Senin, 11 Januari 2010

Nikah Koboy

Berapa banyak seh perempuan di dunia ini yang dilamar sama seseorang yang bukan pacarnya via email? Berapa banyak seh orang2 yang nentuin tanggal nikahnya berdasarkan perhitungan cutinya banyak pihak? Berapa banyak seh calon penganten pria datang ke tempat calon penganten perempuan yang beda pulau, 2 hari sebelum hari-H? Berapa banyak seh pasangan yang sama sekali ga melakoni tradisi menjelang merid seperti perawatan pra-nikah, siraman, malam midodareni, dll, tapi langsung tancap ke tujuan? Meskipun gw ga tau jawaban berdasarkan data yang akurat dari pertanyaan2 di atas, tapi gw tau pasti bahwa gw dan hubby adalah salah sau dari makhluk2 aneh itu, yang menikah dengan gaya koboy ala kadarnya.
Gw ga pacaran dengan Ayahnya Zahia (selanjutnya akan gw sebut dengan panggilan kesayangan: Abang). Karena apa? Karena gw pacaran ama orang laen, Abang pun seperti itu.

Assalamu'alikum Wr Wb.
Dengan Bismillahirahman nirrahim aku melalui email ini bermaksud MELAMARMU untuk kujadikan ISTRIKU.
Malam ini untuk terakhir kalinya aku membuka email dan berkelana di internet, karena besok pagi udah akan kembali ke camp (masa off berakhir).
Apapun keputusan dan jawabanmu tidak akan merubah sedikitpun perasaanku dan jalinan ini. semoga Allah memberikan segala kemudahannya kepada kita semua. Amien.
Jazakumullah khairan katsira.
Wassalamu'alaikum wr wb.
Zulfadhli. HM

Ketika gw dilamar via email yang isinya seperti gw tulis diatas [sangat pendek dan tanpa tedeng aling2], gw justru berfikir bahwa si pengirim yang notabene adalah sekutu gw dalam hal mengkomentari orang lain [kami memiliki hobi yang sama dan tidak beradab tentunya hehehe] sedang dalam keadaan sinting berat dan pastinya salah sasaran. Kenapa sinting berat? Karena itu tadi, gw lagi dalam kondisi punya pacar, Abang pun begitu. Lalu kenapa salah sasaran? Mungkin ajah karena mengirim email dalam keadaan mengantuk maka salah untuk memasukkan email address yang dituju.

Setelah gw mengkonfirmasi kepada yang bersangkutan via sms, ternyata Abang membenarkan bahwa email tersebut diujukan untuk gw, dilakukan dalam keadaan sadar, 100 % sehat wal’afiat ga kekurangan sesuatu apapun, dan telah diputuskan matang2. Uhmmm, secara tiba2 gw diserang oleh ribuan pertanyaan:
“Kenapa gw?” …..
“Kenapa dia?” ………
“Apa betul dia orangnya?”
“Harus gimana?” …………
Dan lain2 ……. Dan sebagainya …….
Gw brulang kali menghirup nafas dalam2. Mengeluarkannya perlahan2. Begitu terus berulang kali seperti ending gerakan senam SKJ waktu SD, sampai akhirnya gw bisa mencerna kejadian ini.

Hari2 gw berikutnya dipenuhi dengan malam2 panjang penuh tahajud & sholat hajat. Minta diberi petunjuk mana yang terbaik untuk menjadi suami dari seorang perempuan yang keras kepala, judes bukan main, sompral mulutnya, banyak makannya, dan kuli kelakuannya [yoi….itulah gw!]. Gw mengikhlaskan sepenuhnya pada Allah SWT, karena gw yakin Dialah Sang Maha Tahu. Jawaban itupun akhirnya datang sodara2. Bukan lewat mimpi. Bukan juga surat. Jawabannya secara implisit terbaca jelas dari tingkah laku+gerak-gerik+perilaku orang2 tersayang di sekeliling gw, yaitu Nyokap, Ua, Tante, Kakak Sepupu, Om, Bibi, Nenek, Kakek, dan semua keluarga besar.

Jadi ceritanya ketika gw bawa 2 kandidat Mr. Right itu ke hadapan Nyokap & keluarga besar, lalu keduanya menjalani rangkaian proses yang panjang mulai dari psikotes-interview awal-interview dengan user [mo ngelamar kerja yah Om??], seluruh juri secara bulat memilih Mr. Zulfadhli HM. Tapi tentu ajah Beliau2 mengembalikan keputusannya kepada gw. Sebelum gw memberikan jawaban, Nyokap menanyakan kenapa Abang memilih gw sebagai calon istrinya. Abang menjawab bahwa dia memilih gw karena Allah. Takjub banget gw ngedenger jawaban Abang, sehingga tanpa gw sadari mulut gw dengan semangat 45 menjawab IYAAAAAA MAUUUUUUU [ih jadi malu sendiri kalo inget2 waktu itu abis lagak gw malu2 kucing garong boooooo].
Nyokap pengen orang tuanya Abang datang untuk “minta” gw secara langsung, maka disepakati bahwa ortu Abang akan ke Jakarta. Tentunya lamaran ini hanya dilakukan oleh orang tua kami coz baik gw maupun Abang udah balik ke habitat masing2, Abang di Sanggau - Kalimantan Barat dan gw di Tidung Pala - Kalimantan Timur. Penetapan tanggal menikah pun dipilih berdasarkan kapan semua pihak bisa cuti, karena kami sependapat bahwa semua hari adalah baik.

Abang melamar gw di 1 Syawal 1429 H. Kami menikah 3 bulan kemudian pada 9 Muharram 1429 H (19 Januari 2008) di Cilegon. Munduh mantu diadakan di Singkawang 1 minggu setelah itu, yaitu tanggal 26 Januari.
Persiapan pernikahan yang tergolong mepet waktunya itu dipersiapkan seorang diri sama Nyokap, mulai dari cottage tempat prosesi akad nikah & resepsi diadakan, catering, dekorasi, tukang rias pengenten, music, MC, dll. Dua jempol buat Nyokap sang event organizer handal (apalagi Nyokap sempet masuk Siloam untuk operasi pembetulan urat saraf di punggung_maap neh gw ga tau istilah kedokterannya apa). Oya sodara2, Nyokap bukannya autis, tapi karena sodara2 kandungnya bertebaran di Jakarta dan Bandung, plus semuanya bekerja, jadi Nyokap di Cilegon dibantu sohib2nya untuk prepare semua ini.
Gw datang 7 hari sebelum hari-H, dan dengan dodolnya malah asyik kongkow2 ama temen2, bukannya melakukan perawatan2 seperti luluran dll. Abang dan rombongan datang 2 hari menjelamg hari-H (hari Kamis), itu juga sore baru sampai di Cilegon karena pesawatnya delay. Keesokan harinya (Jum’at) diadakan pengajian kecil2an mengundang tetangga kompleks. Hari Sabtu siang pukul 13.30 akad nikah di cottage Sari Kuring Indah, malamnya resepsi mulai pukul 19.00-21.00 WIB dengan tamu undangan sekitar 300 orang. Habis resepsi kami pun masuk ke kamar pengantin; mulai melepaskan jepit, peniti, dan bunga yang bertebaran di kerudung gw; melepaskan kebaya pesta; menghapus make-up yang tebal teramat sangat; sholat Isya; lalu tidur karena tepar. Eeeehhh ….. tar dulu …. Mana cerita malam pertamanya?? Huehehhe …… yukkkksss mariiiiii ….. bablas angine ….. !!!!
Honey moon nya kumaha Jeng?? Secara gw & Abang udah dikejar2 jadwal cuti yang dah mo abis, jadi bulan madunya di …… RUMAH AJAH [wadoowww, ini ga sempet ato ngirit?]. Meskipun tanpa acara2 spesial kaya di sinetron2 yang pergi ke Bali ato Singapore ato Cangkurawok (kampung kecil di dekat IPB Dramaga), teteup ajah kalo yang namanya sama laki2 yang udah sah buat jadi temen tidur mah asyik2 ajah. Serasa di surga tau hihihi.
Menikah adalah suatu bentuk ibadah. Dengan menikah berarti kita menyempurnakan agama kita. Menjadikan halal segala sesuatu yang tidak halal (baca: haram). Menyatukan jatah rezeki 2 orang. Memperdalam ilmu management secara gratisan. Dan gw pun bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada gw: suami tercinta yang mencintai gw teramat sangat, ga neko2, nrimo, pekerja keras, tipikal “family man” sekali, dan paham betul cara yang tepat buat menjinakkan gw. Mengenai prosesnya, ternyata pacaran after merid tuh mantapz bangets. Bisa langsung eksplor teori yang diperoleh tanpa takut tambahan dosa. Akhirnya Sang Koboy pun berbahagia. The End.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar