Jumat, 03 Desember 2010

Bintulu, Setahun Lalu

29 November 2009 merupakan hari spesial buat gw & Abang. Kenapa Jeng, tanggal pernikahan yah? Bukan, anniversary kami masih 1,5 bulan lagi koq. Oooooo ….. berarti tanggal waktu pertama kali ketemu trus jatuh cinta? Hihihi, tet … tot …! Tebakannya salah lagi. Gw kaga inget kapan tepatnya ketemu Abang, coz diantara kami ga pake acara jatuh cinta pada pandangan pertama, kedua, ato ketiga. Setelah perjumpaan ke 34 kali, ga ada angin ga ada hujan tapi ada yang jualan es cendol [bagian ini ga usah dibaca, GA PENTING sodara2], secara mengejutkan dan sekonyong2 koder, doski mengirimkan lamaran via imel [kisah romantis Zul Romeo dan Susan Juliette ada disini]. Maka gw, sesuai dengan wangsit dari hasil pertapaan 40 hari, akhirnya memutuskan hubungan dengan pacar, lalu menerima lamaran tersebut. 3 bulan kemudian kami menikah. Jadi, 29 tanggal apaan Say?? Jangan bikin orang penasaran dunks?! Wokeh, wokeh, gw kasih tau yey semua. 29 November merupakan hari terbebasnya kami dari masa2 jahiliyah.
Dulu, jaman kuliah, sebagai mahasiswa teladan dan gemar menabung di warung pecel lele ‘Cah Joyo’, gw menggunakan kompie hanya sebatas Word, Excel, dan Power Point. Singkat kata, untuk ngerjain tugas. Internet? Kenal, tapi yah itu tadi, cuma buat cari2 bahan kuliah doang. Kalo blog? Well, mohon mangap lahir batin, karena tingkat ke-gaptek-an gw mencapai taraf maksimal, boro2 ngeblog, friendster ajah kaga punya. Barulah 3 taun kemudian, taun 2007, tepatnya ketika kerja di Kalimantan Timur, gw ‘agak’ melek dengan internet, khusunya blog pribadi. Heran, takjub, ga percaya, semuanya bercampur aduk. Betapa tidak, dengan kecanggihan internet, dunia tiba2 hanya sebesar kolor babe, ukuran S pula!

Gw jadi inget ketika seorang sahabat SMP, berinisial LS, bercerita. Kakak LS, cowo, sebut saja A, merajut asmara dengan seorang cewe Jakarta, B, sejak tingkat pertama di bangku kuliah. Kedua orang tua A & B sudah saling mengenal dan merestui. Mereka pun merencanakan untuk meng-up-grade hubungan ke jenjang pernikahan, setelah lulus. Tiba2 saja, kisah percintaan A & B putus di tengah jalan lantaran B akhirnya menikah dengan suami almarhum kakaknya, yaitu C. “Istilah Orang Jawanya ‘naik ranjang’, San”, kata LS.

Beberapa waktu kemudian, di sela2 ngerjain laporan bulanan + nyambi baca2 blog orang, gw menemukan sebuah blog yang isinya membuat gw terhenyak. Gila! Ko ceritanya mirip2 yah ama cerita sahabat gw? Disitu tertulis, bahwa sang empunya blog telah melangsungkan pernikahan dengan suami almarhum kakaknya. Gw melihat ada poto 2 pasang cincin. Poto pertama adalah cincin almarhum kakanya & C, yang notabene telah menjadi suami B. Poto kedua merupakan cincin B & C. Gw menarik napas dalam2, berpikir keras, serius, sangat serius. Seberapa banyak siy makhluk di dunia ini yang mengalami kisah hidup seperti ituh? Kebetulan kah? Ato apa? Demi mengenyahkan rasa penasaran gw yang makin memuncak, gw telepon LS, untuk bertanya apakah nama lengkap mantan pacar kakaknya adalah B, apakah rumahnya di daerah ini, apakah begini apakah begituh. Daaaannnn … bukan sulap bukan sihir, klop banget sodara2. Ceritanya sama. Tokoh2nya tepat. Semua sesuai. B adalah orang diceritakan LS kepada gw.

Lagi, contoh ketidaksengajaan berbuah manfaat. Suatu hari, mendekati jam pulang kantor, gw iseng2 berhadiah searching seenak udel di Mbah Gugel. Seisi kantor gw search. Sapa tau ada berita menggemparkan dan selama ini ditutupi dari Ratu Gosyip, misalnya Bapak GM ternyata punya 5 biji ubun2, ato bos gw orang New Zaeland pernah berhubungan intens dengan Beyonce Knowles. Pas gw ketik nama lengkap temen satu department merangkap budak jajahan, sebut saja Baba, dan hasil pencarian keluar, ternyata salah satu dari blog tersebut merupakan temen SMA Baba. Dari situ silaturahmi yang lama terputus bisa terjalin lagi, setelah Baba meninggalkan komen di blog temannya.

Huhuy, I love this world! Detik itu juga gw berikrar bahwa gw HARUS KUDU WAJIB MUSTI punya blog. Tapi apadaya Temans, Miss Gaptek cuma bisa menggigit roti [kalo gigit jari mah ga enak. Ga ngenyangin pula!]. Pernah coba2 bikin blog sendiri tanpa bantuan makhluk halus, hasilnya parah. Percobaan pertama gagal total. Angan2 punya blog sendiri yang keren dan aduhai, masih sebatas mimpi.

Barulah 10 bulan sehabis merid impian gw bisa terwujud. Horeeee, akhirnya setelah mengeluarkan 1001 jurus jitu merayu suami agar mau ngebeliin lappie, gw punya blog juga. Tentu ajah dobrakan ini, yang berperan penting dalam membebaskan gw dari masa ke-jahiliyah-an, akan selalu teringat. Kalo perlu gw akan ajukan kepada Bapak Presiden untuk dijadikan tanggal merah saking bersejarahnya.

Anak kedua kami (baca: blog ini) diberi nama keluargazulfadhli.blogspot.com. Pilihan template jatuh kepada si ijo royo2, ora ono duit ora opo2. Alasannya kenapa Jeng milih warna ijo? Iiiiihh, cabeee deeeehhh, nanya mulu dari tadi!! Itu kan asal comot. Keliatan wokeh, ya sutra diambil. Tahap berikutnya yaitu tahap mempercantik blog, seperti dipasangin ticker2 pernikahan dan usia Zahia, gadget2 sesuai keinginan gw [istri egois!]. Pekerjaan ini diserahkan kepada Abang chayank, sedangkan gw konsentrasi mencari teman seperjuangan. Mengenai isi, kami bahu-membahu dalam menulis, meskipun as u know lah hai setelah berjuta2 tahun cahaya laki gw kaga posting, baru2 ini secara menggemparkan langsung meluncurkan 2 album.

Dua kepala, dua pasang tangan. Perbedaan pasti ada. Begitu juga gw dan Ayah Zahia, selaku admin blog. Temans yang sering mampir mungkin bisa ngerasain perbedaan ‘cita rasa’ kami.

Jeng Soes
1. Orangnya manis, baik hati, hobi mencuci piring dan guntingin kuku orang
2. Cara penyampaian suatu cerita non-formal, memakai Bahasa Indonesia yang sangat2 tidak sempurna dan bisa bikin Guru Besar Sastra nangis darah karena merasa gagal dalam mengajar generasi penerus bangsa
3. Isi tulisan ringan, renyah, ga mengandung MSG. Kebanyakan mengenai keluarga (anak, suami, Nyokap, mertua), kehamilan, kegiatan jalan2, masak-memasak, dan curahan hati
4. Ga afdol kalo nulis ga panjang. Minimal 3 halaman Word deh rumpiannya
5. Setiap postingan menggunakan huruf Trebuchet MS
6. Beraliran ekpresif-dangdutis

Om Zulfadhli
1. Paling ganteng sedunia [pengakuan bininya], hobi masak dan ngupil
2. Menyampaikan isi pikiran dengan bahasa formal, kalem, cenderung kaku
3. Isi tulisan mengenai dunia forestry (kehutanan), pekerjaan, lika-liku menjadi ekspatriat (baca: TKI). Selalu membubuhkan nama dan tempat layaknya surat di akhir postingan. Contoh: … Ayah, Miri …
4. Postingan pendek, soalnya ga biasa nulis panjang kali lebar kali tinggi sama dengan luas kubus
5. Lebih menyukai jenis huruf Verdana
6. Beraliran impressif-observatif

Sebagai pengguna blog pemula, yang umurnya baru setaun, kami ngerasa bahwa masih banyak kekurangan2 yang harus ditambal. Idealisme awal, sesuai dengan Sumpah Palapa butir pertama, yang isinya tertulis bahwa setiap 3 hari setidak2nya ada tulisan diposting, belom bisa diwujudkan dengan maksimal. Alesan beribu2 macem menjadi kambing bandot, … eh kambing hitam maksud gw. Yang sibuk sama pekerjaan lah, sibuk ngurus anak lah, sibuk jualan lah, sibuk mikirin kinerja KPK + POLRI + Kejaksaan lah. Maka konsistensi menjadi nomor 1 dalam to-do-list kami.

So, apa seh Jeng manfaat yang lo rasa dengan nge-blog selama setaun ini? Tentu ajah banyak banget. Gw akan jabarkan 5 diantaranya.

1. EJAKULASI PIKIRAN

Seperti pernah gw katakan, dengan menulis gw bisa mengeluarkan ‘uneg2’ yang ada di kepala. Maka menulis merupakan bentuk ejakulasi pikiran. Daripada disimpen sendiri tar jadi jerawat ato bisul kan repot! Itu sebabnya gw selalu nulis puanjang kaya jalan lintas propinsi. Ga suka ah ejakulasi nanggung. Nikmat kaga, gondok iya!

2. REKAM JEJAK

Dari awal blog ini dibuat, memang tidak mengkhususkan menulis tentang sesuatu hal saja. Isinya variatif, karena jejak di masa lampau yang biasa maupun spesial, akan direkam disini, sehingga di kemudian hari bisa menjadi album kenangan. Kami pengen goresan2 kisah, suka maupun duka, yang terjadi, tidak lenyap begitu saja, tapi bisa dinikmati anak-cucu-cicit. So suatu hari nanti, misalnya Zahia udah merid sama anak pemilik Al-Burj, gw dan Abang telah menjadi nenek kakek, menetap di Mesir, bikin rumah deket Piramida, ketika kami membaca lembaran2 lama di blog sambil minum teh melati dan nyemil dadar gulung dan roti canai, kami tertawa2 bersama mengenang perjuangan gw melahirkan Zahia, merasakan nikmat getirnya jadi kuli & cari nafkah di negeri orang, perayaan anniversary pernikahan, serta cerita2 lain yang ga kalah seru.

3. SHARING INFORMASI

Status sebagai anak tunggal membuat gw ketar-ketir saat Zahia lahir. Ga pernah punya ade baby, tiba2 harus ngurus baby imut sendirian! Emang seh Nyokap & ibu mertua dateng sehari setelah gw beranak, tapi dikarenakan jatah cuti Beliau berdua cuma semingguan, maka dimulailah perjuangan emak amatir vs baby merah (baca: baru lahir). Ayah Zahia? Jangan ditanya, doski mah dinas luar mulu. Pergi dinas luar hari Senen, pulang wiken.

Permasalahan2 mulai muncul. Zahia yang ga mo nyedot ASI langsung dari kendinya (baca: nenen ke payudara gw), hobi muntah kalo abis minum, gw ga ngerti cara menyendawakan yang benar, dll. Menginjak masa MPASI, gw mulai mencari2 info menu makanan untuk baby usia 6 bulan. Semakin besar, permasalahan bukan berkurang, tapi semakin banyak. Misalnya mengenai tumbuh gigi [Zahia umur 15 bulan baru tumbuh gigi pertamanya], berat badan, menangani anak yang tantrum, pertolongan pertama ketika anak tersedak makanan. Info2 tersebut (baca: jalan keluar berbagai permasalahan yang gw hadapi) bisa gw dapatkan dengan membaca blog emak2. Thanks banget buat para emak2 blogger yang sudah membagikan ilmunya.

4. TAMBAH TEMAN, TAMBAH SODARA

Gw sempet ngerasa down ketika pindah ke M’sia, ga punya temen, ruang lingkup amat terbatas untuk bersosialisasi. Padahal ketika di Indonesia temen gw bejibun2, mulai dari emang2 penjual sayur, tukang ojeg, mbok jamu, temen jaman Majapahit (baca: TK) ampe Orde Baru (baca: kerja). Dengan punya blog, kerinduan gw akan ‘sentuhan seorang teman’ menjadi terobati. Temans datang ke blog gw, ato gw menyambangi rumah ‘tetangga’, ato sapa-menyapa lewat pesbuk, membuat kehidupan gw ‘back to normal’.

Selain dengan sesama emak2 (baca: ibu rumah tangga dan ibu bekerja), gw mencoba untuk bergaul dengan semua kalangan dan profesi. Bapak2, Om2 tapi idungnya ga belang, baby [hai Dija cantik, peraih gelar blogger termuda hehe], anak ABG, anak setengah tua, orang tua, mahasiswa, pelajar, dokter, pemilik butik, pegawai negeri, pegawai swasta, notaris, penulis buku, penulis puisi pengusaha, guru, dosen, web-designer. Betebaran di seluruh Indonesia. Beberapa ada juga yang bernasib sama seperti kami, merantau ke negeri orang demi segenggam intan & sesuap berlian. Ada yang di Australia, Kuala Lumpur, Cina, Ruwais (Abu Dhabi), Perancis. Alangkah indahnya persahabatan ini.

5. MENCARI TULANG RUSUK YANG HILANG

Dulu, gw selalu berpikir negatif tentang orang2 yang keluyuran di internet. Pasti identitasnya palsu! Gimana kaga suudzon, dulu sohib gw, M, pernah chatting dengan seorang cowo yang ngakunya guanteng dan udah punya pekerjaan tetap. Emang seh waktu diajak ngobrol asyik pisan. Hubungan mereka pun berlanjut ke telepon2nan. Wah wah wah, pasti orangnya beneran ganteng, wong suaranya ajah menyejukkan jiwa. Berat2 barbel gituh loh. 6 bulan berlalu, M dan kenalannya memutuskan untuk ketemu. Ternyata eh ternyata kenyataan tidak sesuai dengan bayangan. Beda 360 derajat dari aselinya boo!

Tapi, sekarang, gw mulai bisa ‘percaya’ bahwa internet bisa merupakan ajang mencari tulang rusuk yang ilang. Ini dia bukti nyatanya, Sang Saksi Hidup. Asmara blogger berbuah surat nikah dari KUA. Congrats buat Bang Atta & Mba Wina yang akhirnya berakhir di ranjang bergoyang. Ups, maksud gw di pelaminan!
Gw kaga kaget jikalau Mba Wina belendung, terus berojol, si jabang beibeh dikasih nama Putri Alexa Zam, ato Pangeran Pagerank. Jiiiiiihhhhaaaa!

Temans, gw ga ambil pusing jika ga semua nama yang ada dalam list friend keluargazulfadhli mampir secara kontinyu. Ada loh yang dalam setaun bertandang hanya sekali-dua kali. Dulu memang pernah berkelebat perasaan sedih kalo ngeliat misalnya si Z ko selalu maen ke blog Y, yang juga merupakan temen gw, tapi ga pernah maen ke blog gw padahal kita udah saling nge-link. Tapi sekarang perasaan itu ga ada lagi. Bagi gw, kualitas pertemanan bukan diukur dari situ. Dan gw harus paham, bahwa ga semua orang yang berbagi link berarti suka dengan gw, ato mau meluangkan waktunya berkunjung ke blog ini, setiap ada postingan baru. Gw sendiri, berusaha untuk selalu mampir ke blog Temans. Kalopun ga bisa tiap hari, pasti gw rapel untuk ngebaca cerita yang tertinggal, yang belum gw baca.

Tak ada kepiting yang tak botak, tak ada gading yang tak retak. Kami minta maap kalo ada kesalahan. Dari hati terdalam, kami berharap silaturahmi kita melalui blog bisa everlasting. Jika situasinya klop, siapa tau bisa ketemuan di dunia nyata. Gw berusaha sebisa mungkin menciptakan hubungan yang personal dengan temans sekalian. Untuk itulah kiranya Temans bersedia menerima award ini, sebagai ucapan terima kasih, teramat sangat. Thanks juga buat para silent readers, followers, dan teman2 yang udah bersedia komen. Yuks maree kita nikmati bersama duriannya [duren aslinya tar ajah yah pas ketemuan].

Special thanks buat Bang Atta yang udah bikinin award ini. Elegan booo. Sukaaaa banget deeehhh. Buat Temens semua, monggo diambil durennya

Short review :

# Jumlah Postingan Hingga saat Ini : 78 tulisan
# Postingan Pertama : Better Late Than never
# Teman Pertama : Jeng Putilaksmi [jadi inget Put dulu lo ber-susah payah buat nemuin blog ini. Thanks yah Say]
# Postingan dengan Komen Terbanyak (51 comments) : Bau Badan? Apa Kata Dunia
# 3 Postingan Paling Banyak Dicari di Google : Sepenggal Puisi Cinta untuk Suamiku, Brunei Darussalam (Brunei Jilid I, Brunei Jilid II) & Kuret

Tidak ada komentar:

Posting Komentar