Selasa, 20 Desember 2011

Kita Semua Menghitung Hari !

Senin 19 December 2011 pukul 03.30 am : Telah berpulang ke rahmatulllah Nenek kami tersayang Hajjah Galuh Mintarsih dengan tenang di Sanggau Kapuas Kalbar. Semoga segala amal ibadah dan amal Almarhummah di terima oleh Allah SWT dan di berikan ketenangan di dalam kuburnya.

Nenek gw tersayang emang sudah tiada beberapa hari yang lalu. Seorang lagi insan yang sangat dekat dengan gw telah pergi. Kepergian ini sebetulnya sudah gw duga sejak awal karena beliau sudah sepuh (umur pastinya sampe sekarang belum pasti) tapi kalo di itung dari anak yang tertuanya + usia beliau menikah maka dapat di pastikan usia nenek gw tersebut sudah lebih dari 80 tahun. Beliau gak mengalami masalah kesehatan, tetapi seminggu sebelum wafat emang beliau sudah gak mau makan dan minum lagi dan terpaksa menggunakan sistem medis saja. Kepergian beliau dengan sangat tenang dan gak membuat banyak orang susah sangat membuat gw semakin ikhlas. Dari 7 bersaudara (kalo gw gak ngawur) maka Neang Ina gw ini adalah yang terakhir di panggil oleh Yang Maha Kuasa, anak-anak beliau juga sudah 4 orang yang wafat termasuk Ibunda gw. Maka secara umunya Neang Ina gw ini termasuk panjang umur.

Dalam adat istiadat masyarakat melayu Sanggau Kapuas maka gw memanggil nenek gw tersebut dengan istilah Neang Ina. istilah ini hanya di gunakan oleh keturunan ningrat kesultanan Melayu Sanggau kapuas. Neang gw tersebut membawa gelar "Galuh" dan terlahir dari rahim seorang ibu bernama Utin Sri Kandi. Gw juga gak faham kenapa nama neang gw menggunakan Galuh sedangkan semua anaknya menggunakan gelar Utin, seperti almarhumah Ibunda gw Hajjah Utin Nengrumwati.

Pada saat ini gelar kebangsawanan ini sudah mulai pudar di makan usia seperti halnya juga dengan kasus gw, karena Ibunda gw merid dengan keturunan biasa saja / rakyat jelata maka gw gak berhak menggunakan gelar karena mengikut kepada garis darah Bapak / Ayah.

Banyak sekali kenangan gw dengan Neang Ina yang mungkin cucunya yang lain gak pernah mengecapinya. Gw masih ingat sekali ketika gw berumur sekitar 8 tahun ikut dengan neang menyusuri & mendayung sampan dengan bang wan (bertiga aja) menuju kebun kelaurga di setawar sekitar 2 jam mendayung sampan. Kemudian ketika gw sudah kuliah di Fahutan Untan dan libur kuliah gw maen ke rumah neang dan beliau mengajak gw pergi ke rumah keluarga di Entinuh gak jauh dengan Entikong (perbatasan Indonesia - Malaysia). Kemudian gw juga masih ingat sekali ketika masih SD sering maen kartu remi dengan beliau di Singkawang. Beliau juga sangat pandai membaca syair melayu kuno dan gw sangat kagum dengan kemampuan beliau yang pernah mengecapi sekolahan Belanda.

Neang Ina gw menikah dengan kakek gw yang kemudian gw panggil dengan Neang Abah. mereka berdua masih ada hubungan darah alias pernikahan antar keturunan bangsawan. Neang abah gw bernama Haji Abang Mas'ud. Abang ini adalah trah bangsawan melayu Sanggau dan kalo kita lihat di Sarawak maka kita juga mengenal TYT Sarawak Abang Muhammad Salahuddin. Kemungkinan besar ada hubungan darah antara kesultanan ini dimasa dahulu kala. Untuk informasi saja TYT adalah Tuan Yang di per Tua Negeri ato selevel dengan Sultan untuk negeri Sarawak.

Semenjak meninggalnya Neang Abah pada 1995, maka dengan kesepakatan keluarga maka Neang Ina hijrah bersama keluarga kami di Singkawang. lebih dari 8 tahun Neang bersama kami di Singkawang yang kemudian beliau secara tiba2 minta pulang ke Sanggau karena rindu dengan kampung halamannya dan sejak itu gak mau lagi menetap di Singkawang and ingin menghabiskan sisa usianya di Sanggau Kapuas.

Neang Ina Hajjah Galuh Mintarsih, Selamat Jalan..... Insyaallah Allah SWT akan membalas segala amal ibadah dan budi baik mu selama engkau hidup di dunia fana ini.
Bulan December seakan akan semakin penuh dengan kenangan. 22 December adik gw yang nomor 4 Eni Kartini akan Milad yang ke 21, Alhamhummah Ibunda juga lahir di 27 December, Adik yang nomor 3 Sri Wahyuni juga lahir 31 December & Neang Ina wafat 19 December...... akhirnya tanggal 19 menjadi tanggal pamungkas lagi.... karena 19 adalah tanggal kami menikah dan juga nomor rumah di Pontianak.... apakah ini kebetulan...???

Do'a ku selalu menyertaimu Neang Ina... semoga engkau tenang di sana dan bisa berkumpul kembali dengan Neang Abah, Ibundaku tersayang, Cen, Pak Ngah dan Ibu Neng yang sudah lebih dahulu menghadap yang pencipta... Akhirnya.... sekali lagi gw tersentak akan kuasa Illahi dan ketentuannya... maka sesungguhnya manusia itu hanyalah hidup sementara dan siapapun akan mati pada akhirnya. Hanya waktu yang akan menentukan kapan itu akan tiba dan sebelum itu tiba apakah kita sudah siap sepenuhnya?.... Dengan mengucapkan Al-Fatihah semoga Allah SWT menerima segala amal ibadah dan kebaikan semua leluhurku dimasa yang lalu dan menghapus segala dosa yang telah mereka perbuat... Amiiinn...



Miri - Sarawak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar