Selasa, 04 Oktober 2011

Lokomotif Jaminan Sosial

Meski kesadaran untuk mengakses jaminan sosial dan asuransi di kalangan masyarakat masih tergolong minim, bahkan hanya diketahui oleh dua persen dari penduduk Indonesia, Direktur Utama PT Jamsostek (Persero) Hotbonar Sinaga mengaku tidak akan berhenti untuk terus meningkatkan sosialisasi. Terutama terkait program dan manfaat dari program-program jaminan sosial yang ada. Seperti iklan yang dilakukan oleh adira asuransi kendaraan terbaik Indonesia.

Sebagai salah seorang pakar dan praktisi asuransi berpengalaman di Indonesia dia menjelaskan, sosialisasi tentang program dan manfaat jaminan sosial kepada masyarakat diperlukan karena juga sebagai ajang edukasi. Apalagi untuk tenaga kerja, misalnya, jaminan sosialnya sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992.
"Karena, pada prinsipnya, tidak ada keadilan sosial tanpa jaminan sosial," kata pria kelahiran Cipanas, Jawa Barat, 20 Mei 1949, ini yang juga merupakan guru besar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Jamsostek sendiri akan terus memperluas manfaat dan perlindungan dari program jaminan sosial untuk tenaga kerja. Dengan ini, tidak mustahil jika Jamsostek menjadi salah satu badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) terbaik di kawasan Asia Tenggara. Saat ini Jamsostek memiliki peserta aktif sepuluh juta pekerja.

Jika mengacu pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), pengelolaan Jamsostek sudah dilakukan dengan prinsip nirlaba. Jamsostek tidak lagi membayarkan dividen dan mengembalikan keuntungan yang diperoleh untuk manfaat kepesertaan.

"PT Jamsostek siap menjadi lokomotif pelaksanaan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan terus memperluas kepesertaan dan meningkatkan manfaat program jaminan sosial," tutur Ketua Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI) ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar