Selasa, 30 November 2010

54321 vs 12345



How sad but true!!

夢醒時分
The moment when
a dream is awakened...


鄭丁賢夢醒時分



你是否和我一樣,發覺身邊的親戚和朋友,似乎少了許多。
I wonder you feel the same as me ; all the sudden I realized friends and relatives around me seems to get less and less.


以往接近過年時,各種聚餐排得滿滿的,而今年,似乎沒聲沒息。
Those years when the New Year drew near, all sorts of gathering appointments almost completely filled the diaries, but this year seems so quiet.


即使是平常日子,電話少了,與大家見面也少了。
Even in normal time, phone calls become less and less, face to face meet up also become much less.

也許,大家各忙各的;或者,目前流行宅生活,儘量避免出門。
Perhaps, everybody is busy with their own things, or perhaps, nowadays people prefer to stay in.

也不盡然如此。再想一想,很多老友和親戚,已經不在了。嗟!大吉利是,他們都還好好的,只是離開了馬來西亞。
However, it is not entirely like this, thinking further, actually old friends and relatives are not around any more. God bless, they are still alive and well, they just left the country, Malaysia .

去了中國大陸開工廠;王子不做工程師,移民到澳洲開小食檔;阿風離開本地大學,去香港做講師;青蛙去了台灣,開展事業第二春;還有的到了美國、英國,唔,還有去印尼的……
They have gone to China to set factory; ah Wang quit his engineer job and migrated to Australia to set up his little food store business, ah Fong left the local University went to Hong Kong as a lecturer. 'Frog' went to Taiwan to pursue his second career life. Others went to Americia , England , even Indonesia ...

起初,以為這只是個別現象,逐漸的,旁人也有同樣發現;原來,這不是個別現象,而是社會現象;這不是少數,而是相當大的數目。
At first, I thought these are individual cases, but gradually, people around me realized the same, these are not individual cases but a general symptom of our society. they are not small numbers but the pretty big indeed.

外交部早前披露了一個數字,說明這個現象是多麼真實,多麼貼近。
Department of Foreign Affairs released the figures earlier, it confirmed the situation is real.

從去年3月到今年9月,已經有30萬大馬人移民他國;其中20 人是今年1月到8月出走的數目。
>From March 2008 thru September 2009, a total of 300,000 Malaysian migrated to other countries, among them 200,000 left between Jan - Aug 2009. (in 8 months)

累積下來,已經有超過200萬大馬人移民,接近今天印尼外勞在大馬的人口。
Cummulatively, 2 million Malaysians migrated, this figure is close to the number of Indonesian workers in Malaysia today.

不同的是,移居他國的大馬人,多是專業人士、中產階級。
The difference are, those migrated are mostly professional and middle class people.

他們有很多出走的理由,追求事業發展,為了孩子前途,尋找個人更大空間……,概括一句:對馬來西亞失望。
They have many reasons to leave: pursue career development, for the future of their children, in search of better life and environment... In one sentence, they lost hope of Malaysia .

50年前,大家說,馬來西亞真好,好過香港,甚至日本。
50 years ago people said: Malaysia is very good, better than Hong Kong and even Japan .

30年前,大家說,馬來西亞還不錯,比得上韓國、台灣(不提香港和日本了)。
30 years ago people said: Malaysia is not bad, comparable to S. Korea and Taiwan . (No mention of Hong Kong and Japan any more).

20年前,大家說,馬來西亞還可以,至少超越中國、泰國(不能和台、韓比了)。
20 years ago people said: Malaysia can do lah, at least better than China and Thailand (Cannot compare with Taiwan and Korea lah)

10年前,大家說,馬來西亞再差,還不至於像越南、印尼(中國已是不同級別)。
10 years ago people said: No matter how bad Malaysia is, cannot be worse than Vietnam and Indonesia ok-lah. ( China is already in a different category).

今日,越南和印尼的經濟成長率遙遙領先大馬, 社會活力和知識發展也勝過一籌;距離愈來愈近了。
Today, the economic growth rate of Vietnam and Indonesia already far exceeded Malaysia , Social activity and intellectual development of the country is also better, the gap between us and them is closing up.


怕甚麼,還有菲律賓和柬埔寨、緬甸。
Why worry? there are still Philipines , Cambodia and Myanmar behind us.

但是,一位經濟學家最近到菲律賓考察之後,認為再過20年,大馬可以取代菲律賓,出口馬籍女傭到全世界了。
However, according to an economist who recently surveyed Phillipines, he think in 20 years' time, Malaysia can replace Phillipines to become the World exporter of Malaysian maids.

半個世紀以來,馬來西亞是在大宅院裡,用封建方式,分配祖宗家業,消耗社會資源,浪費和逼走人才;不談競爭力,忽略生產力,討厭績效制。
Over half a century, Malaysians live in the big old imperial housing complex, closed up and survive on properties left behind by the ancestor; continued to consume up social resources, wasteful, and drove away talents; they never talk about competitiveness, totally neglected productivity, and hated meritocracy.


亞洲金融風暴來襲時,大馬把門關起來,以為避過一劫, 有人還自我陶醉,自以為是天才策略。
When Asia economic storm hit in 1997, Malaysia closed their doors, thinking we beautifully avoided a disaster, they even think of themselves as genius, being able to handle the situation so well.

然而,其它國家面對風暴,走出風暴,進行體質改革,跨步向前,登上另一個水平;大馬卻還在原地踏步。
However, just look at other countries in our neighbourhood ; they stood up, faced the storm, and walked out of the storm. They overhauled their system, improved the processes and marched forward ; they moved up to a new level. And Malaysia , still walking on the spot . . !

馬來西亞,該醒一醒了。
Dear Malaysia , it's time to wake up !
We are very very late now !


NO MORE 5C'S, BUT NEW 5B'S in Singapore

Well.....here is something to link the 5cs to the newer 5 bs !


I don't need a CAR, but I want a BMW

I don't need a CONDO, but I want a BUNGALOW

I don't need you to have CASH but I want you to own a BANK

I don't need you to have a CAREER but I want you to be a BOSS


It's interesting for you to read!

Most of you would have heard of the Singapore 5C's! :

Car, Condo, Credit Card, Cash and Career


Heard of the 5B's?


B - BMW

B - Body

B - Brain

B - Billionaire

B - Bungalow


And, and addition with the 5K's ......................


Kiasu (scared of losing)

Kiasi (scared of dying)

Kiabor (scared of wife)

Kiaboh (scared of having nothing)

Kiachenghu (scared of government)


We've been reading about the 5C's! and 5K's for Singaporeans, now

comes the 5 Numerals and Malaysia 's equivalent...


Singapore's 'practice' for Simple Living : 12345

1 - One Wife (If more than one, Lee Kwan Yew will consign you out of Singapore anyway)

2 - Two Children

3 - Three Bedroom Condo

4 - Four Wheels

5 - Five Figure Salary


Malaysia's Melayu 'theory' to Simple Living: 54321 must be opposite to Singapore's theory

5 - Five Children

4 - Four Wives

3 - Three Figure Salary

2 - Two Wheels

1 - One low-cost Govt. flat

-----------------------------------------------------------------
... Petikan statement diatas adalah merupakan email yang disadur dari salah seorang teman "Malaysian" yang di forward entah kebeberapa banyak orang dan entah darimana dulu asal muasalnya. Banyak sekali informasi dan juga faedah2 yang bisa kita hayati dalam statement2 diatas :


  1. Karir / uang / pekerjaan / dll telah secara paksa memisahkan banyak keluarga / sahabat setiap saat secara geografis dan ruang. Hal ini akan semakin parah dalam dekade2 mendatang.
  2. Mentalitas / spirit hidup semestinya segera di update sesuai kebutuhan sehingga kita tidak tertinggal / di gilas waktu
  3. Adanya kesadaran awal akan setiap hal / perubahan akan memberikan ruangan cukup untuk membuat perencanaan dan deteksi awal "Bencana"
  4. Sadar atau tidak Indonesia dengan segala kelebihan dan kekurangnnya juga selalu di jadikan "Indikator" atas segala hal di muka bumi ini dan celakanya hingga saat ini label itu masih dalam wilayah kelas bawah
  5. Hati2 dengan motto2, slogan2 & spirit2 hedonisme karena hal tersebut tak ada ujungnya
  6. Daya saing / nilai jual penduduk Indonesia yang "Expert" juga sangat tergantung kepada image yang di buat secara global oleh penduduk dunia, sehingga kita masih berada dalam posisi under dog / lapis ketiga
  7. Percaya diri dengan segala apa yang kita punya dan kembangkan segala sesuatunya dengan Istiqomah.


Miri - Sarawak
.
.. Ayah ...



Sabtu, 27 November 2010

Demi Sebuah Lift Bening

Note : Sebelomnya ni tulisan dah gw posting tanggal 28 November, dini hari, dan sukses. Tapi pas pagi mo dibuka eh ga bisa. Tau ah gelap kenapa jadi error [padahal dah ada 4 Temans yang komen]. Secara gw gaptek, yo weiss deh di tulis ulang lagee. Hiks!


Sebelomnya, gw mo ketawa dulu baca komen2 Temans di postingan kemaren (Refleksi : Blogger & Kehidupan Nyata). Banyak yang ngerasa aneh ko tumben2nan Jeng Soes postingannya pendek buangets, ga seperti biasanya yang sepanjang jalan tol Jakarta - Merak. Mana bahasanya ‘kalem’ dan ‘serius’ pula. Udah insap jadi preman, Jeng? Huehehe, belom dunks, gw masih menganut aliran metal ekspresionisme. Pastinya, tulisan model begituh bukan gw banget! So, sapa dunks yang posting? Siapa lagi kalo bukan laki ekye tercinta. Akhirnya booo, setelah 9 bulan Om Zul berdormansi, muncul juga kesadarannya sebagai salah satu admin blog keluargazulfadhli. Maka, disela2 kesibukan melakukan re-checked hasil QC anak buahnya, memberikan test kepada auditor, dan memotong jenggot di tengah hutan, si Om nyempet2in untuk menulis sesuatu.

Otreh, kembali ke rumpian awal. Hari ini, tanggal 28 November, seorang teman Zahia, Bang Azka, berulang tahun ke-5. Menurut kabar yang beredar di KISS kemaren sore, Abang ganteng nan baik hati ini ga minta hadiah apa2 dari Mama Vera dan Papanya. Cumaaaaaaa [teteup dunks ada cumanya], doski pengen diajak muter2ke seluruh mall di Jakarta Raya untuk naik lift seharian, ampe gempor. Hohoho, Bang Az emang lagi kecanduan naek lift, apalagi yang bening2.

So, dengan tekad ingin memberikan hadiah spesial buat Bang Az, Zahia sama AyBun bela2in ngemall tengah hari Sabtu bolong, tujuannya apalagi kalo bukan berpoto2 narsis di lift. Meskipun menanggung beban mental dianggap sebagai rombongan kelompencapir dari ndeso, kami tetap teguh kukuh, tak surut barang sedetikpun, untuk melaksanakan niat mulia (baca: memberikan kado super duper spesial pake telor karetnya dua, kepada Bang Az) [ada yang pesen nasi goreng pedes kah??]. Pemotretan dilakukan di Boulevard Hypermart, salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Miri, menggunakan kamera pinjaman dari kantor Ayah [ketauan kaga modalnya]. Bujug dah, keluar dari lift gw langsung keleyengan. Gimana kaga, wong naek turun ada 7 kali demi mendapatkan gambar yang bagus dan ‘ga goyang’. Semoga suka yah Bang Az.

Ups, lupa doanya! Zahia + AyBun doain moga2 Bang Az sehat selalu, sekolahnya makin pinter, jadi Abang yang hebat untuk dedek Alisha, dan bisa bikin bangga Mama Papa. Semoga sukses juga program dietnya, jadi bisa cepet2 disunat. Amieeeeennnn. Jangan lupa kue ultahnya dikirim ke Miri, Zahia kan pengen icip2.

Belom pergi kemana2, narsis dah kumat. Turunan emaknya banget!

Boulevard Hypermarket. Masih bagus Mall Metropolitan yah bentuknya [hihihi maklum gw taunya MM doang secara jarang nge-mall di Jakarta]

Butuh trolley? Ambil disini. Tapi sebelumnya harus kasih deposit dulu 1 RM ke petugas. Tar, kalo acara belanja-belanjinya udah selesei, silahkan balikin tu trolley ke tempat asalnya, dan duit 1 RM akan dikembalikan. Kalo males balikin, hangus deh depositnya. Budaya yang bagus, bukan?

Liat kotak bening di belakang kami? Yup itulah lift pujaan hati

Nak, ketemu ga duitnya??
Serasa lift milik sendiri. Isinya hanya kami bertiga. Yang lain dilarang nebeng! Apalagi yang kaga mandi sebulan!!


Sang poto model kehausan. Mimi air jeruk dulu ah ransum dari rumah [emak2 pengiritan kemana2 bawa bekel]
Bosen naek lift, ganti haluan ke helikopter. "Hayooooo para penumpang yang masih mangkal di atas pohon dipersilahkan untuk segera turun dan naek ke dalam Heli Guk-Guk-Guk. Beberapa detik lagi kita akan segera berangkat", kata Pilot Zahia

Laper? Boleh nyobain makanan di Food Court. Halal ko


Penampakan dari tingkat 4



Pulangnya belanja sayur dan buah dulu

Rabu, 24 November 2010

Refleksi : Blogger & Kehidupan Nyata

Dunia saat ini kian Flat dengan keberadaan Internet. Media komunikasi ini merentasi berbagai batas-batas budaya, geografi, agama, dll. Dari sejak dunia maya ini ditemukan banyak sekali faedah-faedah yang positif & negatif tercipta sebagai buah dari peradaban dan pergolakan manusia.


Blog adalah salah satu sarana komunikasi dalam dunia maya yang cukup mendapat respon yang positif dari berbagai kalangan, walaupun tak dapat dipungkiri ini juga sering kali di salah gunakan. Blog yang saat ini kita kenal tidaklah se-exclusive beberapa taon lalu dimana harga / tariff internet saat ini sudah sangat murah dan terjangkau.


Dalam kondisi inilah rupa / wajah dunia nyata kemudian menyeruak masuk juga kedalam penampakan Blog. Secara sadar atau tidak kita sudah masuk dalam suatu komunitas yang mengkotak2. Berbagai tema, topik, disiplin ilmu dan apapun lah namanya menyatu dalam dunia maya ini. Sang empunya blog ato yang sering di sebut Blogger supaya lebih keren kemudian membentuk ruang2 tersendiri sesuai dengan minat, bakat, kelas, strata, kasta, tingkatan sosial, dll yang secara sadar atao tidak sudah terbentuk dengan sendirinya.


Pertemanan, relasi dan komunikasi yang terbentuk sedemikian rupa juga memperlihatkan adanya sistem atao gejala "gang-isme" seperti ketika jaman kita masih sekolah dulu. Kemudian banyak yang bertanya apakah itu kemudian salah dan kurang tepat?... semuanya benar dan semua tidak salah karena bukanlah hak seseorang untuk mem-Veto tentang hal ini benar atao salah.


Makna semuanya adalah dunia blog juga bisa memberikan gambaran nyata betapa sifat dan kehidupan dunia nyata juga terjadi dalam ruang dunia maya yang hanya selebar layar monitor laptop / PC.


Ulasan ini hanyalah instrospeksi kami selaku pemula dalam dunia ini yang mana beberapa hari lagi akan genap berusia setahun... tak terasa dunia bergerak dan jantung berdegub. Semoga kita semua bisa memilah dan memilih sesuai dengan hasrat dan keinginan kita. Jangan sampai kita terjebak lagi seperti dalam dunia nyata yang masih melihat manusia dalam kelas2 / strata2 tertentu.




Marudi, ... Ayah ...

Rabu, 17 November 2010

Happy Idul Adha 1431 H

Keluarga Zulfadhli. HM mengucapkan

HAPPY IDUL ADHA 1431

MARI KITA PELIHARA SEMANGAT BERBAGI


(walopun telat ngucapinnya, teteup afdol kan Say?)


4x Lebaran di negeri orang (Idul Fitri 1429 H, Idul Adha 1429 H, Idul Adha 1430 H, Idul Adha 1431 H). Sesama negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Serumpun. Iklimnya pun sama, tropis. Tapi kenapa rasa ketika hari raya tiba jauh berbeda?


Idul Fitri 1429 H

Saat itu kami stayed di camp. Berdua saja, karena Zahia masih di dalam perut. Habis sholat magrib & Isya, Abang takbir sendirian di rumah, karena di camp memang ga ada masjid. Hiks, betapa gw merindukan susasana malam takbiran di kampung halaman: orang keliling2 kota sampe pagi; naik truk, motor, ato mobil; mengumandangkan takbir, kadang disertai dengan tetabuhan galon air minum, drum, gendang, ato apapun yang bisa ditabuh. Semarak dan meriah bukan main.

Keesokan hari, pukul 6 am, gw dan Abang bersiap2 menuju masjid di kampung Jepak, masjid terdekat dari camp, sekitar 20 menit perjalanan naek mobil, ato
Keluarga Zulfadhli. HM mengucapkan

HAPPY IDUL ADHA 1431

MARI KITA PELIHARA SEMANGAT BERBAGI


(walopun telat ngucapinnya, teteup afdol kan Say?)


4x Lebaran di negeri orang (Idul Fitri 1429 H, Idul Adha 1429 H, Idul Adha 1430 H, Idul Adha 1431 H). Sesama negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Serumpun. Iklimnya pun sama, tropis. Tapi kenapa rasa ketika hari raya tiba jauh berbeda?


Idul Fitri 1429 H

Saat itu kami stayed di camp. Berdua saja, karena Zahia masih di dalam perut. Habis sholat magrib & Isya, Abang takbir sendirian di rumah, karena di camp memang ga ada masjid. Hiks, betapa gw merindukan susasana malam takbiran di kampung halaman: orang keliling2 kota sampe pagi; naik truk, motor, ato mobil; mengumandangkan takbir, kadang disertai dengan tetabuhan galon air minum, drum, gendang, ato apapun yang bisa ditabuh. Semarak dan meriah bukan main.

Keesokan hari, pukul 6 am, gw dan Abang bersiap2 menuju masjid di kampung Jepak, masjid terdekat dari camp, sekitar 20 menit perjalanan naek mobil, ato 40 menit kalo naek andong. Beserta 3 orang pekerja Indonesia (Mba Pur, Mba Encing, dan Mba Wati), kami berangkat. 1/2 7 kurang sampe di masjid. Aneh, jam segitu masjid masih sepi. Bahkan shaf kedua di barisan wanita baru keisi setengah.

Jam 7-an orang mulai berdatangan. Bagian dalam dan luar (baca: halaman parkir) mulai terisi penuh. Seorang Bapak2 pengurus masjid berusaha mengatur para jama'ah. Sayang sungguh sayang Beliau menertibkan orang2 sambil memakai toa. Hasilnya? Suara takbir tumpang tindih dengan suara Si Bapak. Gw jadi keilangan mood tiba2, dan kepengen ngelempar tu orang dengan kotak amal. Ini masjid apa pasar ikan seh?!?! Alhamdulillah sebelum gw naik pitam ampe ubun2, lalu melakukan perbuatan tidak manusiawi, jarum jam menunjukkan angka 8. sholat Idul Fitri pun dimulai. Allahu Albar!

Selesai sholat, mendengarkan khutbah, kami bersalam2an dengan ibu2 disono. SKSD banget yah gw padahal kaga ada yang kenal sebijipun. Pulangnya, gw dan Abang diundang makan ke rumah2 pekerja Indonesia yang ada di barak. Hampir semua rumah kami datangin. Dan di setiap rumah itu pula dihidangkan makanan, mulai dari kue2 kering ato basah, ampe makanan berat seperti ketupat nasi, ketupat ketan, opor ayam, sup tulang, rendang, dll. Demi menghormati Tuan Rumah, kami menyantap hidangan itu. Ya ampyun, perut gw berasa mo meledak saking kekenyangan memamah biak mulu dari tadi. Alhasil nyampe rumah tepar.

Sorenya, kami mengundang tetangga [inget kan kalo tetangga gw cuma beberapa gelintir, yaitu Mr. Indihe, Mr. Phillipino + pacarnya] utuk makan di rumah. Menunya adalah ketupat nasi + ketupat ketan (mesen ke orang Bugis), opor ayam, sup tulang, daging rendang, es kopyor, kue lapis Marissa (beli di Farley), dan kue tart coklat (pesen di Chef). FYI, semua lauk yang gw sebutkan bikinan laki gw coz pada masa itu gw belom bisa masak. Oya, sebenernya kami juga mengundang pekerja2 di barak, tapi entah kenapa ga ada yang nongol sebijipun.

Idul Adha 1429 H

Lebaran kali ini gw kaga sholat, karena Zahia baru berumur 1,5 bulan. Laki gw, dan 6 orang pekerja nursery, sholat di Masjid Jepak. Pulangnya mereka mampir dulu ke rumah seorang mandor yang ngadain open house. Hiks, makan2 kaga ngajak bini sama anak ni yeee!

Idul Adha 1430 H

Penghuni rumah udah bertambah 1 lagi, yaitu Uti. Ber-4 kami sholat Ied, lagi2 di Masjid Jepak. Menjelang sholat, supaya ga rewel, Zahia gw empanin barang paporitnya, sisir dan kaca. Syukur Alhamdulillah gw bisa sholat dengan tenang. Selesai sholat kami keluyuran ke-3 rumah teman : Bos Bandi, Pak Haji Rahman, dan Dokter Endang. Makan teyuuusss. Sikat Mang!!

Idul Adha 1431 H

Gw pikir, Lebaran di Miri tentu akan sangat berbeda (baca: lebih meriah) dibandingkan dengan ber-Lebaran di camp. Wong kota besar gituh loh. Tapi harapan tinggallah harapan. Kami ga mendengar suara takbir [padahal dibelakang rumah ada surau. Setiap hari, setiap waktu sholat tiba, adzan bisa terdengar meskipun sayup2 suaranya]. Pun tidak ada orang bertakbir keliling kompleks. Yang ada hanyalah lampu warna warni menghiasi beberapa rumah, sebagai penanda bahwa penghuninya muslim. Lagi2, sama seperti waktu masih di camp, seusai sholat maghrib Abang bertakbir kenceng2, sendirian.

Lalu malam itu menjadi malam yang panjang. Gw dan Abang baru grok2 jam 12 lewat. Nyokap apalagi, jam 1 baru kebo. Penyebabnya bukan lain bukan tidak karena besok Abang mengundang beberapa teman asal Indonesia untuk makan siang di rumah. Berhubung di rumah kami diterapkan prinsip demokrasi kerakyatan yang penuh tenggang rasa, maka urusan masak-memasak dibagi2. Gw bertanggung jawab terhadap ayam bakar dan balado kentang udang. Nyokap ngerjain urap, sambel, dan tempe tahu bacem. Abang kebagian tugas bikin rendang daging. Nah Zahia ngapain, Bun? Tu bocah seperti biasa, S3. Seksi sibuk sekalee (baca: sibuk ngerecokin).

Pagi menjelang. Seisi rumah bangun hampir bersamaan, jam 5 am, kecuali Zahia baru bangun setengah jam kemudian. Abang & Nyokap pergi ke Masjid Ar-Rayyan, teletak di dalem kompleks, jam 1/2 7. Tanpa buang waktu gw langsung memulai kerja rodi. Mandiin Zahia, pakein baju, gantian gw yang mandi, beresin tempat tidur, nyapu, mulai manasin rendang, balado kentang udang, dan bikin breakfast Zahia. Kelar itu semua, gw nyiapin es pinky, lalapan ketimun, nyusun buah ke piring, sambil nyuapin Princess. Jam 1/2 9 laki & emak gw dateng. Jam 1/2 10 tamu dateng. Hadooohhh, gw & Zahia belom 'dress up' pula! Terpaksa deh Abang sendiri yang nyambut tamu. Gagal sudah rencana penyambutan dengan tari Serampang Dua Belas.

Dari 6 orang yang diundang, hanya 4 yang bisa dateng (Pak CSA, Mas Tunggul + Mba Desi + Hexa). 2 orang lainnya, Pak Edi pulang ke Jawa, sedangkan Pak Makmur terdampar di camp karena ga dapet driver yang mau nemenin ke Miri. Alhamdulillah mereka seneng dengan makanan yang dihidangkan. Ya iyalah, wong Indonesia banget gituh loh menunya!



Plizz jangan suudzon, 2 kue di atas jelas bukan bikinan Bunda Zahia



Mineral water, susu soya & green tea. Hayo mau yang mana??


Akibat keterbatasan kursi (baca: pengiritan), maka tuan rumah ngampar di lantai

Ti, lagi ngelamunin apa?

Penampakan meja makan. Liat piring kosong samping ketimun? Itu adalah tempat sambel, tapi belom ready karena pada waktu sesi pemotretan sambelnya masih dalam proses diulek

Bukan lagi promosi merk magic jar yaaaaa

Emping. Beli 2 kg di Singkawang pas mudik Lebaran Idul Fitri

Ayam Bakar Mamake Zahia. Alhamdulillah banyak yang bilang uenak. Jadi kepikiran deh pengen buka lapak : warung pecel lele, pecel ayam, pecel bebek, dan pecel buaya

Hasil karya seorang chef, merangkap Ayah Zahia, merangkap lakinya Jeng Soes. Rendang suka2

Balado kentang udang andalan Sang Bunda

Tempe tahu bacem. Legitnya pas di lidah

Urap buatan Ibu Noortje te-o-pe-be-ge-te. Jempoooollll ... !!

Ketimun + sambel? Matching!

Semangka. Merah menggoda

Es Pinky Tralala Trilili. Nata de coco + sirup leci + selasih, jangan lupa dicemplungin es batu segede baskom. Suegeeeerrrr pisan
Note : Sorenya gw & Abang mo Lebaranan ke rumah2 tetangga yang muslim, tapi dibatalkan karena ga ada yang buka pintu (baca : pintu rumah tertutup dan pagarnya digembok).

Rabu, 10 November 2010

Zahia, si Anak Pantai

Lagi2, rencana memosting Mudik Edisi II gagal maning. Bukannya kenapa2, pertama tu postingan belom juga selesei2 [dasar pemalesan!]. Yang kedua, gw kebelet banget pengen cerita acara jalan2 ke pantai, hari Minggu lalu. Awalnya, kami mo ke Luak Bay, pantai nan indah di Miri, pagi2. Tapi, setelah perundingan meja persegi panjang yang cukup alot antara gw, Abang, dan Uti, akhirnya diputuskan pagi shopping ke E-Mart, baru sorenya ke pantai.

Jam 4.30 pm, ngaret 1 jam dari jadwal seharusnya, kami cabut dari rumah. Uti membatalkan untuk ikut karena mo nonton Indonesia’s Got More Talent, acara kesukaan Uti setelah Take Me Out dan Happy Song [hidup Indosiar!!]. Tumben2nan neh Bun barang bawaan ga seheboh biasanya, dan itu bikin Ayah Zahia menghirup napas lega secara doski kuli panggulnya. So, apa ajah seh isi tasnya, jadi penasaran? Ga banyak koq, cuma baju ganti Zahia, susu dan bekel makanan Zahia (bubur nasi + kacang merah + brokoli + telur), kosmetik Zahia (bedak, minyak telon, lotion, sisir), ember & sekop dan peralatan maen pasir lainnya, sponge cake buat camilan dikala laper, dan air mineral.

Mengingat kami berangkat udah hampir pukul 5, maka tempat tujuan yang semula di Luak Bay, kira2 1 jam-an dari rumah naek mobil, beralih menjadi Taman Selera yang lumajan lebih dekat, yaitu ½ jam lebih sedikit.Oooohhh berarti Taman Selera adalah nama pantainya yah Jeng Soes? Bukan … bukan, itu nama tempat makan yang terdiri dari banyak kedai, berada di pinggir pantai. Kalo pantainya sendiri ga bernama alias anonim. Selain itu, di tepi pantai [ga tepi2 amat seh] terdapat taman dengan banyak tempat duduk, playground, kamar mandi yang bersih. Pokonya komplit deh fasilitas disono.

Agak2 susah juga nyari tempat parkir karena hari Minggu, sore pula, dimana banyak orang pengen menghabiskan waktu untuk melihat sunset yang indah bersama keluarga, pasangan, atopun hewan peliharaan seperti buaya contohnya [hiiihhh, niat amat yak miara buaya?!]. Sukses parkir bukan pada tempatnya [syukur2 ga kena tilang], dengan bergegas, kami langsung menuju pantai. Zahia, yang biasanya kalo ngeliat ayunan dan perosotan suka kalap, kali ini mah lempeng2 ajah. “Nda .. nda … pantai. Horee … horrrreeee”, beitu kata Tuan Putri sambil lompat2 ala anak kangguru dan mengangkat tangan ke atas .

Pantainya indah. Lumayan bersih. Ada juga darmaga yang cocok buat poto pre-wed. Di sebuah batang pohon tua kering, tergeletak di pinggiran pantai, kami meletakkan sandal dan harta benda lain. Tanpa membuang waktu Zahia dan Ayah mulai maenan pasir, bikin kue tart yang diatasnya dihiasi biji2 pinus. Bunda sebagai penjaga barang nongkrong ajah di atas pohon [lutung kaleeee], maksud ekye duduk di atas batang pohon, sambil sibuk poto2. Sempet juga ngayal pengen punya rumah di tepi laut, di sebelah rumah banyak ditumbuhi pohon kelapa, so kalo gw haus tinggal minta Abang panjat tu pohon dan bikinin es kopyor buat gw. Wow, kayanya romantis banget. Tapi pikiran itu langsung gw buang jauh2, ngeri ngebayangin tiba2 ada tsunami, yang ketinggian ombaknya 10 meter. Hadoooh, mana gw kaga bisa berenang pula! Maka gw pun kembali pada pemikiran sebelumnya, kepengen bikin rumah di tengah hutan ajah, dikelilingi pohon duren, rambutan, sawo, nangka, dan jengkol [bener2 naluri orang utan dah].
Kami pulang ketika jam di tangan sudah menunjukkan pukul 6 pm. Wiken yang menyenangkan. Thanks yah Ayah Ganteng. Boleh dunks kapan2 ke pantai lagi, tapi mbok yah jangan di Miri mulu, di Phuket gituh loooohhhhh.
Update : Nama pantai yang kami kunjungi ternyata Tanjung Lobang.


Jadi pengen ngegelar tiker kan ngeliat pohon rindang kaya beginih?


Bersih banget. Yakin deh kalo di Indonesia tamannya dah dipenuhin sama gepeng & tukang asongan

Bersih-sih-sih-sih-sih ... !! Harus dapet piala Adipura


Dermaga. Kalo ga inget kemaluan, rasanya pengen berdiri di ujung dermaga, dengan pose Titanic. Gw adalah Kate Winslet kena kutuk, dan Abang Leonardo di Capri [kacang kapri kalee]



Darmaganya ada 2. Yang satu ini pake tenda segala. Cucox untuk tempat pesta pernikahan outdoor. Pesen gw buat penganten cewe, kalo niat pake gaun versi orang2 bule, plizz jangan pake yang punggungnya terlalu terbuka. Kebayang dunks abis mantenan malah kerokan gara2 masuk angin

Hehehe kebayang deh Ayah kerja pas hari Senen pake tas Hello Kittynya Zahia. Pasti keren bangets!

Sebelom maen, mimi susu dulu Sayang


Kembaran ni yeee. Sama2 pake celana pendek. Sama2 pake topi. Tapi kenapa Ayah topinya ga pinky aming juga? Pasti suamikyu keliatan lebih manis dan kemayu hihihi

Serius amat Nduk ngambil pasirnya. Tapi jangan banyak2 trus diekspor ke Indonesia yah


Mata mendelik, kaki jingkat2. Kepiting .... oooohhhh kepiting ...



Bunda & Zahia nyari harta karun. Berharap nemu dompet ato cincin berlian


Dikejar Satpol PP, Jeng?

Senengnya maen air

Mo nangkep apaan Say?

Hasil jepretan Ayah. Hhhmmm ... artistik. I love it, Hon!


Nice picture. Ternyata laki gw ada juga bakat jadi paparazzi, eh potograper maksudnya

Kamis, 04 November 2010

Studi Banding? Ke Laut Ajah!!

Gw, sebagai emak2 beranak satu berlaki satu, serta pengamat pasar, terutama pergerakan IHSG dalam mempengaruhi kenaikan harga cabe keriting dan brokoli kribo, bener2 ga habis pikir dengan kelakuan makhluk2 berkuasa di tanah air tercinta, Indonesia Raya. Gimana kaga, di tengah2 bencana alam yang bertubi2 melanda, eh anggota2 Dewan kurang terhormat dan elite2 politik masih ajah sibuk ngomongin STUDI BANDING. Beberapa hari lalu, gw nyaris melemparkan ulekan ke tipi, kalo ga sadar bahwa tipi itu dibelinya pake duit dan bukan daun, saat MA [u know lah hai yang gw maksud, itu lho ketua DPR] berkata “Satu2nya cara untuk belajar adalah dengan studi banding”.

Marilah sodara2 sekalian kita buka kamus Bahasa Indonesia dengan khidmat dan teliti untuk mencari apa sebenernya pengertian dari kata2 tersebut. Studi adalah belajar, penelitian ilmiah, kajian, telaahan; sedangkan banding yaitu persamaan, tara, imbangan. Maka, jika digabungkan, pengertian kedua kata tersebut ialah : suatu kajian ilmiah dengan mencari imbangan dari kasus yang sama atau serupa di tempat lain. Seyogyanya, peserta studi banding merupakan orang2 dengan pemahaman bagus terhadap bidang yang akan distudi-bandingkan, serta kemampuan menyerap ilmu dengan baik, supaya setibanya di kampung halaman ilmu baru yang diperoleh dapat diaplikasikan secara tepat.

MAMPUKAH MEREKA?

Itulah pertanyaan yang banyak berkelebat di dalam otak jutaan masyarakat Indonesia, saat wakil2nya di Dewan berencana untuk mengadakan studi banding, ke luar negeri pula. Jangan salahkan ketika banyak opini miring bermunculan. Pemicunya bukan hanya satu, tapi banyak hal. Antara lain:

1. Anggota dewan terpilih berdasarkan suara terbanyak, bukan keahlian yang dimiliki.

Siapa punya banyak pendukung dalam Pemilu, maka dialah Sang Pemenang. Oke oke, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam menjatuhkan pilihan, banyak pemilih masih sembarangan. Karena dihujani oleh kiriman kaos dan sembako,padahal bahan kaosnya tipis dan kasar sehingga bisa digunakan sebagai saringan, maka jatuhlah talak kepada si pemberi. Dikasih duit ala kadarnya yang udah tentu ga cukup untuk kasih makan keluarga dalam sebulan, langsung berserah suara. Dihadiahkan alat2 pertanian, mesin air, genset, serta kebutuhan2 lain yang diperlukan desa, berbondong2lah orang memilih tuan yang baik hati itu. Akibat dari uang berbicara itulah maka banyak caleg yang kurang ato bahkan ga ‘qualified’ sama sekali justru tepilih.

2. Maraknya kasus jual-beli ijazah.

Makin maju suatu peradaban,semakin canggih juga orang2nya. Kalo dulu di pasar yang di perjual-belikan adalah sayur, buah, ikan, daging, ayam, jaman sekarang ijazah sudah menjadi salah satu komoditi tersebut. Kasus caleg yang cuma lulusan SMA, tapi tau2 punya ijazah dari sebuah perguruan tinggi, bukanlah isapan jempol. Pun bukan rahasia umum lagi. Efeknya apa sodara2? Titel boleh tinggi, deretan MSi MSc dan MM (baca : Mall Metropolitan) membuat penulisan nama menjadi lebih panjang dan seakan2 terlihat sangat intelek, tapi isi otak kosong melempem. Pantas saja almarhum Gus Dur pernah berkata bahwa DPR ga lebih dari sekumpulan anak TK.

3. Anggap saja benar2 bersekolah, tapi kemudian salah jurusan.

Salah jurusan yang gw maksud disini bukan naik bus Kp. Rambutan - Bogor padahal tujuannya ke Lampung. Tapi, ketika seorang yang anggaplah benar2 lulusan dari sebuah perguruan tinggi, meraih gelar Sarjana Sastra Jawa, IPK alhamdulillah cukup buat makan, kemudian terpilih dalam Pemilu dan duduk di Bidang Anggaran. Nah lho? Mati kutu dah. Dengan alasan itulah studi banding menjadi satu2nya cara belajar efektif agar kekurangan pengetahuan dan skill doski akan cepat didapat dan dikuasai. Pertanyaan berikutnya: apakah iya studi banding yang jangka waktunya relatif singkat dapat segera menambal ‘kekurangan’ tersebut? Jangankan Sarjana Sastra, wong Sarjana Ekonomi ajah kalo disuruh nyusun anggaran masih megap2 [kasus temen gw yang disuruh nyusun Budget Capex perusahaan sama bosnya langsung bengek 3 hari 2 malam].
4. Kemampuan Bahasa
Gw yakin seyakin2nya kalo ga semua anggota Dewan, elite2 pemegang tapuk pemerintahan, bisa berbahasa Inggris. Boro2 mengharapkan berbahasa Inggris dengan baik dan benar, wong cas-cis-cus ala Tukul ajah masih banyak yang gelagapan. Waktu gw freelance di BPPT tahun 2005, mengadakan seminar skala internasional tentang gempa bumi dan tsunami, banyak peserta dari Indonesia, yang merupakan orang2 PEMDA (contoh : sekretaris daerah, dll), sama sekali kaga bisa bahasa Inggris. Nah loh! Kumaha ieu teh? Padahal diktat, materi seminar, diskusi, semuanya berbahasa Inggris.

SEBERAPA EFEKTIF?

Tingkat kepercayaan masyarakat bahwa studi banding itu efektif sangatlah rendah. Tak heran ada stigma ‘studi banding = pelesiran’. Coba kita tengok negara2 yang dipilih sebagai tujuan studi. Afrika Selatan, sebagai tempat mencari ilmu mengenai Pramuka. Apakah memang Pramuka di Afsel sudah sedemikian majunya? Berikutnya, Yunani. Ada yang bisa jelasin ga seh kenapa harus ke Yunani buat belajar etika? Kenapa bukan Yu Yati ato Yu Gemi? [hihihi itu mah tukang baso di Cilegon]. Bagusan juga pergi ke Jepang. So jikalau pada akhirnya dinilai gagal dalam menjalankan tugas,mereka ga sungkan2 untuk mengundurkan diri, ato harakiri sekalian (baca: bunuh diri).

Akibat pemilihan negara tujuan studi banding yang seringkali tidak selektif, karena tidak cocok dengan substansi masalah yang sedang dipelajari, serta ketidaksamaan dalam sistem politik, sosial, dan kondisi geografis dengan Indonesia, maka gw merasa bahwa studi banding ga efektif dalam mengatasi permasalahan di dalam negeri. Kalo beda 180 derajat lalu gimana mo mengaplikasikannya?

Bisa dibilang gw adalah orang yang selalu suudzon dengan Anggota Dewan Kurang Terhormat. Bisa dikata gw kejam, karena punya pikiran daripada piara DPR bagus piara tuyul, jelas2 menghasilkan duit bukan malah ngebuang2. Ups, tuyul haram yah bo? Gw ganti deh jadi piara ternak, entah itu sapi, kebo, ato domba. Dikasih pakan berkualitas, badannya semakin hari semakin montok, mendekati Idul Fitri ato Idul Adha dijual, pasti banyak yang mau beli dengan harga tinggi. Nah kalo Anggota Dewan, udah mah dikasih fasilitas2 nomer 1 [liat dunks mobilnya, coba dibeliin kerupuk udah dapet berton2 kerupuk plus tempat pikulannya plus emang2 yang jual], gaji dan insentif ini itu ditambah duit rapat gini gitu yang kalo ditotal jumlahnya cukup buat beliin susu bayi2 di pengungsian, bukannya memberi masukkan dan ide2 terbaik untuk Negara, eh malah jadi lintah. Iya, lintah. Nempel, ngisep darah, kalo udah kenyang ga juga mau lepas. Ga tau diri!

Dua orang sepupunya Abang, mejadi anggota DPRD Tk.II, satu di kota A, satu lagi di kota B, Kalimantan Barat. Yang di kota A keren sekali, suami istri dua2nya menjadi anggota dewan. Mereka berdua tamatan SMA. Waktu kami silaturahmi Lebaran ke rumahnya, Sang Istri cerita mereka baru pulang dari S’pore, bareng anggota dewan lainnya. Gw pun bertanya2 apa gerangan yang dikerjakan orang2 itu ke S’pore? Kalo mo studi banding, apa yang di-studikan? Apa yang di-bandingkan? Karena setau gw, kedua orang itu (baca: sepupu Abang, otomatis sepupu gw juga) ga bisa berbahasa inggris. Atokah bahasa sehari2 di S’pore adalah bahasa Melayu? Di ujung cerita, gw hanya melempar secuil senyum serta anggukkan kepala sebagai bentuk menanggapi, saking ga tau harus bicara apalagi, sebab dari keseluruhan cerita kegiatan jalan2 dan blanja-blanjilah fokus pembicarannya.

Di kota B, sodara Abang bernama, mmmmm … sebut saja Mawar. Ok, secara Mawar sangat lazim digunakan koran Lampu Merah untuk menyebut inisial seseorang [ada yang pernah baca koran ituh?], maka gw akan ubah namanya menjadi Pinus. Iya, gw ga tertarik lagi dengan nama bunga, makanya gw pilih nama pohon. Back to the topik, lakinya Pinus adalah anggota Dewan. Saat gw maen ke rumahnya, di tengah2 acara ngemil tempe goreng dengan cabe, dia ngomong begini:

Pinus : “Teh, kemaren Pinus dari Bandung loh” (mesem2)
Gw : (nambah tempe untuk kali ke-7, tanpa cabe, karena bibir dah jontor kepedesan) “Ngapain?”
Pinus : “Kan ada pelatihan istri anggota Dewan”
Gw : (muka lempeng) “Pelatihan apaan?”
Pinus : “Pokonya pelatihan gituh deh. Soalnya kan udah ada anggarannya. Oya Teh, hotel kami deket Pasar Baru lho. Jadi Pinus sama istri2 anggota Dewan lainnya belanja kesana. Tapi penuh banget. Desek2an. Makanya cuma sebentar”
Gw : (berpikir dengan serius kenapa pada cerita pelatihan yang menggunakan uang rakyat garis bawahnya justru adegan belanja di Pasar Baru) “…………….”
Pinus : (level mesem2nya meningkat jadi cengar-cengir) “Tar bulan depan juga ke Bandung lagi Teh. Ada pelatihan lagi”
Gw : (nyolot semangath ‘45) “PELATIHAN APAAN??”
Pinus : (cengar-cengir kuda lumping makan beling keselek lembing) ”Ya pelatihan istri anggota Dewan, Teh”

Temans, dua contoh itu bukan gw denger dari orang lain, media cetak, ato versi sinetron di tipi. Itu adalah percakapan nyata antara Jeng Soes versus anggota Dewan, yang merangkap sebagai sodara. Mereka pun ‘hanya’ DPRD Tk.II, bukan yang di pusat. Tapi ternyata gejala2 gilanya sama kan?!

Sekali lagi, tulisan ini hanyalah jeritan hati seorang emak2 seksi pengamat pasar, sekaligus pemerhati cowo2 ganteng kaya Tom Cruise, Ashton Kutcher, dan Raffi Ahmad di pilem ‘Jeruk Purut vs Jeruk Bali’. Gw minta maap karena gw yakin, diantara segerombolan maling2 berdasi yang kerjanya bikin miskin Negara, pasti ada barang sebiji dua biji tiga biji [banyak amat bijinya, San?] makhluk2 berhati malaikat, melaksanakan amanat rakyat dengan jujur, bersih, adil, dan membela kepentingan wong cilik.

Saran gw buat MA, sekarang kan teknologi udah luar biasa maju. Informasi2 apapun bisa dicari melalui internet. Banyak literatur yang bisa dipelajari. Kalo ga puas, bisa dilakukan korespondensi dengan staf ahli dari negara lain. Kalo masih ga puas, datangkan si ahli tersebut, toh mendatangkan 1 orang lebih murah pastinya daripada memberangkatkan pasukan secara berbondong2. Dan gw yakin masih banyak alternatif2 lainnya, yang tidak memboroskan uang negara.

Diatas itu semua, prioritas utama haruslah diletakkan pada kebutuhan2 yang tingkat urgensitasnya tinggi. Seperti saat ini, dimana bumi Jawa Tengah & Yogyakarta sedang dicumbui erupsi Merapi, tanah Mentawai diciumi tsunami, sungguh tidak patut rasanya jika duit bermilyar2 malah dialokasikan untuk perjalanan dinas ke luar negeri. Justru inilah waktu paling tepat untuk menunjukkan bahwa tanpa studi bandingpun para Anggota Dewan yang terhormat masih memiliki etika dan moral.

Note: Para pengungsi makan ala kadarnya. Di Yogya, mereka makan hanya dengan nasi + tempe + kerupuk. Bayi2 dan anak2 kecil ga minum susu, ga makan sayur, ga makan buah. Ketersediaan air terbatas. Ketakutan, trauma, menghantui setiap saat. So kelaut ajah deh yang judulnya DPR kalo masih kekeuh mo STUDI BANDING. Oya, ke sumur juga boleh. Ato sekalian ke Merapi biar icip2 sedikit gimana rasanya ‘wedhus gembel’. Salam metal!!
Note lagee : Udah tau kan tentang Gubernur Sumatera Barat yang jalan2 ke German pada saat Mentawai kena tsunami? Ya ampyun Om, lo tu yee kebangetan amath!! Rakyat lo menderita, banyak yang wafat, luka2, keilangan rumah, keilangan sanak sodara, kocar-kacir cari tempat aman, eh lo malah pelesiran!! Awas yah kalo yey perjalanan dinas ke Miri, gw akan samperin tempat lo nginep, dan kalo ketemu, gw cincang ampe halus!!! [emak2 esmosi mulai ngasah golok].