Temans tentu masih ingat pepatah jaman Indian kuno ini: “Buah strawberi masam rasanya, apalah arti sebuah nama”. Yup, mungkin bagi sebagian orang di muka bumi, nama hanyalah nama, hanyalah panggilan terhadap si pemilik nama. Tapi bagi gw sendiri nama teramat sangat penting, karena nama merupakan doa dari orang tua. Juga harapan agar di kemudian hari Sang Anak bisa seagung, sebagus, sepenting, sehebat, sekeren, sekece, nama yang disematkan. So, gw dan Om Zul sudah bersepakat bahwa nama anak kami kelak, jantan ataupun betina [ayam kalee], harus memiliki arti yang luar biasa, tentunya berinisial ZSN (baca: Zulfadhli Susan Noerina).
Pencarian nama anak dapat dikategorikan pekerjaan GGS. Gampang Gampang Susyeee. Percaya deh, masih lebih sulit bin susyee ngebasmi koruptor di Negara kita tercinta, yang sepertinya kaga akan pernah tobat sampe akhir jaman [maapkan saya Pak SBY karena sangat pesimis dan tidak memiliki keyakinan terhadap semua janji2 pemberantasan korupsi dari mulut Bapak]. Beberapa cara yang lazim ditempuh dalam rangka menemukan bakal calon nama si buah hati yaitu:
1. Beli buku kumpulan nama, versi aseli, bukan potokopi ato potobox [hehehe jadi inget jaman dulu]. Pelakunya pasti orang2 bermodal.
2. Minjem buku kumpulan nama punya temen, tetangga, sodara, Pak RT, Pak Lurah, serta aparat desa laennya. Pelakunya pasti orang2 bermodal dengkul.
3. Menggunakan kecanggihan teknologi berjudul internet. Pelakunya pasti orang2 yang lulus pelajaran baca tulis, pluz mampu mengcopy-paste tulisan dengan baik.
4. Bertanya kepada sesepuh keluarga, misalnya : orang tua, mertua, Ua, Bibi, Paman, Aki Nini, Eyang Buyut. Pelakunya pasti menjunjung tinggi nilai2 kekeluargaan seperti tercantum tercantum dalam Dasadarma Pramuka.
5. Bertanya kepada orang yang dikagumi, contoh : tokoh masyarakat, artis pujaan hati, guru ngaji, polisi, apapun asal jangan politisi. Pelakunya pasti cinta damai [maksud lo Say??].
6. Bertanya kepada rumput yang bergoyang. Pelakunya pasti gila!
7. Semedi 40 hari nunggu wangsit di bawah pohon toge, cabe, tomat, kucai. Pelakunya pasti kaga bisa manjat pohon yang tinggi macem pohon kelapa.
Nah, kalo Jeng Soes sendiri milih cara nomer berapa?? Mmmmm, secara ekye + laki kopet bin meredith, maka dapat dipastikan kami menggunakan cara yang tidak merogoh kocek sedikitpun. Begini kronologisnya, Temans.
… BABAK PERTAMA …
Juli 2008
Lokasi : Toko Buku Gramedia, Megamall Pontianak
Sepasang suami istri kece memegang buku berwarna cover hitam putih, berjudul ‘Kumpulan Nama Bayi Muslim’ [sori lupa nama pengarangnya], seharga 25 rebu rupiah. Dengan mata juling pecicilan ke kiri-ke kanan-ke depan-ke belakang, mereka mengedap2 pergi mencari tempat sepi. Saat dirasakan situasi aman terkendali, tiada aral merintang, dibukalah plastik pembungkus buku nan kinclong bestari. Tindakan anarkis telah terjadi sodara2! Tanpa belas kasihan si pasutri menodai buku yang masih perawan, belum terjamah oleh siapapun.
½ jam kemudian, kedua pelaku kriminalitas menyeringai sedap. Mata mereka bertatapan penuh cinta, jemari saling meremas, senyum mengembang selebar karung beras. Akhirnya perjuangan tanpa modal usai sudah. Target ditemukan. Yup, mereka sudah menemukan nama untuk calon buah hati
Oktober 2008
Lokasi : Hospital Nyabau, Bintulu, jam 00.45 dini hari
Bayi merah berparas cantik yang lahir pada usia kandungan 32 minggu itu dibawa dari Operation Theatre oleh Nurse berpostur ngimud2 kaya marmut makan jeruk purut, menuju SCN (Special Care Nursery). Sang Ayah yang sedari tadi menunggu di depan pintu ruangan OT langsung ngintilin Nurse ke SCN, sedangkan Emak masih syibuk syuting adegan penjaitan perut.
