..................................................................................
Ps: 1 lagi yang gw suka dr Bapake, 1 bulan sekali rela menjaga anak sampe malem, sementara gw seharian perawatan di salooon!!! Alhamdulillah,nikmat Allah mana lagi yang sanggup aku dustakan :)
..................................................................................
Kami (gw + Jeng Angs + lakinya) adalah temen sekelas di jurusan HPT tercinta. Jaman dulu, dua orang itu ibarat Tom & Jerry. Kaga pernah akur. Bawaannya saling menghina dina, caci-maki, cakar2an, pokonya berantem wae. Ternyata eh ternyata jodoh ga kemana. Selang 2 taun setelah lulus, Jeng Angs yang waktu itu punya pacar, putus dari pacarnya, terus merid sama Bapake [hampir sama yah bo kaya cerita gw dan Abang]. Mereka sekarang hidup bahagia, punya 1 anak yang ganteng, Tegar namanya, gemah ripah loh jinawi karena Bapake sudah menjadi manager marketing untuk area Pulau Jawa di perusahaan pestisida ternama di dunia.
Temen gw yang lain, Dhita, pacaran ampe karatan dengan cowonya jaman SMA, eh ga taunya merid sama orang yang ditemuinya di kereta Jakarta-Bogor saat mo berangkat kerja. Setiap hari mereka selalu naik kereta yang sama, hanya diam2an, terkadang bertemu pandang, lama2 berani melemparkan lirikan maut dan senyum2 simpul semanis madu, tanpa sekalipun keduanya memiliki inisiatif untuk bertanya “Siapa namanya?” ato “Boleh kenalan ga?”. Namun, entah kenapa pada saat hari terakhir temen gw naik KRL itu, karena dia memutuskan untuk resign dari perusahaannya dan pindah ke kantor yang deket rumah supaya ga perlu bangun pagi2 buta untuk berdesak2an di kereta demi ga telat masuk kantor, tiba2 tu cowo dengan sopan meminta nomor henponnya. Dhita pun dengan sukarela memberikan 11 digit nomornya, padahal setau gw dia paling males kasih no hape ke orang yang baru dikenal. Setelah 7 kali telepon2nan, cowo itu pun melamar. Hah, secepat itu? Serius, San? Yoi bro, serius banget! Dengan keyakinan penuh yang entah diperoleh dari mana, Dhita menerima lamaran cowo itu. 2 bulan kemudian mereka menikah.
Terus gimana ceritanya dengan orang2 yang divorce seperti artis2 di tipi, bawaannya saling lempar tuduhan siapa yang paling bener siapa yang salah? Ato orang2 yang mengalami perlakuan keji dari pasangannya? Kan katanya Tuhan selalu memberikan segala sesuatu-Nya yang terbaik? Menurut gw, semuanya kembali kepada orang2 yang menjalankannya. Mungkin di tengah jalan pasangan itu mulai menonjolkan ego masing2, ga mo mengalah satu sama lain, saling menyalahkan terhadap situasi yang terjadi, mulai menggunakan kata ‘aku’ dan melupakan istilah ‘kami’, kehilangan kepercayaan, terkikisnya kesabaran di dalam diri sehingga hal yang remeh pun bisa bikin kebakaran jenggot, sampai akhirnya segalanya menjadi tidak terkendali. Maka perpisahan dijadikan sebagai pembenaran atas apa yang terjadi. Padahal kuncinya adalah introspeksi, dan kembali secara utuh kepada koridor2 pernikahan yang ditetapkan dalam agama [pendapat gw]. Bukankah setiap agama membenci perceraian?
Benar. Nikmat Allah mana yang sanggup aku dustakan. Memang begitulah seharusnya. Semua kebaikan dan keburukan pasangan harus diterima, karena dari situlah kita belajar menghargai sesama manusia. Jatuh bangunnya stabilisasi ekonomi keluarga, yang sering menjadi kambing hitam dalam pertengkaran suami istri, juga merupakan salah satu nikmat. Janganlah kita memiliki pedoman hidup: bikin parit di tanah lapang, ada duit Abang kusayang, duit ngibrit Abang kubuang. Wong waktu mengucap janji setia sehidup semati kita telah berikrar akan seia-sekata dalam keadaan terbaik (mapan) dan terburuk sekalipun (jatuh bangkrut lalu melarat). Maka dari itu, mulai sekarang, biasakanlah mensyukuri nikmat yang datang, sekecil apapun. Dengan bersyukur, Insya Allah semuanya menjadi terasa indah dan bermakna.
NB: Suamikyu, bagaimanapun engkau, meskipun terkadang galaknya ga ketulungan [tapi lebih sering gw yang ngamuk teu pararuguh hehehe], tidak memperbolehkan istrimu ini memakai legging ato baju2 yang seksih menurut penglihatanmu, suka marah kalo ekyu nakut2in Zahia dengan suara cicak karena ampe jam 10 pm lewat masih ga mo bobo, ngambek kalo gw kelamaan ngetem di depan lappie sehingga dirimyu ngerasa dicuekin oleh bini tersayang, dan masih banyak kelakuan2 lainnya yang suka bikin ilfill, tapi aku mencintaimu Honey. Teramat sangat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar