Minggu, 11 Desember 2011

Mungkinkah Wisata Kesehatan di Indonesia ?

Apakah sodara-sodara masih ingat dengan kasus Prita Vs RS Omni International? Bagaimana ujungnya?.... semua sudah tahu pastinya. Trus apakah sebetulnya yang membuat orang2 menengah keatas rela menghabiskan banyak rupiah ke RS yang bertaraf International? Apakah emang betul bahwa RS yang ber”label” International akan membuat kita tenang & nyaman?
Ini adalah kartu kesehatan / berobat gw dan semua tentang sejarah pengobatan dan obat yang digunakan tercatat rapi di dalam ini. Sejarah ini penting untuk pengambilan tindakan selanjutnya ketika terjadi masalah / sakit. Kartu ini kalo bepergian harus di bawa dan kita bisa gunakan di seluruh pelosok Malaysia, karena SOP kesehatan mereka merekam secara online, sebagai contoh ketika bini gw melahirkan dan gak pergi ke Polyclinic Tudan, maka di tanggal 01 Syawal 1432H kemaren beberapa bidan datang ke rumah lo dan bertanya kenapa gak ada pergi ke klinik, karena data dalam system mereka menyatakan bahwa Susan sudah delivered, akhirnya mereka yang datang ke rumah. Susan sudah mengalami ini 2 kali yang pertama ketika 2 bulan berturut2 gak ke polyclinic, karena kami sebenarnya pergi ke clinic DR. Theo (klinik swasta yang buka hari minggu).
Polyclinic Tudan dan kalo di Indonesia ini selevel dengan Puskesmas lah.. tetapi di sini sangat lengkap dan banyak sekali dokternya, komplek ini juga di lengkapi dengan quarters bagi staff dan dokter di bagian belakang dan samping kiri clinic. Clinic ini juga di lengkapu dengan USG, EKG, ambulance 3 units, laboratorium, etc. Kalo di Indonesia ini udah kayak RSUD. Ketika susan di diagnosa ada masalah dengan T inversion ini pertama kali terdeteksi di Polyclinic ini.

Sign board tentang Deposit yang harus di bayarkan dan ini returnable dan lihat di bagian kanannya khusus untuk foreigner (sayang fotonya jelek alias gak mutu).
Dan ini adalah sign board tentang charge kamar  berdasarkan kelas dan jenis / status pasien. Sangat clear dan sebagai informasi aja bahwa semua pasien akan di simpan di kelas 3 kecuali atas permintaan pasien dan kalo pindah kelas maka semua charge akan berubah di hitung sejak dari tanggal masuk ampe keluar. Foto ini juga sayang sekali kabur alias buram
Banyak sekali pertanyaan akan hal ini yang pastinya mengelayut dalam kepala dan lubuk hati kita. Mari kita lihat liputan reporter TV1 RTM di Johor yang melakukan survey ke berbagai RS yang ada disana baik milik pemerintah maupun swasta… dan cukup mencengangkan… sebagai Negara bagian paling ujung selatan di Peninsular Malaya… ternyata banyak sekali warga Singapore yang berobat di Johor Bahru, ada juga pasien yang di wawancara berasal dari Medan SUMUT dan juga negara2 Timur Tengah. Kenapa ada orang Singapore lebih preferred untuk berobat di Johor dan gak di negara mereka sendiri? karena di Johor lebih murah dari Singapore.

Kenapa bisa seperti itu ya???... ada beberapa alasan yang jika di simpulkan adalah seperti ini. Sebagai RS yang profesional mereka memberikan  Convenience, Fast Service & Quality. Ada beberapa orang yang di tanya dan memberikan jawaban yang hampir sama.

Bagaimana di Indonesia? Banyak sekali complain dari berbagai kalangan dan “ketidakbecusan” pengelolaan RS yang berakibat fatal dan salah tindakan oleh paramedis. Banyak sudah kasus pasien kemudian mati dan cacat permanent karena salah diagnosa, salah treatment, lambat penanganan, ddeeelleeelll… jutaaann alasan….

Malaysia ingin sekali meniru Singapore yang sudah jauh lebih maju dalam pengelolaan pasien dan keluarga pasien sebagai tourist yang cukup potensial. Sampai saat ini setidaknya ada beberapa pintu utama untuk pesakit luar negeri yang Sangat preffered untuk berobat di Malaysia :
1.      Pulau Pinang (PENANG) : merupakan tempat berobat yang Sangat paporit bagi warga Sumut & Riau
2.      Johor Bahru : sangat di sukai warga Riau
3.      Melaka (MALACCA) : merupakan destinasi pilihan utama bagi pasien Riau & Sumut
4.      Kuching : Pilihan utama kalangan menengah & atas dari Kalimantan Barat
5.      Tawau & Kota Kinabalu (Sabah) : Merupakan pintu paling timar yang meresponse pasar dari wilayah Kalimantan Timur (wilayah utara Kalimantan).

Setidaknya ada 5 pintu utama masuknya warga Indonesia yang ingin berobat di Malaysia.

Apa sebetulnya keungggulan berobat di Malaysia :

  1. Relatif murah. Sebagai contoh setiap foreigner yang masuk dan mendaftar di RS / polyclinic di Malaysia (punya pemerintah / kerajaan) hanya perlu bayar 15 ringgit saja. Kemudian setiap treatment yang lainnya akan di charge secara berasingan. Contohnya gw udah beberapa kali melakukan general check up di Polyclinic Tudan (biasanya gw lakukan setiap 6 bulan sekali). Cukup bayar 15 ringgit maka gw bisa mengetahui hasil laboratorium setidaknya 30 jenis test dan juga konsultasi dengan dokter berwajah Pakistan (dr. Haider) plus obat kolesterol untuk di konsumsi selama 3 bulan….. bayangkan kalo harus beli di Indonesia untuk obat kolesterol (Lovastatin) untuk persediaan 3 bulan. 
  2. Transparant. Segala tindakan akan di sampaikan kepada keluarga pasien dan segalanya transparant. Pada sesi kunjungan / jam besuk kita boleh bertanya panjang x lebar x tinggi kepada dokter panel / pakar yang bertugas di ward / bangsal berkenaan dan kecenderungannya mereka sangat ramah dan bersedia menghabiskan waktu cukup panjang dengan keluarga pasien.
  3. Integral. Segala tindakan medis yang berlaku dalam lingkungan RS bersifat satu atap dan jaringan kerjasamanya bersifat online sehingga segala sesuatunya menjadi cepat dan mudah. Contohnya jiia berlaku bleeding dan perlu darah maka gak perlu tunggu darah, de..ell.eeell.. karena mereka yang akan mengurus semuanya untuk kita. Obat yang akan di pakai untuk pasien juga akan mereka urus semuanya dan pada akhirnya nanti baru kita akan mendapatkan payment claim baru deh kita tahu berapa grand total yang harus kita lunasi. Dan perlu diingat… setiap kita pulang biasanya akan di berikan resep obat / prescription dan kita harus mengambil obat ini di counter pharmacy dan ini adalah Gratis alias udah included dalam payment yang kita selesaikan. Based on our experienced waktu bini gw melahirkan & miscarried kemudian kedua-dua anak gw juga harus phototherapy maka dalam payment bill hanya ada tulisan treatment yang harus dibayar dan gak ada sama sekali biaya obat2an… alias udah dimasukin dalam biaya treatment.  
  4. Canggih. Nah ini juga salah satu kelebihannya… pemerintah selalu me-release informasi / berita mengenai up grading seluruh fasilitas kesehatan menjelang 2020 (2020 adalah tahun target Malaysia untuk keluar dari status Negara berkembang dan menjadi Negara maju dan akan sejajar dengan US, Canada, dll). Jadi dapat dilihat dari berbagai kecanggihan dalam sarana dan prasarana yang ada. Dan alhamdulillah kami juga udah menikmatinya.
  5. Nyaman & Tenang. Malaysia sampai saat ini masih menggunakan jasa Dokter Contract dari berbagai Negara seperti China, India & juga gak ketinggalan Indonesia. Perkhidmatan / pelayanan dari para dokter2 antara bangsa ini juga mendongkrak rasa persaingan antara paramedic local & internacional untuk berbuat yang terbaik. Mereka sadar sekali dengan kondisi pasien yang memang sangat memerlukan perasaan tenang dan nyaman ketika di treatment. Di beberapa RS sudah disediakan sebuah hall / function yang memang di khususkan buat keluarga pasien yang jauh dan gak bisa pulang ke rumah. Sebagai notice bahwa pihak RS sangat strict dengan jam besuk / jenguk loohh.. kalo udah habis masanya maka kita akan diperingatkan dengan keras pake TOA / pengeras suara bahwa jam besuk sudah tamat dan anada diminta keluar. Setelah itu maka satpam yang berjaga di setiap pintu depan ward juga akan masuk dan menyapu sisa2 penjenguk yang masih bandel and gw sering sekali di paksa keluar oleh satpam.
  6. Quality. Salah satu factor kesembuhan adalah sugesti dan ketika kita yakin ada quality di RS di Malaysia maka insyaallah akan semakin mempercepat proses recovery. Tetapi memang harus di akui RS di sini berkualitas. GW gak berani membandingkan dengan RS di Indonesia… tar gw kena raja mama menkes dan para medis di Indonesia… yang ingin gw sampaikan adalah memang di sini ada Quality… seperti orang sering “bilang ada barang ada harga”
  7. Rekreasi & Wisata. Nah ini juga nilai lainnya… bagi yang sakit mungkin emang akan lebih mudah sembuh dan bagi yang ngantar si sakit juga akan bias liburan / rekreasi untuk melihat2 kota.. jadi yang jaga si sakit juga gak stress karena melulu harus menjaga pasien…. Malaysia untuk sampai saat ini (to date - 2011) udah berhasil mendatangkan 24 juta tourist dari mancanegara. Dengan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang lebih baik mereka berupaya untuk mendongkrak lagi pertumbuhan sector pariwisata. Bagaimana dengan Indonesia. Sejauh yang gw ketahui kita baru bisa menembus angka 7 juta tourist untuk 2011 (kalo gw salah tolong di koreksi loohh). US sudah lebih dari 60 juta tourist… Jumlah penduduk Malaysia hingga hari ini sekitar 27 juta saja dan tourist yang masuk ke negara mereka udah hampir sama dengan jumlah populasi mereka.

Setidaknya ada 7 alasan mengapa wisata kesehatan itu ternyata bisa di kembangkan menjadi sumber income dan ternyata orang sakit juga adalah salah satu sumber inspirasi untuk lebih kreatif dalam meningkatkan pendapatan domestic bruto Negara.

Jadi, mungkinkah kita “memanfaatkan” orang sakit menjadi sumber pendapatan? Mungkinkah juga paramedic & RS di Indonesia mampu bersaing di kancah global? Atau kita memang hanya mampu untuk pergi berobat ke luar negeri dan gak mampu membangun opinion dan kenyataan bahwa sesungguhnya Indonesia bisa? Ataukah memang RS dan sarana kesehatan lainnya hanya untuk orang miskin dan gak mampu, sedangkan orang seperti Nunun Nurbaeti, Nazaruddin, Gayus tambunan, dan para anggota PKI (Persatuan Koruptor Indonesia) lainnya dengan suka hati mereka pergi berobat ke luar negeri?

Ternyata akhirnya gw bergumam dalam hati…. HANYA TUHAN YANG TAHU ….. kapan itu akan terjadi....


Miri – Sarawak
… Ayah Double Zee …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar