Hhhmmmmm, ngomongin cinta emang ga pernah ada habisnya. Cinta ibarat infeksi virus dengue yang semarak di musim penghujan. Sensasinya lebih dahsyat dari ledakan bom di Hiroshima dan Nagasaki, lebih membara dari wedhus gembelnya Merapi, lebih asoy dibanding dapet arisan kala belom gajian. Maka beruntunglah setiap insan yang dihinggapi cinta. Dan gw merasa sangat beruntung saat sang cinta mengundang penghulu dan beberapa saksi untuk menghalalkan hubungan ini pada suatu ikatan suci. Tugas selanjutnya yang tak kalah berat terbentang di depan mata, yaitu menjaga agar cinta selalu bersemi, setiap hari, tanpa henti. Maka sebagai forester, kami akan membagi resep silvikultur cinta ala keluargazulfadhli.
Jenis spesies : Susan noerina sp.
Zulfadhli mastur sp.
Spacing : Zero spacing, kedua jenis spesies di atas ditanam tanpa menggunakan jarak tanam (baca: serapat2nya)
Tahapan silvikultur cinta :
1. Persiapan Lahan (Site Preparation)
Bertujuan untuk mempersiapkan lahan (baca: mahligai rumah tangga) agar dapat menjadi media yang baik sehingga spesies (baca : Jeng Soes & Om Zul) yang ditanam dapat tumbuh sehat dan normal. Kegiatan ini membutuhkan keikhlasan dan ketulusan.
2. Pengendalian Gulma (Weeding Before Planting)
Bertujuan menyingkirkan segala jenis gulma (contoh: tunggul sisa, rumput pendek di permukaan tanah maupun yang membelit, semak belukar, alang2) agar pertumbuhan tanaman pokok tidak terhambat atau tersaingi dalam memperoleh faktor yang mengoptimalkan pertumbuhan seperti air dan unsur hara. Kegiatan ini membutuhkan kesabaran, kepercayaan, dan saling pengertian.
3. Penanaman (Planting)
Bertujuan menanam bibit ke lapangan, baik dari hasil pembibitan secara generatif (benih) ataupun vegetatif (teknik mencangkok, menyambung, stek pucuk, kultur jaringan). Kegiatan ini membutuhkan pengabdian tanpa batas, karena sejak ditanam hingga waktu panen kelak membutuhkan waktu bertahun2, bahkan berpuluh tahun, tergantung spesies itu sendiri (dan ketetapan Sang Maha tentunya).
4. Pemeliharaan (Maintenance)
Meliputi kegiatan penyiangan (membebaskan tanaman pokok dari tanaman pengganggu), penyulaman (tanaman yang mati atau tidak sehat disulam dengan bibit baru), pengairan, pemupukan, penunggalan (pemangkasan batang yang kecil2 agar batang utama dapat tumbuh maksimal). Kegiatan ini membutuhkan ketelatenan dan kesetiaan.
5. Pemanenan (Harvesting)
Bertujuan mengambil kayu secara manual (dilakukan oleh manusia) maupun mekanis (dilakukan oleh alat berat seperti harvester, excavator, skidder, debarker, dll), untuk kemudian diolah di pabrik. Kehati2an sangat diperlukan disini karena faktor resiko kecelakaan sangat besar, misalnya tertimpa pohon akibat teknik penebangan yang tidak tepat. Kegiatan ini membutuhkan kerja keras dan doa.
Wokeh deh, sekian tips ala rimbawan yang bisa dibagikan kepada khalayak ramai. Buat Mba Anies dan suami, met milad pernikahan yang ke-5 yah Jeng. Semoga bahagia dunia akhirat, barokah, dan selalu dalam lindungan-Nya. Amien. Buat Temans semua, have a nice wiken Cyiiiinn.
*Silvikultur : ilmu tentang pembudidayaan pohon hutan atau ilmu pembinaan hutan, misal tentang penanaman, pemeliharaan, pelestarian hutan, dan merupakan dasar dari ilmu kehutanan (http://kamusbahasaindonesia.org/silvikultur)
Tulisan ini saya ikutsertakan di acara 5th Anniversary Giveaway: Ce.I.eN.Te.A yang diselenggarkan oleh zoothera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar