Jumat, 28 Mei 2010

Libur ...... Hurraayyyyyy!!!!

Ketika melihat kalender, hati gw berbunga2. Bukannya karena laki gw bru gajian dan akan keluar travel allowance nya, ato gw menang togel 100 rebu RM, melainkan banyak sekali tanggal merah bertebaran selama seminggu ini. Seperti kemaren, tanggal 28, merupakan Wesak Day. Kemudian, tanggal 1 & 2 Juni, khusus Sarawak ada libur 2 hari memperingati Gawai Dayak. Gawai adalah Pesta Panen, yang diperingati oleh orang Dayak. Gawai ini meriahnya lebih2 dari Christmast loh [orang Dayak rata2 beragama Christian]. Waktu kami shopping ke mall hari Kamis malam, mall penuh sesak dengan makhluk2 yang belanjanya kesurupan. Gw ngintip ke kereta belanja beberapa orang isinya adalah minuman / soft drink ber-krat2, kue2 kering, kacang2an, biskuit, permen2, coklat, bumbu2 dapur, daging, ayam, dan beraneka jenis makanan ato bahan pangan lainnya. Persis kaya suasana mo Lebaran. Libur selanjutnya adalah tanggal 5 Juni, yang merupakan birthday of DYMM SPB Yang di-Pertuan Agong, alias Raja Malaysia.

Sebenernya, laki gw dapet wangsit untuk mudik ke Singkawang pake bis. Kan lumajan tuh kalo ditambah cuti 4 hari jadi total bisa liburan 10 hari. Tapi setelah kami pertimbangkan ulang, rencana itu pun batal. Alasannya :

1. Bulan September, mendekati Lebaran, mo ngambil jatah cuti taunan, yang mana jadwal roadshow keliling Jawa dan Kalimantan Barat sangatlah padat. Tentu saja uang yang harus dipersiapkan pun ga sedikit. Nah kalo bulan ini pulang, 3 bulan kemudian pulang lagi, pan jadinya dobel2 pengeluaran, bukan begituh penonton??
2. Kemarin Bapak baru main ke Miri. Tabungan 2 bulan kami udah disetor ke Bang Mastur. Hehehe, gw dah pernah cerita kan kalo Ayahnya Zahia ga pernah percaya sama yang namanya Bank, sehingga duit simpanan kami tabungkan ke Bang Mastur, yang tak lain adalah Bapaknya misua / mertua gw / Ni Aki Zahia. Keuntungan menabung di Bang Mastur adalah:
# Tidak ada potongan2
# Kalo saldo udah nol karena duit tabungan udah dibelikan tanah sebagai investasi, sedangkan kami harus membayar abodemen Kartu Halo, maka Bang akan memberikan pinjaman tanpa bunga dan ga ada time limit pembayarannya
# Terkadang, jika saldo di tabungan ga mencukupi, tapi Bang Mastur melihat ada tanah yang strategis maka pihak Bang akan menalangi dahulu pembelian tanah, dan kreditor boleh membayarkan tanah tersebut kapan2 kalo udah ada rezeki
Itulah sebabnya dari dulu ampe sekarang kami selalu menggunakan Bang Mastur sebagai tempat penyimpanan uang.
3. Secara gw udah ga ada ART, dan Uti ga kuat naik bis [24 jam bo duduknya, bisa encok lah emak gw!], dan pastinya Uti bakalan ngamuk kalo ditinggal sepuluh hari di rumah sendirian, maka dapat dipastikan rencana mudik 10 hari gatot (gagal total).

So, liburan ngapain ajah Jeng? Pastinya ngajak main Zahia dunks, soale kasian bo Princess keluar rumah cuma kalo Ayahnya ga sibuk dinas ke luar kota. Maklum lah Temans, demi mengumpulkan segenggam berlian dan sejumput permata, Ayah Zahia seringnya Senen berangkat keluar kota (baca: ke camp yang terpencar2 mulai dari Sarawak, Sabah, ampe perbatasan Brunei), baru pulang ke rumah Sabtu ato Minggu [hiks, jablay booo]. Kemaren, kami mengajak Zahia ke Taman Bulatan dan Tanjung Piasau. Pilihan simple karena ga jauh dari rumah, selain itu Zahia juga bisa bermain sekaligus belajar mengenal alam sekitarnya.

Pemerintah Malaysia memang memperhatikan sekali kesejahteraan rakyatnya, termasuk dalam hal menjaga kebugaran dengan berolahraga dan berefreshing. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya taman2 kota nan luas dan asri, yang di dalamnya dilengkapi dengan berbagai fasilitas olahraga dan permainan. Di Miri, setau gw & Abang, ada 4 taman2 seperti ini. Salah satunya adalah Miri City Fun, tempat Zahia biasa berenang, merupakan tempat paling lengkap karena ada stadion sepakbola, lintasan lari, kolam renang, danau buatan, perpustakaan, dan taman rekreasi. Karena udah beberapa kali ke MCF, maka kami mencari tempat lain, yah supaya ada perubahan suasana ajah kan bosen kalo kesitu2 doang. Tujuan kami adalah ke Taman Bulatan, yang letaknya ga jauh dari Boulevard Mall.

Berangkat dari rumah jam 9 teng, dengan membawa 1 tas penuh berisi perbekalan perang: mie goreng seafood 1 kontainer, susis goreng, roti coklat 3 tangkep, melon, Milo dingin, oat Zahia, dan air mineral. Untuk migornya, gw masak ga menggunakan bumbu2 yang tersedia di dalam bungkus mie instan, sebab semenjak ada Zahia kami mengharamkan yang namanya MSG. So bumbu migornya yah bikinan sendiri (bawang + garem + kecap + merica). Perjalanan dari rumah ke Taman Bulatan hanya memakan waktu 20 menit. Nyampe, langsung nyari playgorund. Walopun permainannya masih ga cocok untuk anak gadis seusia Zahia (19 bulan), tapi Zahia tetap dunks semangat main, didampingi oleh AyBun. Apa aja sih mainan yang ada? Ayunan, perosotan, panjat2an, jembatan goyang, permainan2 untuk melatih keseimbangan, ada juga patung jerapah dan singa. Favorit zahia adalah main ayunan dan perosotan. Sama dunks Nak dengan Bunda yang semangat banget maen perosotannya hehehe, masa kecil kurang bahagia yah Bun? Ini dia poto2nya.


Oya, Taman Bulatan ini juga merupakan taman pendidikan karena terdapat miniatur kota. Jadi kita bisa menemukan bangunan2 yang diberi plang nama: sekolah, perpusatakaan, market, telepon umum, tempat letak kereta, tempat ibadah, etc. Jalan pun diberi penunjuk2 arah, persis kaya di jalan raya. Selain itu, disini juga terdapat danau buatan [walopun ga seindah yang di MCF], jogging track, lapangan basket, itu yang keliatan karena letaknya ga jauh dari Playgorund. Kami emang belom sempet berkeliling Taman Bulatan seluruhnya, karena luaaaassss, ada kali 2 Ha-an luasnya, dan cape kale kalo kudu disurvey satu2 [hihihi faktor M, judulnya. MALES].

Sekitar 1 jam-an disitu, kami pun cabut. Langsung nyari tempat yang wokeh untuk makan perbekalan dari rumah. Ayah dengan brilian mengajak jalan2 ke tepi pantai, yang sebenernya daerah ini merupakan Tanjung, disebut Tanjung Piasau karena diapit oleh 2 air, ga jauh dari situ merupakan tempat pertemuan antara Sungai Miri dan Laut Cina Selatan. Di sepanjang perjalanan kami bisa ngeliat kampung2 asal di Miri (terletak di seberang sungai), dan lapangan golf yang terhampar di sepanjang jalan. What a wonderful place. Setelah menemukan tempat yang strategis, Ayah menghentikan mobil. Sambil makan kami bisa ngeliat boat2 yang lewat. Zahia seneng ga ketulungan, kalo ada kapal langsung heboh deh nunjuk2. Alhamdulillah Zahia makannya lancar. Oat abis setengah, mo makan mie gorengnya juga [hebat euy anak AyBun kuat makan yang agak pedes], dan roti beberapa cuil.

Kontras. Rumah2 nelayan yang tampak kumuh, kampung asal Miri, pada bagian belakangnya menjulang gedung2 bertingkat menandakan kemodernitasan masa kini. Sedangkan di seberang sungai terbentang lapangan golf (Kelab Golf Miri), dimana orang2 yang hidup lebih dari cukup, sibuk bermesraan dengan bola2 golf dan stick nya.


Tempat piknik pilihan Ayah yang te-o-pe-be-ge-te. Parkir di pinggir jalan, mulailah menyikat habis perbekalan. Perut kenyang, mata pun terpuaskan dengan pemandangan nan menawan.







Narsis dulu aaaahhhhh


Berhubung Ayah harus sholat Jum’at, abis makan dan session narsis, kami pun langsung pulang ke rumah setelah semua bekal tandas tak bersisa. Zahia pelan2 ga kedengeran lagi suaranya, hanya mulutnya ajah yang sibuk kenyot2 (baac: nenen). Cape, Neng? Alhamdulillah yah Nak, hari ini Zahia bisa rekreasi sambil belajar mengenali banyak hal baru. Syipp deh, tar pas libur Gawai kita main2 lagi ke tempat yang lebih seru pastinya, dan tar sore seperti biasa berenang. Ato Zahia mo ke pantai? Mmmm….ocreh lah ntar kita pikirkan lagi mo jalan2 kemana. Sekarang Bunda mo beres2 tas dulu neh packing barang2 yang mo dibawa buat berenang. Dags2 Temans. Have a nice wiken yah.

Selasa, 25 Mei 2010

GUNDAH

Aku terpaku menatap Ibu mengelus perut buncitnya.Haruskah kukatakan padanya,bahwa pria yang menghamilinya,juga menanamkan benihnya di rahimku?
NB: Tulisan ini diikutsertakan dalam Kontes Fiksi Mini yang diselenggarakan oleh Mba Wi3nda

Sabtu, 22 Mei 2010

Zahia ..... + Besar ..... + Ajaib

Zahia sekarang 19 bulan. Wah ga kerasa yah Princess nya AyBun udah jadi anak gadis. Perasaan baru kemaren deh berojol dari jendela via perut Bunda. Kayanya ga lama lagi AyBun punya besan neh [apa harus pesen kebaya dari sekarang yah? Hohoho]. Yang pasti Zahia udah makin pinter ajah, ceriwis buangetz kaya emaknya [tinggal Ayah yang elus2 dada sambil geleng2 kepala menghadapi dua makhluk manis yang cerewet …. eh, tiga deng ditambah Uti], dan makin banyak kelakuannya mulai dari yang standard sampe yang ajaib dan bikin pening kepala. Contohnya apa Bun? Contohnya yah seperti ini :

1. Pilih baju sendiri

Awalnya Bunda bingung udah semingguan Zahia kalo abis mandi dipakein baju ngamuk. Lari kesana-kemari berbugil ria. Pokonya perjuangan banget deh makein bajunya. Kadang bahkan butuh waktu ½ jam baru selesai berbaju. Pernah juga sekali Zahia nangis kejer banget, ampe sesegukan, kaya mo disunat. Binun dah Bunda jadinya! Selidik punya selidik, ternyata Zahia ga mau pake ‘baju jelek’. Baju jelek disini maksudnya adalah baju sehari2 di rumah. Memang Bunda nyimpen baju Zahia di 2 tempat. Yang baju2 buat dipakai sehari2 disimpen di keranjang plastik, sedangkan baju2 perginya yang bagus2 di lemari. Sekarang, Zahia dendi banget, cuma mau pake baju yang dari lemari. Tiap pagi dan sore, sehabis mandi, Zahia udah mejeng dengan legging [Zahia punya banyak legging aneka warna loh], ga mau pake celana2 panjang dan pendek yang ‘biasa2 ajah’, plus dress ato kaos yang keren. Pilihan favorit Zahia jatuh ke warna merah ato pink. Ya ampyun Nak, Bunda ajah baru ‘ngeh’ dengan model baju dan warna2 menarik pas SMA, lah ini Zahia dari 1,5 taun udah ngerti fashion?!?! Luarrr biasa!!!

2. Dandan

Kesukaan barunya ini karena sering ngeliat Bunda pake bedak, lipstik, dan celak mata kalo mo keluar rumah ato nge-mall. So, setiap abis mandi Zahia langsung standby depan kaca, minta bedak baby ditaburin di tangannya, terus langsung deh berbedak dengan genit. Abis itu tangannya ngambil apa ajah yang ada di sekitar, dioles2in ke bibir kaya orang pake lipstik, sambil bibirnya monyong2. Kadang kalo keras kepalanya kumat, Bunda kudu ikhlas meminjamkan lipstik yang asli [hiks, lipstik Bunda sebiji udah patah jadi korban kebrutalan Zahia]. Udah gituh, Bunda baru menemukan harta karun berupa: tas strawberi pemberian dari BiCil Lulu di Bandung, yang ternyata di dalamnya terdapat jepit rambut warna pink dan kuning dengan hiasan strawberi di ujungnya yang Ayah belikan semasa mudik Taun Baru Cina ke Singkawang, dan sebuah topi piknik warisan dari Bu Cu Jamilah (adik bungsu Ayah). Weleh weleh tambah ganjen ajah Zahia dengan pernak-pernik barunya.

3. Sholat

Bunda dah pernah cerita kan kalo Zahia selalu kami dengarkan adzan dan diletakkan disamping Bunda setiap AyBun sholat berjamaah? Nah, kalo dulu kan Zahia belum begitu fasih menirukan gerakan2 sholat. Sekarang, mulai dari takbiratul ikhram, ruku’, sujud, semuanya udah bisa diikuti. Terus kalo dulu agak2 ngeri mo makein mukena Bunda karena kebesaran banget dan takut Zahia kesandung terus jatuh, maka Ayah dengan jenius melilitkan sarung dan memakaikan kerudung Bunda, sebagai pengganti mukena untuk Zahia. Tapi kalo jailnya Zahia keluar, mulai deh keluar dari saf, ngerecokin imam (baca: Ayah) ato makmum (baca: Bunda dan Uti). Mulai dari duduk di pangkuan, nyium Bunda pas lagi ruku [hehehe jadi ga konsen deh Bundanya gemes pengen nyium balik], narik2 mukena, ampe narikin telunjuk pas lagi Tahiyat. Aya2 wae si Princess mah.


4. Baca Qur’an

Dulu, sebelum bobo, Bunda disuruh nyanyi, lagu apapun mulai dari pop, dangdut, keroncong, rock, jingle2 iklan, shalawat Nabi, ato lagu2 perjuangan, secara medley, ampe bibir nyonyor. Ato kalo bosen minta dibacain buku cerita “Rori si Anjing Kecil” kesukaannya, or majalah hasil colongan Ayah dari pesawat. Sekarang, Qur’an dan Yasin Neang (baca: alm. Ibu mertua gw / Nyokapnya Abang) harus standby di tempat tidur. Sambil nenen, Bunda disuruh baca tu Qur’an. Zahia juga ga kalah dunks ikutan baca Yasinnya Neang. Was-we-wos-was-wes-wos. Anak sholehah! Tar Bunda ajarin cara bacanya yah Nak kalo Zahia udah paham huruf2 Arab.

5. Makan kerupuk, kacang, dan segala sesuatu yang berbunyi ‘kres….kres….”

Untuk urusan makan, Zahia memang dari dulu tergolong anak yang susah makan. Sekarang, setelah Bunda kasih vitamin penambah nafsu makan dari Dokter yang bentuknya kaya permen Yupi, agak ada sedikit pengaruh ke Zahia. Kadang2, kalo moodnya lagi bagus, makannya lancar tanpa diemut. Bunda sebenernya ga mau memperkenalkan Zahia dengan kerupuk dulu, karena ga ada gizinya. Apa mo dikata, pas ngeliat AyBunnya makan kerupuk ikan, langsung deh tangannya minta, sambil tak lupa melemparkan senyum andalan. Ayah kan jadi kasian liat mimik muka Zahia yang sepertinya ngiler banget pengen kerupuk, maka dikasihlah sedikit. Wedeh, sekejap ajah udah habis kerupuk di tangannya dan langsung minta lagi. Nah dari situlah semenjak ada kerupuk di meja terus Zahia liat, pasti langsung minta. Sedangkan perkenalan dengan kacang tanah baru kemaren kejadiannya karena Uti goreng kacang tanah skinless. Zahia denger Bunda dan Uti heboh makan kacang, langsung ngedeketin dan minta. Dikasih setengah, langsung digigitin sedikit2. Ok deh Honey, gapapa ko kalo mo olahraga mulut dan mengasah gigi. Tapi ingat yah, Bunda mah ga akan ngasih kerupuk ato kacang banyak2, cukup secuil ajah supaya ga penasaran. Sepakat Honey?!

6. Ada gatel2 di kulit? Tuntaskan dengan Caladine dan balsem tutup kuning
Bulan lalu, pas Ayah dinas ke Lawas, pulangnya Ayah bawa oleh2. Oleh2nya bukan makanan ato tas ato sepatu buat Bunda, tapi berupa gatal2 di leher dan wajah. Ngeri dah liat laki gw saat itu. Leher dan wajahnya menebal, merah. Yang bikin merinding dangdut setiap ngeliat, gatal2 di wajah bagian kanan itu berbentuk seperti ulet yang nempel dari leher ke kepala. Hiiihhh!! Untuk mengobatinya, saban malam Bunda kasih bedak tabur untuk gatal2 Caladine bawaan dari Indonesia [disini mah kaga ada yang jual], sedangkan kalo pagi hari Ayah ke kantor Bunda oleskan salep ajah [malu ah ngantor dengan muka kaya kesemek, tar menguap sepersekian persen kegantengan laki gw]. Ngeliat Bunda bedakin Ayah, Zahia ga mo kalah. Diambilnya tu bedak dari tangan Bunda, bantal dari tempat tidur diturunkan ke lantai, nyuruh Ayah melepas kaosnya, lalu beraksilah Dokter Zahia mengobati pasien yang kegatalan. Setelah Ayah sembuh dari gatel2, Zahia teteup ajah kekeuh ngasih bedak gatel ke leher dan wajah Ayah kalo malem. Hihihi, semangat banget yah bu Dokter yang satu itu?! Oya, untuk balsem, mengikuti kebiasaan Ayah setiap digigit nyamuk selalu mengoleskan balsem ke areal yang gatal, maka Zahia pun kalo kaki ato tangannya digigit nyamuk langsung ngambil balsem tutup kuning, yang memang Bunda simpan di atas meja rias supaya user gampang nyarinya. Bener2 like father like daughter.

7. Beres2 rumah + bantu2 pekerjaan rumah

Alhamdulillah Zahia ga nurunin bakat males emaknya, tapi mewarisi bakat cleaning service Uti. Tiap Bunda beresin tempat tidur, Zahia langsung heboh ambil sapu lidi terus pura2 nepok2 kasur [padahal sapu lidi sama Zahia masih tinggian sapunya tuh]. Liat Uti nyuci baju, Zahia bantu isi air ke mesin cuci. Pokonya pekerjaan apapun, Zahia dengan senang hati ikut meramaikan suasana, walopun yang ada bukannya tambah cepet beres malah makin lama dan berantakan. But it’s ok Sweetheart, AyBun ga ngelarang ko kalo Zahia mau mengeksplor apapun, asal bukan barang2 yang berbahaya seperti pisau. Semoga tar kalo udah gede ga luntur rajinnya. Amien.

8. Menggambar

Lagi demen banget ngejiplak tangan dan kaki. Jadi tangan / kaki Bunda ato Uti disuruh diletakkan di atas buku gambarnya, abis itu dengan serius Zahia langsung ngejiplaknya ke buku. Sering banget loh tangan Bunda dan Uti jadi belepotan stabillo, tapi gapapa lah demi anak. Nah yang Bunda sutrisno, kalo Zahia udah nyuruh Bunda ngegambar. Bukannya apa2, Bunda tuh ga bisa ngegambar. Waktu sekolah ajah hasil karya Bunda menggambar gunung, sawah, rumah, jalan, pohon, bungan, pokonya yang standard anak2 TK & SD jaman dulu, dapet ponten pas2an dari guru. Lah ini Zahia minta Bunda gambar beruang, kambing, ayam, sapi, buaya. Huehehehe, yang ada kambing bentuknya jadi beruang, beruang jadi ayam, ayam jadi sapi, sapi jadi buaya, buaya jadi pening. Nah lho?!

9. Nenen

Sebagai pamungkas, Bunda akan membahas soal nenen. Alhamdulillah Zahia sampe sekarang masih ASI, walopun udah Bunda kasih SuFor khusus untuk anak yang susye makan (rekomendasi Dokter), sehari 2-3 gelas. Makin gede Zahia malah makin nenenholic. Kalo mo bobo siang misalnya, nenen bisa ampe 1,5 jam. Malem juga gituh, kadang 1 jam masih juga belom selesai. Pokonya abis mandi nenen, abis main nenen, sambil nonton Barneny nenen [hidup nenen!] Anehnya, kalo Zahia sepertinya udah nyenyak tidur, terus pelan2 Bunda tarik tu nenen dari mulutnya, eh langsung nangis, marah2, ngamuk, ato yang parah kebangun dan alhasil ga jadi tidur. Ko bisa yah?! Padahal kaya yang udah tibra pisan tidurnya. Kecuali kalo emang ngantuk bangets gara2 kebanyakan maen nah itu nenen sebentar juga langsung grok2. Bunda ga keberatan ko Sayang, cuma kalo Zahia nenen kelamaan Bunda mau ga mau jadi ikutan ngantuk terus bobo deh, padahal kerjaan rumah masih banyak yang terlantar. Syukurnya produksi susu dari si induk sapi, yaitu gw, masih melimpah [tapi hanya bagian kanan, karena sejak umur 6 bulan Zahia ga mo nenen lagi di bagian kiri. So sekarang nenen yang kiri kempes dan menjadi jatah Ayahnya hehehe]. Ya sutralah, nikmati ajah Bund! Toh tar juga ada saatnya dimana Zahia disapih dan dengan sendirinya ga mo nenen lagi. Tul ga Temans?

Ocreh lah, sekian pembahasan mengenai Princess Zahia. Ekye mo masak dulu, ikan merah goreng tepung, plus sambel kecap. Mmmm …. jadi laper! Met wiken yah Temans. Hari Minggu mo kemana neh? Kalo gw mah ngendon di rumah ajah secara Ayahnya Zahia baru pulang tar sore dari KK. Have a nice weekend everybody.

Kamis, 20 Mei 2010

Kunjungan Ni Aki

Wedew, ga kerasa dah lambreta bambang ekye ga nge-blog. Sibyuk bo, soalnya Bapak mertua abis mengadakan SiDak (inspeksi dadakan) selama seminggu. So, demi menampilkan citra seorang menantu teladan maka gw mengharamkan untuk ngedeprok di depan internet semasa Beliau ada. Bukannya apa2, kalo udah ngetem depan lappie ga cukup cuma se-jam, iya kan penonton?? Apalagi tujuan SiDak Beliau pasti untuk mengetahui apakah gw bisa mengurus anaknya yang ganteng dan cucu pertama nan manis menggemaskan dengan baik dan benar. Wah bisa kacau tuh dampaknya terhadap penurunan image mantu teladan di depan mata mertua.

Ni Aki Zahia berangkat dari Pontianak tanggal 12 pukul 7 am menggunakan Bus DAMRI yang langsung menuju Brunei. Kenapa tujuannya Brunei, bukan Miri? Karena kalo Beliau turun di terminal Miri, lumajan jauh dari rumah. Nah kalo bus ke Brunei, Bapak tinggal turun di E-Mart, 5 menit kemudian supir pribadi merangkap anak sulung Beliau akan datang menjemput. Menurut Beliau harga tiketnya sebesar 350 rebu. Sampe di Miri (rumah kami), keesokan harinya jam 8.30 am. Beliau pulang lagi ke Ponti tanggal 18 naik Bus Asia, nyampe di Singkawang kemaren jam 8.30 pm. Selama Beliau disini, secara laki gw gawe, maka kami hanya bawa jalan2 keliling Miri (kalo hari biasa) dan Brunei (hari Minggu).

Well, karena gw belom bisa cerita banyak disebabkan gw belom nyetrika, belom nyapu, belom nyuci piring bekas makan malam, suami belom gajian, maka silahkan menikmati poto2 yang ada dulu yah Temans. Ceritanya disambung setelah commercial break berikut ini.



Zahia lagi baca majalah dengan Ni Aki


Mejeng di depan rumah. Hehehe, Pak Haji seksiy amatz?!

Ni Aki main ke Masjid At-Taqwa, Miri

Menara Cendera Kenangan (Memorial Tower), Brunei

Jerudong Park, Brunei


Piknik di Jerudong Park. Semua makanan dan minuman beserta peralatan makan (gelas, piring, mangkok, sendok, garpu) bawaan dari rumah. Hehehe, ngirit yah Jeng??

Preman boo duduknya. Anak gadis siapa hayooo??


Pintu Gerbang Masjid Jame' 'Asr Hassanil Bolkiah

Subhanallah. Masjid yang sangat indah. Atapnya berlapis emas. Untuk wudhunya menggunakan sensor tubuh (jadi ga pake buka tutup keran). Ada eskalator. Luaaaasss sekali. Subhanallah!!!

Note : Sebenernya masih banyak poto lainnya, termasuk oleh2 yang Ni Aki bawa untuk Zahia. Tapi berhubung nransfernya ke lappie Ayahnya Zahia dan belum sempat gw copy ya sutralah seadanya dulu.

Senin, 10 Mei 2010

Swimming Time

Hari Sabtu kemarin, akhirnya niat ngajakin Zahia berenang terealisasi juga. Sebelumnya, di Bintulu, sejak umur 1 taun, Zahia udah kami cemplungkan ke kolam renang. 2 bulan semenjak migrasi ke Miri, ada ajah yang bikin kami gagal maning gagal maning untuk pergi berenang, mulai dari alasan standar dimana laki gw super duper sibuk, alasan dodol seperti Ayah ngaku belum tau dimana letak kolam renang awam [makanya nanya atuh Yah!], dan beribu2 alasan lainnya yang kadang2 bikin gw senewen. Bukannya apa2, nelongso gw ngeliat Zahia, yang setiap nonton Barney dan ada adegan berenang, tu bocah langsung ngacir ke kamar, mengambil ban pinkynya dan bikini. Kalo udah dipakein tu bikini, langsung deh tangannya digerak2in dengan hebohnya di depan dada, menyerupai orang berenang gaya bebas. Wadoohhh, cucian deh kamyu Nak.

Kami berangkat pukul 4 pm [Uti diajakin ga mo ikut karena mo beberes ajah di rumah], setelah sholat ashar, packing perlengkapan renang Ayah & Zahia beserta baju gantinya, peralatan mandi, dan bikin roti 3 tangkap untuk bekal. Ga sampe setengah jam, tibalah kami di tempat yang sangat diidam2kan oleh Zahia. Wuih, excited banget deh pokonya Nona Manis anak AyBun itu. Begitu liat kolam, penuh dengan air [iyalah Bun, masa penuh duren], masih berpakain lengkap bawaannya udah pengen nyemplung. Dengan dibantu Ayah untuk megangin Zahia, selesai juga rituil mengganti baju dengan swim suit, serta tidak lupa mengoleskan lotion ke seluruh badan Zahia. Kalo Ayahnya mah tinggal perosotin celana soalnya dari rumah udah di double pake celana renang. 1.....2.....3.....byuuuurrrrr!! Seekor ikan paus jantan dan anak gadisnya kembali ke habitat. Giliran gw yang siap2 menjalankan tugas sebagai paparazzi dari Majalah Kuncung.

Kolam Renang Awam Miri memiliki 3 buah kolam. Yang 1 khusus untuk baby, dengan kedalaman ± 60 cm. Halah, pantesan ajah Zahia ogah disuruh kecipak-kecipuk, dan lebih memilih jalan mengelilingi kolam. Kolam yang di tengah khusus dewasa. Kedalamannya bergradasi, mulai dari 1,5 m ampe 3 m [kalo ga salah, soalnya Ayah ga liat tulisan yang ada di tembok dengan jelas, hanya menggunakan ilmu kira2 ajah]. Kolam yang ke-3, yang dipagari, adalah kolam khusus anak2 peserta les berenang dan murid2 sekolah yang sedang mengambil kegiatan ekstrakurikuler.

Dilihat dari ukuran, jelas kolam yang di Bintulu lebih besar. Ayah ajah butuh napas buatan dari Jeng Soes, Sang Putri Duyung, kalo renang tawaf 7x bolak-balik, dikarenakan kolamnya luas banget. Tapi di Bintulu cuma ada 2 kolam. Tiket masuknya pun lebih mahal. Di Miri, orang dewasa dikenakan charge 1 RM, baby dan anak2 50 sen, sedangkan tukang antar dan pemandu sorak ga perlu mbayar. Kalo di Bintulu, harganya 2x lipat dari charge di Miri. Lumajan kan bo setiap renang hemat 1 RM 50 sen, bisa buat beli kangkung 3 ikat. Selain itu, di Kolam Renang Awam Miri, banyak terdapat kursi2 plastik dan meja kayu dengan naungan atap payung2an dari kayu dan seng, untuk tempat para pengantar / penunggu seperti gw. Senangnya ga kepanasan. Kalo di Bintulu mah cuma ada kursi panjang dari kayu 2 biji. Kita kesorean dateng, kursi tersebut udah ditempati orang, sehingga kita harus berdiri ketika menunggu.

Biasanya, selama di Bintulu, Zahia selalu menjadi peserta termungil dan terkecil. Kali ini, kedudukannya menjadi no.2 karena ada juga baby yang berusia 2 bulan lebih muda dari Zahia, tapi dengan ukuran tubuh lebih besar [hiks!!], berenang dengan emaknya. Kemajuan apa yang diraih Zahia dalam session hari ini? Zahia udah bisa dilepas sama Ayahnya. Jadi Ayahnya sengaja ga megangin Zahia. Nah, Zahia dengan semangat langsung ngejar2 Ayah. Kadang berenang, kadang berjalan. Ayah juga mengajak Zahia berkeliling kolam. Tujuan utamanya adalah dengan membuat Zahia cape diharapkan tar sampe rumah makannya bisa banyak. Tapi apa boleh dikata, cape iya, makan mah teteup susyeee.



Hayo tebak berapa lama Zahia ngetem di kolam? Hohohoho, ga lama ko, 45 menit ajah! Ampe jari2 tangan dan kakinya kisut. Itupun keluar dari kolam pake acara ngamuk dan kudu ditarik oleh 2 orang dewasa. Ok ok, gw tau harusnya ga boleh maksa kaya gituh ke anak, tapi gimana lagi dunks. Zahia dibujuk rayu, ga mempan. Diiming2i bakalan dikasih kerupuk, diacuhkan. Dijanjikan mo diajak main mobil2an yang pake koin, tidak diindahkan. So terpaksa lah dengan cara preman. Zahia mandi di pancuran dengan Ayah [eits, jangan parno dulu! Laki gw nya mah kaga ikutan mandi berbugil2 ria di depan khalayak ramai], sedangkan Bunda berperan sebagai helper yang menyediakan sabun, shampoo, dan handuk. WHAT, MANA HANDUKNYA?? Ohmigod, ternyata eh ternyata gw lupa kaga bawa handuk!! Ok, otak brilian gw langsung bekerja. Habis mandi, Zahia gw balut dengan jubah renang bergambar strawberi pemberian dari Uti, yang sumpah deh keren banget tapi ga menyerap air. Abis itu, untuk menghilangkan tetes2 air yang masih menempel di tubuh Zahia, Bunda menggunakan baju yang tadi Zahia pake [untungnya ga kelupaan bawa baju ganti].

Selesai juga acara dandannya. Zahia sekarang rapi jali, dengan kecantikan memancar ke segala penjuru, dan harum mewangi semerbak sepanjang hari. Ya sud, gw pun merapihkan segala tetek-bengek yang tersebar dimana2. Pas lagi sibuk2 gituh, langsung lah gw sadar kalo Zahia kaga ada di sekittar. Oalala Nduk, dirimyu udah standby di tepi kolam dan siap untuk menceburkan diri [lagi??], untung Bunda berhasil mencegah tindakan tersebut. Telat dikit ajah gw bisa kena gorok sama Ayahnya.

Sambil menunggu hubby yang masih memuaskan naluri piscesnya, gw ngerumpi2 dengan remaja putri alias ABG berusia 19 taun yang lagi nungguin adik2nya berenang. 25 menit kemudian, di sela2 obrolan cerdas gw dengan remaja tersebut, mengenai kontes bayi sehat dan asal muasal Bahasa Melayu di Malaysia dan Indonesia, laki gw ga ujug2 nongol. Langsung gw berikan sandal jepit, peralatan mandi, dan baju ganti, minus handuk pastinya. Ga lama, Ayah pun kelar. Nah, sekarang Ayah udah ganteng lagi, dan kami bersiap2 untuk cabut [oya, gw sempat bertukaran nomor telepon dengan ABG itu, sapa tau ibunya ato dia niat mo beli batik2 jualan gw].

Pas keluar, ternyata ga jauh dari kolam renang ada sebuah danau buatan, dengan jembatan dan kursi2 cantik di pinggirannya. Kami bersantai2 dulu disana, sambil menikmati roti bekel dari rumah. Zahia heboh ngelemparin rotinya ke ikan [di kolamnya banyak ikan, pantesan ada sign board dilarang memancing]. Ga jauh dari situ, ada stadion dengan lintasan lari, dan aktivitas2 olahraga lainnya. Dasar ndeso, setelah sekian lama berjalan2 disitu dan menemukan map, kami baru ‘ngeh’ kalo kawasan yang bernama Miri City Fan ini memang dibangun oleh Kerajaan untuk aktivitas2 olahraga dan refreshing. Pantesan ajah tamannya ada 6 biji, yaitu: Garden of Vision, Islamic Garden, Botanical Ethnic Garden, Formal Garden, Chinese Garden, Health Garden (yang kami kunjungi baru 2, itupun yang 1 selewatan ajah). Terus disini juga ada air mancur menari, dan gedung besar yang baru kami ketahui bahwa itu adalah perpustakaan. Wah wah wah, jadi pengen kesini lagi, ato gw jadikan program rutin 2 minggu sekali bagi keluargazulfadhli. Bukannya apa2, bisa olahraga sambil berekreasi dengan keluarga di tempat yang indah, bersih, dan berfasilitas lengkap tanpa perlu mengeluarkan biaya yang mahal, alangkah mantapnya bukan?



Jam di tangan sudah menunjukkan pukul 6 pm lewat 15 menit. Perut pun mulai bernyanyi medley. Ya sud kami pun langsung kabur, karena takut kelewatan magrib. Hadoh, Zahia pake acara nangis ga mau masuk mobil pula! Udah berhasil gw masukkin ke mobil, makin ngamuk goyang2in kepala dan badannya ampe akhirnya kejedot kaca. Ya ampyun Nak, tambah besar ko malah tambah keras kepala seh Sayang? Ketauan banget jarang diajakin jalan2 sama AyBun nya hehehe. Ocreh deh Temans, sekian dulu liputannya. Walopun siaran tunda tapi teteup hangat kan beritanya?

Kamis, 06 Mei 2010

Cantik = .......... ?????

Gw memiliki orang tua yang kulitnya cukup terang. Bokap, yang asli Phillipine, seperti orang Manado, kulit putih dan mata sipit. Nyokap, lahir di Makassar, merupakan hasil produksi orang tua Jawa (Kakek dan Nenek gw asalnya dari Jawa Timur) tapi besar di Bandung, dikaruniai kulit kuning langsat. Entah kenapa, gw, anak buah cinta kasih Mamake dan Bapake, ga putih, ga juga kuning langsat, melainkan …… putih tua. Ok, Temans pasti bingung kan dengan peng-kategori-an putih tua ini seperti apa? Putih tua adalah bahasa halus supaya lebih enak terdengar di telinga buat item manis. Padahal gw asli loh anak kandung mereka berdua! Itulah kenapa hukum Mendel mengenai persilangan ga benar 100 %, menurut gw [emang kacang kapri??].

Jaman SD dan SMP dulu, gw bukan orang terhitam di kelas, dikarenakan di Cilegon banyak terdapat makhluk2 yang kulitnya lebih gelap dari gw, baik cowo maupun cewe. Pas SMA, gw migrasi ke Bandung, selama 3 taun berturut2 gw memegang top score sebagai cewe berkulit terhitam di kelas [secara cewe2 Bandung mah bening2 gituh loh]. Wow, suatu prestasi yang menakjubkan. Walopun begituh, gw teteup PD jaya, melebihi Jaya Suprana dan Jaya Wijaya. Ketika kuliah di jurusan HPT tercinta, kedudukan gw sebagai Ratu Eksotis digeser oleh Danur, seorang teman asal Garut, yang mohon maap lahir batin berwarna lebih gelap 4 tingkat daripada gw [piss yah Nur]. Sekali lagi, entah kenapa, gw ataupun Danur sangatlah PD dengan kelebihan pigmen yang kami miliki dan suka sekali dengan sesuatu yang ajaib. Misalnya, Danur hobi mengenakan jaket yang bagian leher dan tangannya nya terdapat bulu2, plus tas bulu2 juga, serasa kami kuliah di Eropa. Sedangkan gw, demen banget dengan baju2 berwarna kinclong, seperti merah dan pink.

Waktu training di Pangkalan Kerinci dulu, dari 5 cewe yang ada di GT batch 4, gw masih menempati posisi teratas dalam hal pigmen berlebih. Apalagi setelah masa training selesai, yang mana berarti selama 9 bulan kami ngendon di hutan [namanya juga perusahaan forestry], untuk menanam pokok2 Acasia, melakukan inventory untuk menetahui berapa MAI suatu kompartemen, mengamati efektivitas alat berat pada lahan yang mau dipanen, serta aktivitas2 lain yang semuanya dilakukan dari pagi hingga sore ditemani oleh matahari yang menggigit dengan galaknya, tak pelak lagi membuat kulit gw semakin terbakar. Tapi kembali lagi ke motto awal hidup gw: Naik pitam lalu marah2, Susan hitam yah ga masyalah, maka gw cuek bebek ajah. Lebih tepatnya ikhlas dan nrimo, dengan kondisi kulit gw. Toh gw tetap banyak sahabat, tetap laku di pasaran dan punya banyak penggemar [yuks mari yang mo muntah sedia kantong plastiknya dulu], dan tetap disayang oleh keluarga. Apalagi yang harus dipusingkan?

Gimana semasa kerja di Kaltim, apakah Jeng Soes masih sebagai cewe yang paling item namun manisnya luar biasa? Jawabannya tentu iya. Solanya, kerjaan gw 60 % di kantor, 40 % di lapangan. Kalo Bos gw yang orang New Zaeland udah ngajak ngecek tanaman di Estate (camp), duh bisa berhari2 gw berjemur di block. Gaswatnya gw, misalnya ngendon di kantor 2 minggu, kadar kehitaman berkurang dikiiiiitttt. Jalan ke lapangan beberapa hari, langsung deh kembali ke kulit asal. Lama dan penuh perjuangan bo buat mutihin, eh giliran ngitemin mah bentar ajah. Nasib…..nasib…..!!

Dari dulu gw suka amaze dengan teman2 gw yang kesurupan dengan obat pemutih atau melakukan suntik putih. Kaya waktu di Bandung, banyak temen2 gw yang kulitnya jauuuuhhhh lebih putih dibandingkan gw, tapi hobi beli krim2 pemutih. Mending kalo krim nya dari Dokter sehingga kandungan obatnya bisa dipercaya, ato produk dari kosmetika2 ternama, lah ini asal beli krim apa ajah, yang produsennya antah berantah, entah tu krim ber-merkuri ato ga, yang penting bisa membuat kulit cerah dalam tempo seingkat2nya. Banyak dari mereka yang takjub dan bangga dengan krim yang efeknya cepet itu. Oleskan krim, dalam jangka waktu beberapa hari berikutnya kulit muka akan ngeletek2, proses pengeletekkan memakan waktu kurleb semingguan, lalu muka menjadi lebih mulus karena digantikan dengan kulit baru. Begitu seterusnya berulang2. Yang pasti krim itu menimbulkan ketergantungan serta bersifat sementara. Gimana ga, wong kalo ga pake krimnya muka mereka kembali ke warna kulit asalnya, bahkan seringkali lebih gelap dari awalnya. Banyak juga temen2 gw yang ga puas dengan krim2 pemutih, tancap gas untuk melakukan suntik putih. Weleh2, kalo gw mah ogah! Wong suntik yang jelas2 berguna untuk kesehatan seperti Hepatitis ajah gw parno banget, dan pake acara nangis bombay waktu disuntiknya, apalagi cuma buat kecantikan. Ga lah yau!!

Siapa seh perempuan yang ga pengen tampak cantik? Semua pasti menjawab pengen. Bagi orang2 yang memang dikarunia oleh Sang Pencipta wajah yang elok rupawan, body aduhai, dan kulit terang secerah muka PNS nerima gaji 13 ato karyawan terima bonus tahunan, tanpa perlu mengikuti Take Me Out, pasti banyak laki2 tanpa paksaan rela menyerahkan dirinya kepada Sang Perempuan tersebut. Tapi harus diingat bahwa kecantikan fisik bukan segalanya, dan definisi cantik itu sendiri kan relatif [jelek yang mutlak, kata orang loh hahaha]. Meskipun relatif, entah mengapa cantik menurut pendapat cowo, laki2, pria di Indonesia berdasarkan hasil survey gw terhadap temen22 gw yang kacrut rata2 jawabannya hampir sama. Dan beginilah hasil surveynya:

Putih

Putih ini berada di urutan pertama, ditulis dengan huruf kapital dengan tinta hitam yang tebal, lalu diberi garis bawah. Rata2 temen2 gw bilang kalo cantik itu relevansinya ke kulit putih. Nah inilah imbas dari kolonialisme, secara 350 taun kita dijajah Belanda. Makanya ga heran kalo makhluk2 yang seperti Noni2 Belanda adalah makhluk2 yang definitely cantik 100% [menurut mereka].

Contoh Kasus :
Ada temen gw waktu jaman SMA, namanya Dita, manis bukan main, permen lollipop ajah lewat. Tapi dasar yah cowo2 ga berperi-kehitaman, mereka masih ajah ngomong begini:
Gw : (menatap terpesona) “Ih, Dita manis yah bo”
Cowo2 : (tampang mupeng, menjawab dengan kompak) “Cakep seh, tapi sayang item”
Cowo2 : (menimpali) “Coba kalo putih, pasti sip bangetz!”
Gw : (ngamux) “Lo pikir lo semua tuh putih dan ganteng apa?! Ngaca dunks!! Dasar selera kompeni!! Dimana2 cantik yah tetep cantik, mo putih mo item. Kata siapa kalo orang item tuh ga cocok dibilang cantik?? Ada gituh undang2nya?? Bla-bla-bla-grok-grok-grok-ngak-ngik-nguk-tuing-tuing ………… &*^%@)@$%!#@*”
Cowo2 : (berpandang2an karena ngeri liat singa betina ngeluarin taringnya, ambil kipas, mulai ngipasin gw yang berasap)

Rambut Lurus

Gw yakin seyakin2nya bahwa iklan2 shampoo dan produk2 kecantikanlah yang memegang peranan penting dalam menamkan definisi cantik adalah memiliki rambut lurus, ke otak cowo2 yang korsleting. Gw bener2 herman deh. Bukannya apa2, gw pernah liat pilemnya Demi Moore [judulnya lupa]. Disitu Beliau tampil dengan kepala botaknya, dan tetep cantik menawan, menurut gw. So what gituh loh dengan sesuatu yang namanya rambut? Emang kalo botak ato kribo ga bisa tampil cantik?

Contoh Kasus :
Percakapan gw dengan seorang sahabat gw di teater, Piir namanya.
Gw : “Eh Crut, lo kalo punya cewe maunya yang model gimana?”
Piir : “Yang cantik dunks pastinya. Kulit putih, rambut lurus panjang. Jadi kan bisa gw belai2 rambutnya.”
Gw : “Emang kalo panjang tapi keriting kenapa?”
Piir : “Ga ah, kalo keriting mah ga cantik”
Gw : (cari benda tajam, lalu merajam Piir sampe menggelepar tak berdaya)

Body Gitar Spanyol

Dari jaman Fir’aun ampe SBY, di dalam maupun luar negeri, kecantikan wanita selalu ajah direpresentasikan dengan nomor2, entah itu ukuran payudara, pinggul, dan sebangsanya, yang menurut gw sangat2 ga sopan. Sampe2 ada istilah “Kutilangdarat” [= kurus tinggi langsing dada rata]. Idih, emang kaum hawa itu sejenis aves apa?!?!

Contoh Kasus:
Lagi kumpul2 sama temen2 cowo yang berjumlah 10 orang di sebuat taman di Kampus Baranang Siang tercinta. Taman ini letaknya amatlah stratergis buat ngeceng karena dikelilingi oleh kelas2 dan depannya ada kantin. Kebetulan saat itu gw cewe sendiri.
Seorang temen bernama D : “Woii, arah jam 10. Gile, muka okeh, tapi bodinya sangar bo. Tukang pikul kale”
9 orang cowo kacrut : (dengan kompak ketawa kebahak2 sampe keselek)
Gw : (mengeluarkan tampang drakulwati, memandang satu per satu teman gw dengan judes) “Eh lo2 pada tuh hobiiiii banget ngatain cewe2 yang liat. Dari tadi perasaan ga ada yang bener. Ada yang cantik tapi agak2 berisi dibilang tukang pikul. Ada yang bodinya ocreh surudut tapi lo bilang muka pas2an buat makan. Lo pikir lo2 semua itu seganteng Leonardo Di Caprio apa? Gw jadi penasaran tar lo2 pada dapet bini bentuknya kaya gimana?!?!?!
10 orang cowo kacrut : (kabuuuurrrrrr takut kena bantai)

Betis Langsing

Gw masih mencari korelasi antara betis dan kecantikan, dan masih ga nemu jawabannya ampe sekarang. Emang kalo misalnya mukanya secantik Dian Sastro tapi betisnya segede batang mangga bisa luntur kecantikannya? Binun dah gw!

Contoh Kasus :
Gw dan beberapa teman GT yang cowo lagi mejeng di SKA Mall, Pekanbaru. Kami nongkrong2 di Solaria sambil memperhatikan orang2 yang lewat.
Temen berinisial C : “Gile…..liat deh yang barusan jalan pake baju biru. Muka gw kasih point 9, tapi betis 4”
Gw : “Emang what’s wrong dengan betisnya?”
Temen berinisial C : “Wedew, ngeri ah betisnya, saingan ama tukang becak”
Gw : (berasa pengen jambak rambut temen gw itu plus nyabutin bulu2 kakinya kalo ga sadar bahwa kami sedang berada di Public Area, yang mana gw bisa ditangkap petugas keamanan jika melakukan tindakan brutal seperti itu)

Well Temans, itu baru 4 point dari survey gw terhadap teman2 cowo yang otaknya keblinger. Tapi ternyata, saat gw ketemu lagi dengan mereka di dunia maya seperti pesbuk atopun bertatap muka langsung, kebanyakan dari mereka, para komentator itu, pacaran ato merid dengan cewe2 yang sama sekali ga mendekati definisi mereka tentang kecantikan ideal di mata mereka sendiri. Banyak pula dari mereka yang justru mendapatkan pacar / istri yang ‘tertutup’ (baca: berjilbab). Padahal jaman dulunya justru suka sama cewe yang seksi2.

Kadang kala, saat sekolah atopun kuliah, kita memang menginginkan punya pasangan yang cantik / ganteng, keren, tinggi, berbadan ok, rambutnya bagus, dan segala sesuatu yang berbau2 kelebihan fisik. Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, dan perkembangan otak yang mulai menuju kewarasan, gw rasa fisik bukan lagi menempati urutan pertama. Coba deh gw tanya sama yang wanita, mau gituh dapet cowo setampan Tom Cruise tapi ga punya pekerjaan tetap dan suka nyiksa? Ato yang laki2, mau ga punya istri sebohai Pamela Anderson dengan wajah Sandra Dewi, tapi matrenya luar biasa? Gw yakin pasti jawabannya adalah tidak. Ketika menginjak gerbang pernikahan, kecantikan hati lah yang lebih dicari. Seperti laki gw, bersyukur banget dapet bini yang eksotis plus pandai memasak plus jago ngebersihin rumah plus pinter ngurus anak plus gemar menabung plus tidak sombong [pasti yang baca udah niat ngelempar gw pake gayung].

So buat Temans yang belum merid, terutama yang cewe2, ga usah minder dengan keadaan fisik kita. Mo putih tua, mo putih muda, mo jangkung, mo pendek, mo betisnya segede bagong, mo semlohai, mo gemuk, mo kaya papan, tenang ajah. Insya Allah jodoh ga akan kemana, dan yakinlah bahwa Sang Pengatur akan menghadirkan pasangan yang terbaik, jika saatnya sudah tepat, menurut-Nya. Buat cowo2 yang belum merid, think twice dalam memilih calon istri. Bersyukur kalo emang dapet paket kombo yang lengkap : cantik luar dalam. Tapi jika disuruh memilih satu ajah, maka pilihlah yang ‘dalamnya’ benar2 cantik. Jangan sampe dapet boneka manekin, luarannya ok tapi dalemnya kosong melompong.

Tentang Awards

Oya, thanks buat Mba Reni yang udah ngasih awards kepada Bunda Zahia. Thanks yah Mba. Maap baru sempat dipajang awardsnya. Dan awards ini gw teruskan kepada semua Temans yang berada di list friend keluargazulfadhli. Sok atuh ditampi sadayana.

Senin, 03 Mei 2010

Dan Akhirnya Kami Pun Tahu

Weleh2, ampir seminggu ekye kaga nge-blog, posting, maupun maen2 ke blog tetangga. Bukannya sok sibyuk Temans, tapi dari Jum’at ampe Minggu laki gw tercinta ada di rumah, hal yang sangat jarang2 terjadi secara Abang hobi banget dinas luar. Long weekend neh ceritanya (Jum’at Abang ambil replacement leave karena mo nemenin gw Pap Smear, Sabtu libur Labour Day). Terus Senin dan Selasa kebetulan gawe di HQ ajah, ga pergi ke camp. So selama ada Abang, gw betul2 ga ada waktu deh buat ngenet, lagian bagus waktunya dipake buat mesra2an dunks [piwittt….!!]. Terus ngapain ajah Jeng wikennya? Yuks mari gw akan mulai ceritanya.

Hari Jum’at, jam 9 am gw, Abang, dan Zahia pergi ke Klinik Kerajaan. Tujuannya bukan buat imunisasi ato nimbang BB Zahia, tapi Pap Smear piranti ‘kewanitaan’ gw, untuk yang ke-2 kalinya setelah melahirkan [selanjutnya papsmear akan gw singkat dengan PS]. Di Malaysia, perempuan yang sudah melahirkan, atau belum melahirkan tapi aktif berhubungan seks, selama 3 taun berturut2 wajib kudu harus musti melakukan PS, setelah itu PS berikutnya per 3 taun sekali. Saat kami datang, Klinik belum begitu ramai. Abang langsung menuju konter buat bayar, karena kalo non-citizen kan dikenakan charge 15 RM, sementara gw ngasih makan Zahia. Eh ternyata untuk PS sama sekali tidak dipungut bayaran alias gretong [kalo di Indonesia PS bayar berapa yah?]. PS disini diikuti juga dengan pemeriksaan2 lainya (1 paket), seperti: tes urine dan darah, penge-check-an payudara, ECG, serta pemeriksaan paru2. Dan gw garisbawahi lagi, semuanya tidak dipungut bayaran alias gratisssss. Mantaps bukan?

Berikut adalah urutan2 pemeriksaan yang gw jalanin:

1. Lokasi : Makmal / Laboratorium
Tujuan: cek urine dan darah
- Karena ga bawa urine dari rumah, maka gw disuruh pipis dulu [ga usah ditanya yah pipisnya dimana, yang penting bukan di celana]. Botol untuk menyimpan urine nya dipinjamkan oleh seorang Nurse yang baik hati. Setelah itu, di lab dilakukan pengecekan warna urine, apakah warnanya normal ato tidak. Alhamdulillah hasilnya bagus / normal.
- Berikutnya adalah tes darah, diambil dari jempol tangan. Oleh petugas lab darah dicampur ke dalam reagen (kalo ga salah reagennya adalah HCl 0,1 M), utuk diketahui berapa Hb nya (haemoglobin). Alhamdulillah hasilnya juga bagus, yaitu 13,5 satuannya lupa. FYI, Hb normal untuk wanita dewasa adalah 12 - 14.

2. Lokasi : Ruangan Ibu dan Anak
Tujuan : PS.
- Nunggu giliran dulu, dapet nomor 4. Sepuluh menit kemudian tibalah giliran gw.
- Pertama2 gw diintrogasi oleh Nurse untuk mengisi data2 yang diperlukan, misalnya: nama, umur, alamat, nomor telepon, nomor rekening [boong!], kewarganegaraan, menggunakan kontrasepsi atau tidak, kalau pake KB [disini disebut perancang keluarga] ditanya KB nya apa, dll.
- Setelah itu, Nurse mempersiapkan kaca preparat, yang nantinya akan dioleskan dengan sample lendir dari rahim gw.
- Seorang pasien yang manis serta gemar menabung, yaitu gw, disuruh naik ke tempat tidur, mengambil posisi mengkangkang seperti orang mo beranak, lalu Nurse memasukkan alat yang terbuat dari plastik, bentuknya seperti mulut bebek, ke onderdil gw. Beuh, jangan ditanya gimana perasaan gw saat itu, deg2an bangets. Lalu tiba2 terdengar suara “kraaaakkkk” yang lumayan kencang. Tau ga seh bo, saking saktinya ilmu Banten yang gw peroleh dari Kakek gw, mulut bebeknya ternyata patah. Ajegile Neng, kuat amatz!! Yang ada Nurse nya ngamuk dan berkata “Puan, tolong jangan Puan melawan, alat ini lunak saja, dan jika Puan melawan jadinya patah macam itu”. Iye iye Mbakyu, gw kan nervous teramat sangat, so mana bisa rileks.
- Setelah menghirup nafas dalam2 dan baca Ayat kursi 7x [emang mo ngusir hantu?], gw pun akhirnya bisa rileks. Langsung Nurse memasukkan lagi mulut bebeknya, dan hanya dalam hitungan detik selesai lah proses PS yang awalnya bikin gw parno tingkat tinggi dan panas dingin ga karuan. Serius deh, ga sakit dan ga berasa sama sekali, asalkan kita rileks. Padahal banyak tuh yang bilang kalo PS rasanya ngilu lah, sakit lah, kayak digigit semut lah, ujan becek ga ada ojeg lah. Tapi Alhamdulillah gw mah fine2 ajah [halah, ngaku ajah deh San kalo tadi ketakutan bangetz! Mana malu2in banget pake acara debus segala mecahin alat dengan onderdil!].
- Hasil PS keluar bulan depan.

3. Lokasi : Bilik Dokter
Tujuan : pemeriksaan payudara, paru2, dan jantung
- Horeeee, Dokternya perempuan, berjilbab pula. Senangya hatikyu. Ga kebayang deh kalo Dokternya cowo, karena kan kudu buka2an. Hiiii, atut!! Dokter langsung menyuruh gw baring di tempat tidur, dicek ketiga organ yang gw sebutkan di atas.
- Alhamdulillah payudara dan paru2 ok. Untuk jantung, Dokter menyuruh untuk melakukan ECG (Electro Cardio Graphy), agar hasilnya lebih akurat.

4. Lokasi : Bilik ECG
Tujuan : Merekam aktivitas elektrik jantung
- Pertama2, seluruh perhiasan emas yang gw pake harus dipretelin, agar tidak mempengaruhi hasil rekaman. Dalam posisi berbaring, Nurse memasang alat2 EKG di bagian tangan, kaki, dan dada.
- Proses perekaman berlangsung selama 3 menit-an ajah. Setelah itu gw disuruh kembali menemui Dokter untuk pembacaan hasilnya.

Saat gw memberikan hasil EKG kepada Dokter, Beliau hanya mengernyitkan dahinya, lalu menyuruh gw untuk melakukan EKG ulang. Wah, gw udah curiga neh pasti ada apa2 dengan hasilnya. Tapi karena Dokternya nyuruh ngulang dulu, yo weiss gw balik lagi ke bilik EKG [laki gw ga masuk ke ruangan, sibuk kasih makan Zahia di ruang tunggu. Cuma Abang nanya kenapa ko bolak-balik mulu kaga selesai2]. Gw mengetuk pintu, Nurse nyuruh masuk. Setelah gw ceritakan apa yang diperintahkan Dokter, dia lalu bertanya kepada Nurse yang sepertinya lebih senior apakah gw perlu di EKG ulang atau tidak, sebab mereka sebelumnya melakukan 2x EKG terhadap gw (yang pertama ternyata mereka rekam 2x). Nurse senior bilang ga usah, kasih ajah yang hasil rekaman ke-2. So, ga lama kemudian, gw kembali lagi ke tempat Dokter.

Benar dugaan gw, bahwa ada yang ga beres dengan jantung gw. Dokter ga memaparkan banyak, Beliau hanya bilang bahwa hasilnya menunjukkan T-abnormality, maksudnya adalah T inversion / terbalik, yang kemungkinan besar terdapat sumbatan / block di jantung. Dia bilang gw lemah jantung, dan saat itu juga gw harus dibawa ke Hospital dengan ambulan. Jegerrrr! Gw kaget banget ngedenger penjelasan Dokter, apalagi laki gw ga ikut masuk ke dalam ruangan ini. Memang seh, udah 1 mingguan ini gw suka ngerasa berdebar2 ga juntrungan, apalagi kalo malem (kalo pas lagi nidurin Zahia), jangka waktunya lumayan lama ½ - 1 jam. Ditambah riwayat Bokap gw yang punya kelainan jantung bawaan.

Bingung, ga percaya, sedih, blank, semua perasaan campur aduk di kepala gw. Laki gw berusaha untuk tenang dan berpikiran jernih. Akhirnya, diputuskan Abang pulang dulu ke rumah jemput Nyokap gw sekalian mengambil pakaian dll karena takutnya gw harus menginap di Hospital (kebetulan jarak rumah dengan Klinik Kerajaan deket ajah, cuma 7 menit-an pake mobil dah nyampe), sedangkan gw dan Zahia naik ambulans. Sebelumnya, gw dipasangin infus, dikasih obat untuk 3 biji, yang 1 berupa puyer, yang 1 obat yang harus disimpan di bawah lidah, yang 1 lagi pil. Oya, selain gw, di dalam ambulans ada 1 pasien Kakek2 yang juga diinfus. Kami hanya berpandang2an, tanpa bicara sepatah kata pun. Gw, sambil nenenin Zahia yang alhamdulillah sepanjang perjalanan ga rewel dan akhirnya tertidur, udah dirasuki pikiran aneh2. Semua yang melintas di kepala gw merupakan bayangan yang buruk2. Tapi gw berusaha untuk tegar, dan mengembalikan kewarasan gw pada tempatnya. Sambil terus berdzikir dan memangku Zahia yang bobo dengan nyenyak, akhirnya kami pun sampai di Hospital.

Gw ditempatkan di emergency. Disitu ada sekitar 8 tempat tidur, yang isinya rata2 Nenek2 dan Kakek2 semua. Gw sampe2 ngerasa sepertinya gw salah jurusan deh, wong cuma gw yang paling muda dan segar bugar. Beliau2 itu kondisinya macam2, ada yang terbatuk2 dengan hebatnya, ada yang terbaring lemah tak berdaya, ada yang bolak-balik ke kamar mandi ditemani anaknya karena baru diberi Dokter obat yang mungkin efeknya membuat orang pipis2 mulu. Kakek2 yang barengan dengan gw di ambulans langsung ditangani Dokter, karena mungkin kondisinya parah. Sambil menunggu Abang dan Mama datang, gw sibuk memperhatikan Nurse, Dokter, dan pasien2 yang ada di ruangan itu. Zahia mah masih bobo, soalnya ngantuks bo tadi bangunnya kepagian.

Abang dan Mama dateng ½ jam kemudian. Emak gw masuk duluan ke ruangan, karena di emergency 1 pasien hanya boleh didampingi oleh 1 orang. Tampak kecemasan di muka Beliau. Gw pun menceritakan kronologis kejadiannya, sambil meminta Nyokap untuk tenang ajah, dan berdoa ga ada apa2. Di tengah2 obrolan, Zahia bangun, dan langsung digendong sama Utinya. Kemudian mereka keluar, bergantian dengan Abang. Abang datang membawa biskuit dan air minum, karena tau bininya pasti dah kelaperan berat. Setelah gw dan Abang sholat dzuhur, makan (beli di kantin), akhirnya tiba juga giliran gw untuk diperiksa Dokter. Dokter belum mau menjelaskan apa2, hanya bertanya apakah sebelumnya gw demam, sakit menelan, mengalami pembengkakan kelenjar getah bening yang di leher, batuk2, sesak napas, dan sakit di bagian dada. Gw jawab tidak, semuanya ga gw alami, hanya berdebar2. Dokter kemudian menyuruh gw untuk X-Ray dada dulu, agar bisa mengetahui ukuran jantung gw. Dengan menggunakan kursi roda, gw diantar Abang pergi ke ruangan rontgen. Lepas baju, ganti dengan pakaian yang tersedia disitu, jeprat-jepret, pake baju lagi, selesai lah acara pemotretan gw pada hari ini. Hasilnya keluar 10 menit kemudian. Sungguh cepat dan ga pake lama prosesnya.

Gw menyerahkan hasil rontgen kepada Dokter, dengan perasaan yang ga karu2an, sampe2 gw harus berusaha keras untuk memunguti hati gw yang tercecer dan berserakan, dan menatanya kembali sambil tetap tersenyum. Laki gw menggenggam erat tangan gw. Dokter bilang:
1. Ukuran jantung gw normal, hanya saja fungsinya kurang bagus
2. Terlihat ada block
3. Dokter belum bisa memastikan mengenai block ini, sehingga harus diadakan tes2 lanjutan untuk lebih memastikan kondisinya
4. Gw diperbolehkan pulang, dengan dibekali 3 jenis obat, yaitu obat kolesterol (Lovastin 20 mg), obat cair darah (Acetylsalycylic Acid 300 mg), dan obat maag (Ranitidine 150 mg)
5. Tanggal 24 Mei, ada pengambilan darah untuk mengecek : Ca 2+ / Se creat; T4 / TSH; FLP; FBS. Gw diharuskan berpuasa dari pukul 12 malem agar hasilnya bisa maksimal
6. Tanggal 3 Juni dilakukan pemeriksaan jantung dengan alat yang lebih canggih [gw lupa nama alatnya], lanjut dengan bertemu dengan Dokter Pakar (spesialis jantung)

Yup, apapun yang terjadi, seperti laki gw katakan, bahwa gw harus bersyukur. Mensyukuri bahwa kami bisa awal2 mengetahui kondisi jantung gw, bukannya ketika amit2 yah .... misalnya terjadi serangan jantung. Sehingga bisa dilakukan treatment2 pencegahan agar hal2 yang tidak diinginkan tidak terjadi. Temans, minta doanya yah. Tapi sekali lagi, gw sekarang sedang berusaha untuk menata hati kembali, belajar ikhlas, tidak mengeluh, dan berusaha yang terbaik untuk kesehatan diri gw sendiri, seperti memperbanyak olahraga, makan2an sehat dan alami, istirahat yang cukup, dan berpositif thinking terhadap segala sesuatu. So Temans, saran gw, terutama bagi yang memilki orang tua penyakit2 keturunan kaya jantung, darah tinggi, diabetes, hayo mari sekarang juga melakukan medical check-up. Jangan sampe segalanya terlambat. Juga buat kaum wanita, sok atuh di cek kesehatan piranti lunaknya dengan Pap Smear. Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Dan kalo bukan kita, siapa lagi yang akan peduli?