Sampe SCN, baby disimpen ke box, dipasangkan alat2antah berantah karena Dokter hendak memantau kondisi kesehatannyanya (apakah paru2 bisa bekerja dengan baik, apakah jantung bermasalah / tidak, dll). Setelah semua kelar, Sang Ayah membisikkan qomat di telinga mungilnya, lalu berkata “Selamat datang di dunia, ananda Zahia Shahmin Najla. Ini Ayah. Bunda masih di ruangan operasi, Insya Allah nanti siang bisa ketemuan”
Zahia umur 1 hari |
Adapun arti nama bidadari kami, hasil curi2 baca di Gramedia 3 bulan yang lalu adalah:
Zahia = cantik, cerdas
Shahmin = putri
Najla = yang bermata indah, yang baik keturunannya
… BABAK KEDUA …
Sepanjang Maret - Juni 2011
Lokasi : Miri, Marudi, Lawas
Si empunya telur dan empunya kecebong selama 3 bulan terus-menerus berjibaku di jagat maya. Dengan semangat membara, setiap ada kesempatan, kami searching kanan kiri, ngintip depan belakang, ampe mata kesemutan gara2 kelamaan memandang layar lappie. Kala berdinas liar ke Marudi dan Lawas pun Om Zul teteup istiqomah mencari wangsit. Alhamdulillah, saat kebuntingan gw memasuki usia 8 bulan, mamake dan bapake yang labil ini berhasil mencari kata mufakat.
Agustus 2011
Lokasi : Hospital Miri
Jeng Soes berhasil menyelesaikan show pada dini hari ituh seorang diri. Setelah pertunjukkan usai (baca: veggie udah dijait, baby udah check in di SCN akibat grunting cry), jam 4 am lebih sedikit gw langsung mengirimkan kabar ke seantero dunia
From : +60128507xxx
To : +60128734xxx (Nyokap tercinta )
+628152254xxx (Bapak mertoku di Singkawang)
+628159977xxx (Ua di Jakarta)
+6287875758xxx (Ua di Tambun)
+628122138xxx (Om & Tante di Bandung)
+628121210xxx (Om &Tante di Cilegon)
de-el-el-de-es-te [panjang boo kalo ditulis semua]
Dear Mom, Bapak, Ua, Tante, Om semua. Alhamdulillah telah lahir putri kedua kami di Miri Hospital jam 3.04 am. Berat 2,95 kg. Panjang 48 cm. Nama Zafira Sayeeda Naazneen. Semoga menjadi putri yang sholehah. Thanks atas doanya.
Zafira umur 1 hari |
Adapun arti nama bidadari kami yang kedua adalah:
Zafira = yang sukses / berjaya, berhasil mendapat apa yang diinginkan
Sayeeda = pemimpin / penguasa
Naazneen = cantik
Nah, gimana dengan lika-liku perjuangan Temans dalam mencari nama untuk si buah hati?? Dan apa arti nama dikau sendiri??
Note :
# Sejarah nama Susan Noerina, 'Susan' diambil dari kata sungsang, secara ekye kaki dulu yang nongol ke dunia. Sedangkan 'Noerina' adalah gabungan dari 2 nenek gw (ortunya Bokap dan Nyokap), Nenek Rinten Siti Nur'aeni (diambil 'Nur' nya) dan Grandma Rina Apollona.
# Sejarah nama Susan Noerina, 'Susan' diambil dari kata sungsang, secara ekye kaki dulu yang nongol ke dunia. Sedangkan 'Noerina' adalah gabungan dari 2 nenek gw (ortunya Bokap dan Nyokap), Nenek Rinten Siti Nur'aeni (diambil 'Nur' nya) dan Grandma Rina Apollona.
# Temen gw jaman gawe di kaltim dulu, Mas Bayu namanya, karena kecintaan teramat sangat terhadap pulau2 di Indonesia, maka anak pertamanya dinamakan Borneo (dimana istrinya berasal), sedangkan anak kedua diberi label Java (doski orang Jawa tulen).
# Ada juga kasus nama si anak jadi sepanjang rel kereta, akibat terlalu banyak titipan dari banyak pihak. Seperti nama anak temen gw, panggil saja Mawar. Emaknya pengen kasih nama ‘Arief’, mertuanya ngotot harus dikasih embel2 ‘Wicaksana’, lakinya pengen juga si anak bawa nama doski yaitu ‘Subrata’, dan Mawar sendiri punya cita2 bahwa kelak jika punya bayi harus dikasih nama ‘Pamungkas’. Maka, setelahrapat pleno berbulan2 dan tidak ditemukan kesepakatan, demi tidak mengecewakan seluruh stake holder yang terlibat, maka digunakanlah semua nama ituh: ‘Arief Wicaksana Pamungkas Subrata’. Dan saat Mawar meng-smskan nama anaknya ke gw, dengan dodol gw ngomong: “Say, bukannya Arif sama Bijaksana (versi Indo dari ‘Wicaksana’) tuh artinya sama??” [untung gw ga dilempar ulekan sama emak & mertuanya si Mawar].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar