lamanya Jeng Soes berdormansi, akhirnya baru sekarang bisa nongol lagi. Untungnya, selama gw menghilang dari peredaran, laki tercinta yang paling ganteng dan sekseh sekampung yaitu Om Zul, dengan sangat baik hati mau mengisi kehampaan blog keluargazulfadhli. Kaga tanggung2, Beliau juga bermetamorfosis menjadi banci kuiz seperti bininya. Hohoho, suatu prestasi yang menakjubkan tentunya bagi makhluk super sibyuk kaya doski. Tapiiiiii, masih banyak juga Temans yang kecele dengan keberadaan Beliau. Om Zul yang gentayangan wara-wiri, eh dikiranya ekye. Contoh:

- 1st time Om Zul ngikut kuiz. Akhirul kata, Jeng Puteri Amirilis mendaftarkannya dengan nama Ibu Susan Noerina. Hihihi, cucian deh laki gw! Padahal pan dari segi penulisan, tulisan si Om jauh berbeda style dengan dirikyu yang kacrut ini

- Sebagai pasagan suami istri yang harmonis romantis dangdutis, selain berbagi kolor, mengelola blog berdua, kami juga menggunakan akun pesbuk bersama. Suatu ketika, Om Zul lagi dinas liar ke Marudi. Karena malem2 kaga ada kerjaan, doski rumpi2 deh di wall nya Mba Anaz. Ga lama Bang Atta nimpalin. Rumpiannya mengenai nasi kuning, dimana Om Zul minta resep nasi kuning komplit-plit-plit ala Jawa ke Mba Anaz. Sekian lama berlalu, akhirnya tanggal 10 kemaren Bang Atta berbaik hati menuliskan resep nasi kuning melayu yang sedap bin nikmat buatan Emak tercinta. Dan lagi2, Bang Atta menyebutkan nama ekye pada kata2 pembukaan:
“Postingan cara membuat nasi kuning melayumuncul karena ada pembicaraan antara Anazkia dan Jeng Soesan di FB kemaren”

Hehehe, ya udah deh Om Zul terima nasib ajah kalo ternyata bininya lebih seleb kulit cap 88 dibanding dikau

Wokeh. Hirup napas dalam2, keluarkan pelan2 lewat hidung [ya iyalah, ga mungkin lewat keteks], lakukan sebanyak 8 hitungan. Saking banyaknya yang mo diceritain, gw jadi binun mo nulis apaan. Well, setelah bertafakur selama 12,5 menit, dengan mulut tak henti2 mengunyah biskuit coklat sampe ampir khilaf plastiknya pun mo ekye makan, akhirnya diputuskan bahwa rumpian kali ini adalah mengenai proses berojolan kemaren, yang menorehkan kesan mendalam baik di hati maupun Mrs.V gw [hehehe, gimana kaga berkesan wong bongkar pasang jaitan ampe 2x].

Seperti yang Temans tau, bahwa di postingan sebelumnya dimana gw masih menjabat sebagai Bu Bunting, Dokter memprediksi bahwa EDD (Estimasi Due Date) adalah tanggal 5 September. Gw juga selalu berdoa supaya moment penting tersebut datangnya saat Om Zul ada di rumah, lagi bebas dari dinas liar. Tapi apa daya para pemirsa, seperti orang bijak bilang: Jalan2 ke Manga Dua, beli kemben dan batu ulekan, manusia bisa berencana, Tuhan jualah yang menentukan [plizz tolong jangan pertanyakan korelasi antara kemben dan batu ulekan], ternyata Sang Maha berkeputusan lain. Jabang Beibeh kepengen juga ikutan Lebaran. So, maju 3 minggu dari hari-H, Zafira lahir tanggal 19 Agustus 2011, jam 3.03 am. Disaat Sang Ayah dinas ke Paong (salah satu camp). Begini kronologisnya.

17 Agustus

66 taun lalu. Para pemuda sedang sibuk ngeruncingin bambu yang mulai tumpul. Sebagian antri di salon dengan tujuan mulia: pijat aromatik dan totok aura, untuk meluruskan otot2 setelah sekian lama berjibaku dengan penjajah. Nenek gw, yang saat itu belum jadi nenek2 [Jeng Soes, pliiizzz!! Berikan informasi yang penting2 ajah!!], tengah mengisi perut dengan tiwul 2 bakul. Tiba2, tepat jam 10 pagi, terdengar suara Bung Karno di radio, membacakan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Air mata haru pun menggenangi mata Nenek. Cepat2 diletakkan piringnya, lalu pergi ke sungai karena ingat bahwa cucian kotor masih 1 ember.

18 Agustus

Hari itu puasa ke 18. Seharian gw dilanda perasaan pengen boker. Perut kembung, kaki pegel linu, kepala cekot2, panu kadas kurap. Meski demikian, gw tetep beraktifitas seperti biasa. Tapi entah kenapa, setelah berbuka puasa dengan es kelapa muda, nasi + ikan goreng + pecel, gw mengecek ulang tas perbekalan ke rumah sakit, melengkapi isinya, lalu menyiapkan dokumen2 penting seperti passport, kartu kesehatan Ibu Hamil, dan juga uang. Seakan2 gw tau udah tiba saatnya mo check-in di hospital.

Jam 9 pm, sesudah menidurkan Zahia, kembali sindrom pengen BAB melanda jiwa. Ilang-mucul-ilang-muncul, ampir setiap ½ jam. Gw yang biasanya sekitar jam 11 pm memasuki fase memamah biak tahap 2, kali ini kaga berselera karena perut bener2 ga enakeun. Mencoba untuk memicingkan mata, gagal maning gagal maning.

19 Agustus, dini hari

Jam 00 lewat dikit gw ketok kamar Nyokap, ngasih tau gw cape nangkring di kamar mandi mulu saban ½ jam. Mana nyamuknya brutal pula dikira gw ikhlas jadi donor darah buat doski! Nyokap nyuruh gw tawaf keliling rumah sambil hirup napas dalam2 untuk meredakan rasa mules. 10 menit berolahraga malem [untung ga ditambah acara mandi kembang], kami pun tidur lagi. Jam 1 lagi2 gw bangunin Nyokap, ngasih tau perut gw makin mules. Gw bilang Nyokap bahwa gw HARUS KUDU MUSTI ke hospital. Gw yakin banget udah mo berojolan. Waktu Zahia dulu mo keluar rasa mules yang gw rasain juga kaya begini. Untuk lebih meyakinkan diri sendiri dan meminta pendapat ahli, gw menelepon 2 orang teman yang berprofesi sebagai Dokter untuk berkonsultasi.

→ Call 1 : Dokter Endang di Bintulu

“Tuuuuutttt … tuuuuuttttt … tuuuuuuuuuuttttttttttt. Maap, nomor yang Anda hubungi sedang selingkuh. Silahkan coba beberapa abad lagi”

Sepertinya Beliau tidur karena teleponnya kaga diangkat2

→ Call 2 : Dokter Hartini di Miri

Alhamdulillah kali ini diangkat

Bu Bunting : “Doc, sori ganggu tengah malam. Saya nak tanya pendapat Dokter. Perut saya sakit, mulas macam nak berak [kalo di Malaysia ini kata ‘berak’ merupakan kata yang sopan. Sama halnya kata ‘jantan’ dan ‘betina’, disini digunakan untuk manusia] dari pukul 9 tadi. Pergi tandas sudah lebih 10x. Tapi tak ada darah ataupun air (baca: ketuban) keluar. So cam mana Doc??”
Dr. Hartini : “Sekarang berapa minggu usia kandungan Susan?”
Bu Bunting : “37 weeks 5 days Doc”
Dr. Hartini : “Sebaiknya Susan cepat pergi kat hospital saja. Sebab saya tak pasti juga Susan nak beranak atau tidak”
Bu Bunting : “Ok deh Doc, thanks sarannya. Saya call ambulance dulu sebab husband sedang outstation”

Tanpa membuang waktu gw langsung tilpun hospital, minta dikirim ambulance. Lalu cepet2 ganti baju, dan ngeluarin tas yang mau dibawa. Oya, sebelomnya Zahia sempet bangun mo pipis. Abis nganterin Princess ke WC, ngelonin 5 menit, cium pipinya sambil kasih tau kalo Bunda mo ke hospital, gw dan Nyokap langsung ngetem di depan rumah. Saat liat jam, pukul ½ 2 rupanya.

Bu Bunting : (sibuk mondar-mandir sambil sesekali berhenti untuk berpegangan ke pagar) “Mom, doain yah moga2 semuanya lancar”
Nyokap : “Pasti dunks Mama doain. Pokonya kamu jangan panik. Ikut instruksi Dokter. Tarik napas dalem2. Ga usah pake acara tereak2, malu! Mana suara kamu kan sumbang!!”
Bu Bunting : “Tapi kalo aku harus ngelahirin sekarang aku takut ga kuat ngedennya. Ini ajah badanku lemes banget. Tadi jam 11 mo makan ga selera karena perut sakit”
Nyokap : “Mo Mama bikinin susu?”
Bu Bunting : “Ga usah deh Mom. Tadi aku coba minum aer putih langsung kembung”
Nyokap : (ikut berpartisipasi mondar-mandir kaya anaknya)

Secara kompleks perumahan PJ ini banyak sekali jalan dan lorongnya, maka ambulance sempet nyasar. 2x operator Rumah Sakit nelepon gw menanyakan alamat jelas plus tanda2 rumah yang bisa dikenali dengan jelas. Begitu ambulance nyampe, gw buru2 cium tangan dan pipi Nyokap. Gw juga sms Bapak Mertoku di Singkawang kasih kabar kalo menantunya udah otw ke hospital. Tak lupa minta tolong ke sekretaris GM untuk mengirim imel ke Paong, memberi kabar kepada Om Zul. Bismillah! Doakan ekye penontoooonnn!!

Dalam mobil, awalnya gw disuruh tiduran sama Nurse. Setelah dicoba, rasanya kaga nyaman banget, enakan duduk. Saat itu, kontraksi datang setiap 5 ato 10 menit sekali. Mobil meluncur cepat, karena pagi2 buta kaya begini si Komo lagi ngorok [garing lo San!]. Tiba di hospital ampir ½ 3 am.

Nurse bertanya apakah gw mo pake kursi roda ato jalan. Sebagai preman Banten, gw tentu memilih untuk jalan dengan gagah perkasa gemah ripah lohjinawi, wong masih kuat ko! Di ruangan ICU, gw langsung disuruh buka celana, Dokter mau ngecek vegie. Ternyata eh ternyata sodara2 sebangsa setanah aer … jreng-jreng-jreng … kepala baby udah di bawah! Bukaan udah lengkap Cyiiinnn!! Hadooohhh, untung gw dah nyampe hospital, kalo kaga mungkin beranak di rumah ato di ambulance deh. Dokter ICU langsung tilpun ke labour room.

Dr. ICU : “Woooiiii, ni ada pasien yang mo beranak. Udah bukaan 10. Mo dibawa ke labour room ato berojol disini??”
Dr. Labour Room : “Dimari aje Say”

Adegan2 berikutnya seperti scene di dalam film. Berlangsung cepat, namun part per part terekam dengan baik di memori otak gw. Berbaring di tempat tidur dorong. Diingatkan untuk tidak mengedan dulu sebelum ada instruksi dan jangan sekali2 mengangkat pantat. Sampe lokasi syuting, semua yang melekat di badan gw dipretelin, sampai tak tersisa selembar benang pun. Seseorang yang memperkenalkan diri sebagai Dokter meminta izin untuk memecahkan air ketuban. Seorang lagi menyuruh gw untuk mengambil posisi ayam bakakak, kaki dibuka selebar lapangan bola, tangan berpegangan pada tali. Setelah itu suara bersahut2an [disitu seinget gw ada 9 orang], menyuruh gw untuk segera mengedan. Ruangan riuh rendah, gw bak striker Persib yang sedang dielu2kan oleh segenap Bobotoh agar segera menyarangkan gol ke tempat lawan.

Sebagai bintang utama pada midnte show malam itu, ekye kena damprat berkali2 sebelum akhirnya sukses mengedan panjang.

“Susaaaannnn, apa hal kamu tahan2 baby di dalam? Cepat kamu teran (baca: ngeden). Bisa mati anak kamu kalau lama sangat”, kata pemaen figuran nomer 1

“Kamu paham tak cara teran?? Jangan pendek2 cam ini, tak bisa keluarlah tu baby!! Macam mana kamu berak ?!”, bentak pemaen figuran nomer 2

“Kami pun tadi puasa. Lapar juga! Tapi sekarang bukan waktunya kamu makan. Cepat teran, keluarkan u punya baby!! Habis itu, baru makan apa yang nak kamu makan!!”, teriak pemaen figuran nomer 3 karena gw bilang gw ni dalam keadaan lemes pisan akibat pas buka makannya cuma sedikit

Lalu, dengan mengumpulkan tenaga yang tersisa, dengan kekuatan bulan [Sailormoon kalee], gw mengedan panjang. Yippiiieee, ga sia2. Kepala baby nongol. Tanpa membuang tempo, gw mengambil ancang2 mengedan session 2. Alhamdulillah, seperti ada ‘sesuatu’ yang meluncur dengan perlahan namun pasti, seperti layaknya orang kaga pup 10 hari terus minum obat pencahar 1 baskom, seperti Tarzan menemukan Jane, seperti itu pulalah kelegaan yang gw rasakan. Lunas sudah rasa sakit yang mendera, saat Nurse menelentangkan malaikat mungil nan jelita di dada gw. Ternyata, meski seorang diri kaga ditemani suami dan Emak, sukses juga pertunjukkan malam ini. Alhamdulillah. Terima kasih ya Allah. Allah Akbar!!

Epilog : Bintang utama berpegangan erat pada tempat tidur sambil berulang kali meneriakkan asma2 Allah. Syuting film drama romantis seketika berubah menjadi film horor saat proses penjahitan dilakukan. Yup, merasakan setiap tusukan jarum yang keluar masuk di kulit, membuat gw berpikir keras: Ini taun berapa seh? Apa betul sekarang era millennium? Ato jangan2 gw terlempar ke jaman G30SPKI?? Darah itu merah, Jenderal!!

Note : Om Zul baru sampe di hospital jam 3 siang.

Kamis, 13 Oktober 2011

Pertama & Terakhir Kali

11 October 2009 : Ibunda tercinta telah kembali ke Rahmatullah dengan tenang.
12 October 2009 : Jasad beliau di makamkan di Kelurahan Kuala Pemkot Singkawang Kalbar tidak jauh dari rumah kediaman kami.

Tidak terasa sudah 2 tahun berlalu. Postingan kali ini adalah seperti kaleidoskop pribadi gw dengan nyokap ketika melaksanakan Umrah 01 - 13 April 2007. Pada saat itu kami melaksanakan Umrah bersama bokap juga. Ini juga merupakan part 2 dari seri postingan buat Ibunda.

13 hari bersama untuk segala hal, tidur sekamar, pergi makan bersama, pergi ke masjid bersama, dll.... banyak kenangan indah yang hanya gw alami untuk pertama dan terakhir kalinya bersama nyokap di tanah suci Makkah & Madinah. Gw pernah bilang ke nyokap sewaktu di tanah suci ntar kalo kita ada rezeki lagi maka kita bawa semua adik2 dan umrah bersama pasti happy dan sangat menarik. 

Berbagai pengalaman indah itu kini hanya terbingkai erat dalam ingatan semata. Kerinduan gw kepada nyokap hanya tuhan yang tahu. Betapa gw sangat sering menyakiti hati beliau, betapa sering kali gw menepis nasehat beliau, betapa sok pintarnya gw ketika beliau juga sangat sering mengkritik tindakan ngawur gw.

Saat ini hanya do'a yang dapat ku panjatkan kepada Allah SWT, semoga Allah SWT menerima beliau di sisi-Nya dan menempatkan beliau di tempat terpuji di dalam surga-Nya. Amien. 


Kuala Belait Brunei Darussalam. Jadi rutenya adalah Pontianak - Kuching pake bus kemudia Kuching Miri pake Malaysia Airlines. Miri - Bandar Seri Begawan pake bus lagi. Setelah itu baru Bandar Seri Begawan - Jeddah pake Royal Brunei Airlines.
Bandar Seri Begawan International Airport sebelum check in.
Lihat bagian belakang yang menggunakan batik berwarna kuning adalah rombongan umrah dari Indonesia juga yang menggunakan rute Brunei dan menggunakan Royal Brunei Airlines.
Waiting room di Bandar Seri Begawan International Airport setelah check in.
Breakfast di Al Firdous Hotel makkah. Pihak hotel menggunakan jasa penyedia katering untuk santapan kami setiap harinya dan penyedia katering kami adalah dari Banjarmasin. Sehingga seleranya sangat Indonesia banget. Mereka sudah membuka usaha katering lebih dari 10 tahun di Makkah Al Mukarommah.
Bahauddin Hotel Madinah. dari sini hanya berjalan sekitar 200 m saja nyampe deh di Masjid Nabawi. Gw & nyokap pake pakaian Ihram artinya udah mau meninggalkan Madinah dan akan segera menuju Makkah untuk melaksakana Umrah. Karena kegiatan Umrah itu hanya dapat dilangsungkan di Masjidil Haram saja. Lihat kantong plastik yang di pegang nyokap. Itu adalah bahan persedia makanan selama di perjalan menuju Makkah. Nyokap selalu sedia / bekal dengan makanan ketika akan melakukan perjalanan baik itu jauh maupun dekat dan hal tersebut sudah menular kepada Istri gw yang kalo mau bepergian maka kaya udah mau pindah rumah karena semua mau di bawa dan mobil penuh.
Kiri - kanan : Bokap, Nyokap, bibi bokap, paman bokap dan yang paling depan adalah nenek yang baru gw kenal juga ketika Umrah karena kami satu rombongan.
Sebelum Berangkat ke Jeddah, maka kami menunaikan sholat Zuhur di Masjid Hasanil Bolkiah. Ini adalah kunjungan pertama kami di Brunei dan sholat di Masjid Sultan yang sangat masyhur.
Salah satu sudut tepian Masjidil Haram. Pada tahun 2007 banyak sekali bangunan under construction di seputar Masjidil Haram. Gw suka sekali menemani nyokap buat keliling pasar dan survey harga barang dan lihat disebelah mama. Itu adalah teman mama yang kesepian karena suaminya gak pernah mau di ajak keliling. Jadi dech kemana2 sering ngikut mama.
Di bagian depan ladang kurma ada kedai yang menyediakan kurma yang sudah ready untuk di makan alias buat oleh2. mulai dari yang original, kurma bersalut coklat, kurma seedless, kurma almond, etc.... semuanya ada dan banyak sekali variasinya. Semua kurma di sini boleh di coba sepuasnya dan jangan takut di timpuk oleh penjual ato pemilik toko karena mereka memang memberikan kebebasan kepada siapaun yang ingin maka kurma disini but gak boleh nyolong dan bawa pulang. Mesti bayar dulu kalo mau bawa pulang....
Ladang Kurma di Madinah. Lihat banyak orang di belakang yang ber uniform orange. Itu juga adalah jemaah Umrah dari Indonesia.....mostly yang datang ke tempat ini adalah jemaah Umrah dari Indonesia loooohh.
Nah ini adalah Sales Promotion Boy. Gw lupa namanya dan dia berasal dari Yaman Selatan. Ternyata gw lebih tinggi kok dari orang arab. Dulu orang bilang semua orang arab itu tinggi besar dan sebagainya.... eeehhh ternyata ada juga yang pendek. Gw bisa close dengan dia karena bahasa. Kami mau shopping di kedai dia. Lalu bokap yang bisa berbahasa arab (sastra) mencoba berkomunikasi dan ternyata hasilnya error 100% alias dia gak mudeng apa yang bokap katakan. Trus gw dengan langkap sigap menghampiri dan tanya apakah elo bisa berbahasa inggris? and dia bilang bisa.... jadilah gw menjadi translator bagi bokap dan penjaga kedai. And untuk pengetahuan orang ramai bahasa inggrisnya acak kadut bin ajaib sekali. Tapi gw senang bisa berkomnukasi dengan dia yang sangat ramah kepada pembeli.
Jalan-jalan sore after sholat ashar dan bisa ngider di pasar dekat Masjidil Haram Makkah.
Heee.... ini orang arab palsu..... sok iyeee kaliiilah gw. Ini di Pasar Seng Makkah. 
Salah satu Hobby mama.... kemana pun juga harus lihat pasar dan belanja. Ini adalah salah satu segment pasar seng yang sangat famous bagi para jamaah haji maupun umrah.
Perhatikan aktifitas di belakang. Itu adalah proses akhir yaitu packing susu. Gw sebetulnya mau numpang mejeng.
Orang afrika yang ikutan berfose itu adalah salah satu jemaah Umrah juga dan lihat apa yang di genggamnya? itu adalah susu Unta fresh from the kendi dan sudah di pack dalam botol. Proses pemerasan dan penge-pack-an berlangsung on the spot jadi jangan khawatir itu susu lama karena kita ikut melihat semua prosesinya sampai susu masuk dalam botol.
Ladang Unta. Gw & nyokap berkesempatan juga melihat peternakan unta yang sangat tradisonal. Semua unta betinanya dipakain Bra looohh... alasannya adalah agar tidak diminum oleh anak2 unta. Karena para peternak unta ini memeras susu unta dan menjualnya kepada para jemaah Umrah yang setiap hari ada saja yang mengunjungi mereka.
Ini adalah dalam Bis Damri dari Kuching menuju Pontianak. 
Dalam bus yang senantiasa setia mengantar kami berziarah dan menyusuri jejak rasul. Coba lihat 3 kaleng minuman di atas. nampak sama saja dengan yang biasa kita lihat tetapi sebenarnya size nya itu jumbo alias gak biasa yaitu 350ml per tin loh... segala minuman tin disana harganya hanya 1 riyal = sekitar Rp. 2.800-an.
Berkunjung di salah satu bagunan paling bersejarah yaitu Masjid Qiblatain. Dimana Rasulullah SAW memindahkan Qiblat dari arah Timur menjadi ke arah Barat. Arah timur itu adalah Masjidil Aqsha di Palestina dan arah Barat adalah Masjidil Haram di Makkah.
Hikssss..... berpose di tugu peringatan pertemuan adam & hawa. Disinilah gw pernah berdo'a agar mendapatkan Istri. Dan alhamdulillah hanya sekitar 6 bulan Allah SWT menjawab permohonan gw dan di tahun yang sama gw melamar Susan Noerina secara resmi sebagai Ibunda bagi semua anak2 gw.
Belakang adalah landscape padang arafah yang saat ini banyak di penuhi dengan tiang2 ketika musim haji akan mengeluarkan air seperti embun sehingga dapat menurunkan hawa panas disekitarnya. oohh ya bagi yang sudah pernah kesana dulu belum ada hospital. Tetapi sejak kalo gw gak ngawur 2005-an didirikan hospital di padang arafah.
Dibelakang itu adalah Jabbal Rahmah (Jabbal artinya gunung / bukit dan rahmah boleh di artikan sayang) dan disinilah tempat pertemuan datuk moyang kita nabi adam dan siti hawa setelah laaaamaaaaaa  sekali terpisah.
Haaaa... haa sebetulnya tujuan foto ini adalah bokap & nyokap pengen foto dengan Unta....  trusss eehh yang punya unta ternyata pengen nimbrung juga.
Bangunan belakang adalah salah satu pusat perbelnjaan ngetop di Jeddah yaitu Cornice (ini kalo gw gak ngawur looo spelling nya). Sebelum pulang ke tanah air maka rombongan kami di bawa ke shopping complex ini.
Sedang antri untuk exit clearance di immigrasi King Abdul Aziz Airport.
Ciri khas rombongan kalo dari Indonesia. Lihat tumpukan bagasi kami. Ngeriiiii.... banyak banget yach.
Ya ampun..... Bokap gw tertidur rupanya. Ini di airport Jeddah
King Abdul Aziz International Airport Jeddah. Kalau musim haji maka semua rombongan haji tidak melalui bangunan ini. melainkan menggunakan sarana yang lainnya dan bangunan airport ini hanya untuk rombongan haji VVIP saja. Lihat dong gw begaya.... yang pengen muntah silakan aja panitia gak nyediain kantong kresek.
Ibunda .... Insyaallah jika Allah mengizikan maka kita juga akan bertemu kembali di sana.

Ibunda..... Maafkan anakmu ini yang ketika engkau ada masih belum mampu menjadi kebangganmu.

Ibunda..... Dalam lubuk hatiku engkaulah suri tauladan dengan segala kesederhanaanmu.

Ibunda..... Engkau telah mengantarkanku ketempat yang sesungguhnya tidak pernah terbayangkan olehku.

Ibunda..... Tidaklah cukup kata-kata untuk menggambarkan sosok dan pribadimu.


Selamat jalan Ibunda sayang. Do'aku selalu hanya untukmu sampai akhir hayatku.......... wassalam.








Marudi - Sarawak
... Ayah Zahia ...